Sukses


Persebaya Angkat Bicara: Mempertanyakan TC Jangka Panjang Timnas Indonesia, Takut Pemain Dicaplok Lagi

Bola.com, Surabaya - Persebaya Surabaya mulai merasa waswas dengan agenda Timnas Indonesia pada 2023. Pasalnya, ada dua event tahun ini, yakni Piala Dunia U-20 dan SEA Gamesang akan digelar Mei 2023.

Dua agenda itu sebenarnya berlangsung setelah BRI Liga 1 2022/2023. Akan tetapi, manajemen Persebaya mengkhawatirkan kebiasaan Timnas yang menggelar pemusatan latihan jangka panjang. Itu berpotensi membuat Persebaya terancam kehilangan banyak pemain.

Di Timnas Indonesia U-20, ada dua pemain Persebaya yang dipanggil, yaitu Marselino Ferdinan dan Aditya Arta Nugraha.

Sedangkan Timnas Indonesia U-23 yang akan diterjunkan ke SEA Games, belum ada pemanggilan. Namun, melihat skuad Persebaya yang didominasi pemain di bawah 23 tahun, besar peluang akan dipanggil banyak pemain.

2 dari 6 halaman

Pertanyakan Kebijakan

Manajer Persebaya, Yahya Alkatiri, menyampaikan keresahannya terkait kebijakan PSSI soal pemanggilan pemain Timnas Indonesia yang kerap merugikan klub.

“Persebaya meminta PSSI untuk menjalin komunikasi dengan klub terkait program timnas, terutama pemusatan latihan jangka panjang. ” kata Yahya Alkatiri dalam rilis yang diterima Bola.com, Rabu (1/2/2023).

“Di negara-negara maju, juga di negara-negara Asia yang sepak bola maju, TC jangka panjang sudah ditinggalkan. Liga dan kompetisi adalah tempat yang paling pas, untuk mengakselerasi skill pemain timnas,” lanjutnya.

3 dari 6 halaman

TC Lama Tak Efektif

Yahya berpendapat Timnas Indonesia sudah sangat lama menggunakan metode TC jangka panjang untuk mempersiapkan pemainnya. Namun, Tim Merah Putih tetap kesulitan untuk bersaing di level Asia Tenggara.

Kali terakhir juara SEA Games pada 1991. Di ajang Piala AFF, bahkan tidak sekali pun juara. Terakhir di Piala AFF tahun lalu, Indonesia tersingkir di babak semifinal.

Persebaya meyakini liga dan kompetisi adalah tempat terbaik bagi pemain untuk mengembangkan diri. Contoh di Persebaya sangat banyak. Di antaranya Rizky Ridho dan Marselino yang bisa menembus timnas dalam usia sangat muda.

Mereka bisa mencapai level permainan seperti saat ini, karena mendapatkan kepercayaan dari tim pelatih Persebaya masuk tim senior yang tampil saat usia mereka belum genap 20 tahun. Bahkan, Marsel sudah masuk tim senior ketika baru berusia 16 tahun.

“Persebaya bisa memiliki banyak talenta muda berbakat, karena menyelenggarakan Liga Persebaya. Ridho, Marsel, dan pemain-pemain muda berbakat lainnya lahir dari kompetisi yang teratur,” tegasnya.

4 dari 6 halaman

Aturan FIFA

FIFA sebagai payung sepak bola internasional, sebenarnya memiliki aturan tegas soal pemanggilan pemain dari klub untuk kepentingan timnas. FIFA, dalam hal ini sangat mendukung agar pemain semaksimal mungkin membela klub di liga masing-masing.

Itu dituangkan dalam salah satu pasal di Statuta FIFA, bahwa klub hanya diwajibkan melepaskan pemain ke timnas, apabila dalam rangkaian FIFA Matchday. Jika tidak dalam rangkaian FIFA Matchday, maka klub bisa menolak pemanggilan pemainnya oleh timnas.

”Persebaya mempertimbangkan untuk tidak mengirimkan pemain ke timnas, jika PSSI dan pelatih timnas tidak menjalin komunikasi yang baik dengan klub. Tidak mencari win win solution,” ucap Yahya.

“Bahkan, Persebaya bisa saja mengambil sikap, hanya mengirimkan pemain untuk timnas dalam rentang FIFA Matchday, atau saat liga break,” ancam pria berusia 39 tahun tersebut.

5 dari 6 halaman

Klub Jadi Korban

Persebaya terseok-seok di BRI Liga 1 akibat absennya Rizky Ridho dan Marselino Ferdinan. Mereka mengikuti agenda TC selama Desember hingga Piala AFF 2022 yang digelar akhir tahun lalu.

Setelah dua pemain itu bergabung dengan klub, Persebaya langsung tampil impresif selalu menang selama putaran kedua Liga 1 musim ini. Mereka juga mencatatkan hasil tidak terkalahkan dalam tujuh laga terakhir.

6 dari 6 halaman

Masalah Klasik

Polemik seperti ini sebenarnya adalah masalah klasik yang kerap gagal diatasi oleh PSSI dan LIB setiap musim. Sejak era Liga 1 mulai 2017, selalu ada protes klub karena jadwal kompetisi domestik yang berbenturan dengan agenda Timnas Indonesia.

Di awal musim, PSSI dan LIB selalu berjanji bahwa mereka akan menyesuaikan dengan jeda internasional yang di banyak negara memang meliburkan kompetisi domestik masing-masing. Namun, di Indonesia masalah ini masih terus bermunculan.

Video Populer

Foto Populer