Sukses


3 Problem yang Harus Dipecahkan Tottenham Hotspur jika Ingin Bisa Bersaing di Papan Atas Premier League

Bola.com, Jakarta - Musim lalu, Tottenham Hotspur menciptakan sensasi dengan lolos ke final Liga Champions. Walau akhirnya kalah 0-2 melawan klub senegara, Liverpool, hal itu tak mengurangi cerita sukses Mauricio Pochettino.

Lima musim terakhir Spurs, jadi pelanggan zona big four Premier League. Mereka mengganggu kenyamanan Manchester City, Liverpool, Manchester United, Arsenal, dan juga Chelsea. Sesuatu yang tak pernah dibayangkan sebelumnya.

Tottenham Hotspur selama ini dikenal sebagai klub legendaris Inggris kelas semenjana di persaingan Premier League. Mauricio Pochettino sukses mengerek reputasi klub.

Pelatih asal Argentina tersebut dinilai sukses membangun kekuatan Spurs dengan mengandalkan kolektivitas pemain-pemain muda. Dua tahun terakhir, Tottenham intens memasok pemain-pemain terbaiknya ke Timnas Inggris.

Pencapaian Mauricio Pochettino bisa dibilang luar biasa, karena ia tak pernah melakukan belanja wah pemain. Musim lalu saat lolos ke final Liga Champions, klub satu ini sudah satu setengah musim tak belanja pemain. Rekrutan terakhir mereka adalah sosok Lucas Moura.

Pelatih top yang kini menjadi pundit Sky Sports, Jose Mourinho, memasukkan nama Tottenham Hotspur sebagai salah satu klub yang peluang mengganggu kemapanan juara bertahan, Manchester City.

"Mauricio pelatih brilian yang sukses membentuk karakter permainan Spurs. Musim ini mereka akan merepotkan Man City bersama Liverpool. Amat menyedihkan melihatnya tak meraih satu pun gelar musim lalu, padahal kinerjanya amat fantastis," kata Jose Mourinho.

Benarkah Tottenham Hotspur sudah siap kembali bersaing di perburuan juara Premier League. Kekalahan di kandang melawan Newcastle United pada Senin (26/8/2019) dini hari WIB menunjukkan klub satu ini masih punya masalah. Apa saja batu kerikil yang menghambat perjalanan Spurs?

 

 

Saksikan video kontroversi dalam duel Manchester City Vs Tottenham Hotspur:

2 dari 4 halaman

Mimim Gelandang Kreatif

Tottenham Hotspur memboyong gelandang serang, Tanguy N'dombele dari Lyon dengan banderol mahal 54 juta pounds. Kedatangannya disambut euforia suporter, mengingat klub kesayangan mereka sudah satu setengah musim tak belanja pemain.

N'dombele tampil mengesankan selama pramusim, menyumbang assist saat Spurs melawan Juventus dengan sentuhan pertamanya sebagai pemain pengganti di babak kedua, dan mencetak gol indah pada debut Premier League melawan Aston Villa pekan lalu.

Tetapi kedatangan Tanguy N'dombele seorang tak cukup. Mereka butuh lagi lebih banyak pemain kreatif di tim.

Selama ini tugas itu dijalankan dengan baik oleh, Christian Eriksen. Namun, sang pemain ingin pindah klub untuk mencari tantangan baru.

"Tim dan skuad masih gelisah," kata Mauricio Pochettino, manajer Tottenham.

"Kami harus menunggu sampai setelah jendela transfer di Eropa ditutup untuk melihat pemain mana yang akan kami miliki dan itu tidak mudah," timpalnya lagi seperti yang dikutip dari BBC.

Penting bagi Tottenham Hotspur menjaga pemain-pemain andalan di lini tengahnya, sehingga mesin permainan bisa berjalan. 

3 dari 4 halaman

Lini Depan Kurang Dalam

Ketika sundulan Lucas Moura membuat skor Manchester City Vs Tottenham Hotspur menjadi 2-2, penggemar bersuka cita.

Penyerang multifungsi membuktikan kapasitasnya sebagai spesialis pemecah kebuntuan. Musim lalu Lucas mencetak gol sensasional ke gawang Ajax Amstderdam menentukan langkah klub ke final Liga Champions.

Sejatinya keberadaan Lucas Moura tak membuat kedalaman lini depan Spurs dalam. Mereka hanya punya duet Son Heung-min dan Harry Kane sebagai andalan menjebol gawang lawan.

Bandingkan dengan Manchester City yang punya banyak opsi di sektor depan. Riyad Mahrez, David Silva, dan Gabriel Jesus pemain serep yang bisa memberi efek kejut.

Spurs mendatangkan, Giovani Lo Celso, untuk menambah opsi di lini ofensif, namun sang pemain asal Argentina terlihat belum benar-benar nyetel dengan anggota tim lainnya.

4 dari 4 halaman

Rekor Tandang yang Buruk

Tottenham Hotspur punya masalah menjaga stabilitas permainan. Ada saatnya mereka amat sulit dikalahkan, namun di periode-periode tertentu Spurs terlihat sulit menang.

Mereka masih belum memenangkan pertandingan tandang Premier League sejak bulan Januari dan kehilangan enam pertandingan terakhir berturut-turut di luar London pada akhir musim lalu. Ini rekor terburuk kedua sejak 2000, ketika George Graham memimpin tim.

Pochettino mengatakan Tottenham berupaya keluar dari masalah ini. Akan tetapi hingga saat ini problematik satu ini belum dapat dipecahkan dengan tuntas.

Jika ingin jadi penantang juara, Spurs harus memperbaiki kelemahan mereka, memperbaiki rekor away dan mencetak sebanyak mungkin kemenangan saat berlaga di kandang. Kekalahan 0-1 melawan Newcastle United pada Senin (26/8/2019) dini hari WIB mempertegas kalau skuat Spurs permainannya belum stabil.

Sumber: BBC, Sky Sports

Video Populer

Foto Populer