Bola.com - Premier League 2016-17 menyisakan beberapa cerita menarik, di antaranya adalah keberhasilan Chelsea menjadi juara di bawah kendali Antonio Conte dan kiprah Jose Mourinho bersama Manchester United.
Advertisement
Baca Juga
Musim 2016-17 Premier League dimulai dengan catatan menarik. Jika pada umumnya pemain selalu menjadi daya tarik utama, saat itu justru posisi manajer klub yang menjadi sorotan.
Bergabungnya Antonio Conte dan Pep Guardiola dalam jajaran manajer Premier League, membuat kompetisi tersebut memiliki nilai yang sangat tinggi di mata penikmat sepak bola. Kehadiran Conte dan Guardiola melengkapi deretan manajer kelas wahid Premier League yang sebelumnya sudah dihuni Arsene Wenger, Jose Mourinho dan Jurgen Klopp.
Bergabungnya Mourinho sebagai manajer Manchester United tidak dimungkiri menjadi satu di antara daya tarik utama. Seperti yang sudah diketahui, Mourinho sangat identik dengan Chelsea. Keputusannya untuk menerima tawaran Manchester United menjadi noda bagi suporter The Blues.
Antonio Conte yang menjalani musim perdana di Premier League sempat merasakan tekanan hebat pada awal-awal pekan. Dua kekalahan beruntun dari Liverpool dan Arsenal membuat integritas Conte dipertanyakan.
Manajer asal Italia tersebut dianggap kesulitan untuk beradaptasi di Premier League. Dua kekalahan tersebut menjadi titik balik bagi Chelsea hingga akhirnya sukses mengamankan gelar juara.
Setelah kalah dari Arsenal, The Blues melesat dan mencatatkan 13 kemenangan secara beruntun, dari pekan ketujuh hingga pekan ke-19. Rentetan kemenangan mereka dipatahkan oleh Tottenham Hotspur yang muncul sebagai kuda pacu baru dalam perebutan gelar Premier League.
Jose Mourinho dan Manchester United
Kehadiran Jose Mourinho di kursi manajer Manchester United sempat membangkitkan optimisme suporter. Mourinho yang datang menggantikan Louis van Gaal dianggap sebagai manajer yang bisa mengangkat prestasi Manchester United ke papan atas.
Advertisement
Mourinho menjadi daya tarik utama bagi Zlatan Ibrahimovic untuk mencicipi atmosfer Premier League. Penyerang asal Swedia tersebut membuktikan kalau dirinya belum habis walaupun baru hijrah ke Premier League pada usia 35 tahun setelah mencetak 28 gol untuk Manchester United dalam semusim.
Pada tiga laga awal, Manchester United tampil prima dan sempat menghuni posisi tiga besar klasemen. Namun, dua kekalahan dari Manchester City dan Watford membuat Manchester United mematri posisi di luar empat besar.
Jose Mourinho pun disebut tidak lebih baik dari Louis van Gaal setelah mengakhiri musim di peringkat keenam. Namun, manajer asal Swedia tersebut mengantarkan The Red Devils meraih gelar Liga Europa yang menjamin tiket ke fase grup Liga Champions 2017-18.
Bukan Jose Mourinho kalau melewati musim kompetisi tanpa intrik. Peristiwa paling menarik yang terjadi pada musim 2016-17 adalah pertikaiannya dengan Antonio Conte yang menjadi penggantinya di Chelsea.
Mourinho dianggap merasa cemburu setelah Conte berhasil mencuri perhatian suporter Chelsea. Pada musim 2016-17, Manchester United berhadapan dengan Chelsea sebanyak tiga kali dengan hasil satu menang dan dua kalah.
Advertisement
Badai di Arsenal dan Kejutan Tottenham Hotspur
Untuk kali pertama dalam 21 musim kompetisi, Arsenal merasakan finis di luar empat besar. Pada musim 2016-17, The Gunners menyelesaikan musim di peringkat kelima. Hasil tersebut merupakan yang terburuk sejak Arsenal ditangani Arsene Wenger.
Advertisement
Tekanan kepada Wenger yang berasal dari suporter pun meningkat. Suporter menuntut Arsene Wenger untuk angkat kaki. Namun, yang terjadi justru sebaliknya.
Manajemen Arsenal justru mengganjar Wenger dengan perpanjangan kontrak berdurasi dua tahun. Keputusan tersebut sontak membuat suporter berang.
Hal tersebut bisa menambah panjang dosa Arsene Wenger di Arsenal yang dianggap sebagai biang keladi kisruh kontrak Mesut Ozil dan Alexis Sanchez.
Keberhasilan Arsenal menjuarai Piala FA dianggap tidak bisa menghapus kebencian suporter kepada Wenger. The Gooners menuntut klub untuk melakukan perubahan di posisi manajer agar klub tersebut bisa kembali kompeten.
Lain Arsenal, lain pula Tottenham Hotspur. Rival sekota Arsenal tersebut melesat di bawah kendali Mauricio Pochettino.
Manajer asal Argentina tersebut mengantarkan Totteham finis di atas Arsenal untuk kali pertama sejak 22 tahun. Hal tersebut membuat suporter bergembira seperti meraih gelar juara.
Racikan maut Mauricio Pochettino membuat Tottenham menjadi satu di antara klub yang disegani di Inggris. Penampilan apik Tottenham pun tidak lepas dari performa positif yang ditunjukkan dua pemain andalannya, Harry Kane dan Dele Alli. The Lilywhites menjadi satu-satunya kompetitor Chelsea dan mengakhiri musim di peringkat kedua dengan selisih tujuh poin.
Hasil Premier League 2016-17
Klasemen Akhir Premier League 2016-17
Pos | Klub | Main | Menang | Imbang | Kalah | Poin |
1 | Chelsea | 38 | 30 | 3 | 5 | 93 |
2 | Tottenham Hotspur | 38 | 26 | 8 | 4 | 86 |
3 | Manchester City | 38 | 23 | 9 | 6 | 78 |
4 | Liverpool | 38 | 22 | 10 | 6 | 76 |
5 | Arsenal | 38 | 23 | 6 | 9 | 75 |
6 | Manchester United | 38 | 18 | 15 | 5 | 69 |
Â
Advertisement
Daftar Pencetak Gol
Pos | Pemain | Klub | Gol |
1 | Harry Kane | Tottenham Hotspur | 29 |
2 | Romelu Lukaku | Everton | 25 |
3 | Alexis Sanchez | Arsenal | 24 |
4 | Sergio Aguero | Manchester City | 20 |
4 | Diego Costa | Chelsea | 20 |
6 | Dele Alli | Tottenham Hotspur | 18 |
7 | Zlatan Ibrahimovic | Manchester United | 17 |
Â
Daftar Clean Sheets
Pos | Pemain | Klub | Clean Sheet |
1 | Thibaut Courtois | Chelsea | 16 |
2 | Hugo Lloris | Tottenham Hotspur | 15 |
3 | David De Gea | Manchester United | 14 |
3 | Fraser Foster | Southampton | 14 |
5 | Petr Cech | Arsenal | 12 |
Manajer Terbaik: Antonio Conte (Chelsea)
Pemain Terbaik: N'Golo Kante (Chelsea)
Pemain Terbaik versi PFA: N'Golo Kante (Chelsea)
Starting XI versi PFA: David De Gea; Kyle Walker, Gary Cahill, David Luiz, Danny Rose; Eden Hazard, Dele Alli, N'Golo Kante, Sadio Mane; Harry Kane, Romelu Lukaku.
Pemain Muda Terbaik versi PFA: Dele Alli (Tottenham Hotspur)
Advertisement