Bola.com, Jakarta - Apa yang tersaji di Qiangdao Youth Stadium, sungguh menyedihkan. Timnas Indonesia harus mengakui ketangguhan China saat keduanya bentrok dalam matchday 4 Grup C Ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Selasa (15/10) pukul 19.00 WIB.
Gol Thom Haye pada menit ke-86 tak mampu meluputkan Skuad Garuda dari kekalahan dan harus menyerah 1-2.
Baca Juga
Advertisement
Tuan rumah sudah unggul 2-0 di babak pertama, via lesakan Behram Abduweli pada menit ke-21 dan Zhang Yuning jelang turun minum.
Ini merupakan kekalahan pertama Skuad Garuda dalam empat laga setelah pada tiga duel sebelumnya bermain imbang 2-2 dengan Bahrain, 0-0 kontra Australia, dan 1-1 versus Arab Saudi.
Sementara, bagi tuan rumah, ini merupakan kemenangan perdana usai kekalahan beruntun dari Australia, Arab Saudi, serta Jepang.
Â
Â
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Rapor Pemain Naturalisasi
Kekalahan Timnas Indonesia di kandang Tim Naga tentunya menjadi pelajaran berharga bagi tim pelatih yang dikepalai Shin Tae-yong.
Mengingat Jay Idzes dan kawan-kawan akan melakoni dua laga berat selanjutnya menjamu Jepang dan Arab Saudi di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta pada November mendatang.
Skuad Garuda sebenarnya tampil cukup impresif dan percaya diri, meski berada di bawah tekanan suporter tuan rumah dan tertinggal dua gol.
Tak bermaksud menafikan peran dan kerja keras pemain lainnya, sejumlah pemain naturalisasi di bawah ini layak diapresiasi. Siapa saja?
Advertisement
Nathan Tjoe-A-On
Bertarung tak kenal lelah dan takut sepanjang laga, Nathan Tjoe-A-On layak diacungi jempol. Tak hanya bertugas mengamankan lini tengah sebagai gelandang bertahan, "Si Badak" 22 tahun itu juga hadir di semua sisi lapangan.
Ia kerap menjadi martir, bertarung habis-habisan, demi mengalirkan bola ke lini depan. Sejurus berselang, pemain kepunyaan Swansea City sudah ada di belakang untuk membantu pertahanan dari derasnya gempuran lawan.
Urusan tendangan pojok dan tendangan bebas menjadi tugas pokok lainnya Nathan Tjoe-A-On yang dipercayakan Shin Tae-yong.
Soal nyali, Nathan Tjoe-A-On tak kalah gertak. Pemilik nama lengkap Nathan Noël Romejo Tjoe-A-On terlihat beberapa kali bersitegang dengan pemain-pemain China.
Indonesia boleh kalah, tapi di hati jutaan rakyat Indonesia, Nathan Tjoe-A-On tetaplah seorang pemenang.
Â
Â
Â
Â
Â
Calvin Verdonk
Kembali mendapat kepercayaan sebagai starter, Calvin Verdonk lagi-lagi membuktikan kelasnya sebagai salah satu "nyawa" Timnas Indonesia.
Permainannya yang tenang dan tanpa kompromi membuat pemain serba bisa itu tak ubahnya seorang tukang jagal berwajah dingin.
Entah berapa kali pilar NEC, Belanda, itu menghadang laju penyerang-penyerang Timnas China. Bahkan sampai harus berjibaku.
Tak hanya sangar di lini belakang, pemain berdarah Aceh juga kerap ikut menyerbu dan ia merupakan satu-satunya pemain yang berani melepaskan tembakan ke arah gawang China.
Sedikitnya, Calvin Verdonk melepaskan dua tembakan terukur yang nyaris membuahkan gol. Pertama pada menit ke-38. Sayang, tembakannya dari luar kotak penalti masih bisa diblok kiper Tim Naga, Wang Dalei.
Lalu, pada menit ke-47, ribuan pendukung tuan rumah sempat menahan nafas menyusul tembakan keras kaki kiri yang kembali dilepaskan Calvin Verdonk. Kali ini, bola melayang di atas mistar.
Â
Â
Â
Â
Advertisement
Jay Idzes
Rakyat Indonesia, juga ribuan pendukung setia timnas yang hadir di Qiangdao Youth Stadium mungkin sempat bertanya dalam hati terkait tak adanya ban kapten di lengan Jay Idzes.
Melawan Timnas China, secara mengejutkan STY menyerahkan peran leader kepada Asnawi Mangkualam. Jay Idzes sendiri kembali menjadi kapten setelah Asnawi Mangkualam ditarik keluar jelang berakhirnya pertandingan.
Tak menjadi kapten tak membuat Jay Idzes kehilangan semangat tempur dan marwah seorang bek tangguh yang bermain di kasta tertinggi Italia, Serie A.
Tak kenal lelah, si jangkung yang tak banyak cakap itu terus memburu bola bahkan sampai ke jantung pertahanan lawan.
Meski kecolongan dua gol di babak pertama, di babak kedua lini belakang Indonesia relatif aman di bawah kendali Jay Idzes.
Tak bisa dibayangkan, jika Indonesia tak punya pemain bertahan setangguh Jay Idzes. Besar kemungkinan, gol yang bersarang di gawang Maarten Paes bisa lebih banyak.
Â
Thom Haye
Seperti Jay Idzes yang tak jadi kapten, banyak juga yang tersentak karena Thom Haye tak terlihat di starting XI. Di lini tengah, dengan skema 3-4-3, Shin Tae-yong masih lebih yakin kepada Nathan Tjoe-A-On dan Ivar Jenner.
Minus Thom Haye di babak pertama, Skuad Garuda dijebol dua gol. Gelandang 29 tahun itu baru masuk di babak kedua, menggantikan Mees Hilgers. Posisi Mees Hilgers diisi oleh Rizky Ridho.
Masuknya Thom Haye membuat serangan kian variatif karena sang profesor melepaskan variasi umpan, meski beberapa kali bisa dipatahkan bek-bek tuan rumah.
Puncaknya, Thom Haye jualah yang mampu memecah kebuntuan. Lewat skema lemparan ke dalam yang dilontarkan Pratama Arhan, Thom Haye sukses memanfaatkan bola muntah dengan sebiji gol rancak pada menit ke-86.
Sayang, gol Thom Haye tak mampu meluputkan Indonesia dari kekalahan dan skor 2-1 untuk tuan rumah tetap bertahan hingga wasit meniup peluit panjang tanda berakhirnya laga.
Advertisement