Sukses


Lika Liku Perjalanan Jurgen Klopp, Sempat Pelajari Ilmu Medis hingga Jadi Pelatih Liverpool

Bola.com, Liverpool - Jurgen Klopp jadi sosok di balik keberhasilan Liverpool menembus final Liga Champions dalam dua musim beruntun. Setelah musim lalu gagal, Liverpool akan berusaha meraih trofi bergengsi tersebut saat menghadapi Tottenham Hotspur pada final di Stadion Wanda Metropolitano, Madrid, Minggu (2/6/2019) dini hari WIB. 

Namun, siapa sangkat Klopp menyimpan kisah unik di balik kariernya di dunia sepak bola. Klopp pernah menempuh studi kedokteran, tetapi pada salah satu persimpangan hidupnya memilih jadi pelatih sepak bola.

Jurgen Klopp mulai dikenal ketika menangani Borussia Dortmund. Saat itu, Klopp pernah membimbing Dortmund meraih beberapa trofi, juga mencapai final Liga Champions. Namanya kemudian dikenal sebagai salah satu pelatih top.

Namun, jauh sebelum itu, Klopp memulai kariernya dengan menangani Mainz pada 2001. Dia menghabiskan tujuh tahun di sana sebelum hengkang ke Dortmund. Setelah tujuh tahun berikutnya, Klopp meninggalkan Dortmund untuk Liverpool.

Kini, dia dikenal sebagai salah satu pelatih terbaik yang pernah menangani Liverpool. Dia membentuk tim yang kuat di setiap lini. Pertahanan Liverpool termasuk yang terbaik di Premier League musim ini, juga lini serang mereka.

Sayangnya, trofi Premier League yang didambakan fans Liverpool tak kunjung tiba. Klopp nyaris meraihnya musim ini, dengan 97 poin dari 38 laga di Premier League. Jumlah poin tersebut seharusnya sudah cukup, tetapi tidak karena Manchester City masih terlalu tangguh dengan 98 poinnya.

Kini, Klopp punya kesempatan lain untuk mempersembahkan trofi. Liverpool bakal melawan Tottenham Hotspur di final Liga Champions dalam dua musim beruntun.

Musim lalu, mereka gagal di hadapan Real Madrid. Sekarang, Liverpool punya kesempatan kedua. Pada kesempatan inilah Jurgen Klopp mengenang kembali perjalanannya sebagai pelatih. 

 

2 dari 2 halaman

Bukan Keputusan Cerdas

Menempuh studi kedokteran membuktikan Klopp berotak encer. Saat masih menjadi pesepak bola, dia membagi hidupnya pada beberapa porsi. Ada porsi untuk bermain dan belajar. Keputusan itu ternyata keliru.

"Pada usia 33 hidup saya berubah. Gagasan awalnya adalah untuk belajar ilmu medis, tetapi saya tidak bisa belajar sambil bermain sepak bola. Saya mencoba menciptakan hidup saya yang berpusat di permainana sepak bola. Saya tidak benar-benar bertanggung jawab. Itu sungguh bukan keputusan cerdas," ujar Klopp kepada Independent, Kamis (30/5/2019). 

"Lalu, hidup berubah dengan keputusan menjadi pelatih (di Mainz). Mendapatkan kesempatan itu terasa seperti menang lotere. Lihat, ketika anda bermain sepak bola seperti yang saya lakukan, anda harus berpikir lebih banyak soal permainan itu ketika Anda dianggap sebagai bocah genius."

"Itu banyak membantu saya. Saya memulai sepak bola di usia lima tahun, dan menjadi pelatih di pertengahan 30. Selama 28 tahun itulah pelajaran saya," tutupnya.

Pada laga Liverpool melaan Tottenham di final Liga Champions nanti, kecerdasan Jurgen Klopp bakal menghadapi ujian yang sebenarnya.

Sumber: Bola.net

Video Populer

Foto Populer