Sukses


Mengulik Bagaimana Laga Tanpa Penonton Menghantam Keuangan Klub Premier League

Bola.com, Jakarta - Premier League dan kontestan sudah bertemu beberapa kali untuk menggodok kemungkinan terbaik perihal masa depan kompetisi musim 2019-2020 ini.

Seperti diketahui, sejak Maret lalu, Premier League dan seluruh agenda sepak bola di Inggris terhenti akibat pandemi virus corona.

Saat dihentikan sementara, mayoritas kontestan sudah memainkan 29 pertandingan, namun ada beberapa yang baru menjalani 28 laga.

Dari perhitungan itu, musim ini masih menyisakan masih 92 laga. Berbagai opsi pun muncul perihal kelanjutan Premier League 2019-2020, namun belum ada keputusan final yang diambil.

Fans Premier League justru harus bersiap dari sekarang untuk tidak bisa mendukung tim kesayangan secara langsung di stadion.

Hal itu mengacu pada pernyataan Chairman FA, Greg Clarke, yang menyatakan akan sangat sulit bagi fans untuk kembali ke pertandingan "sesegera" mungkin dan Premier League sedang bersiap dengan kemungkinan untuk bermain pada musim depan tanpa fans.

BBC dalam laporannya baru-baru ini menulis apabila klub-klub besar Premier League yang justru akan terdampak paling signifikan andai kebijakan pertandingan tanpa penonton diterapkan untuk pertandingan musim depan.

Hal itu mengacu pada analisis Dosen Keuangan Sepak Bola, Kieran Maguire, yang menggunakan delapan data untuk menunjukkan potensi dampak finansial yang dirasakan klub Premier League andai musim 2020-2021 digelar tanpa kehadiran penonton.

Beberapa dari data yang digunakan itu, ialah klub mana yang paling menghasilkan, pendapatan per pertandingan, seberapa penting pendapatan dari tiket penonton, pendapatan dari pertandingan dan gaji pemain, hingga hitungan gaji pemain pertahun.

2 dari 3 halaman

Pendapatan dari Matchday dan Gaji Pemain

Dari data musim 2018-2019, klub big six Premier League (Arsenal, Chelsea, Liverpool, Manchester City, Manchester United, dan Tottenham Hotspur) mengumpulkan pendapatan mencapai 495 juta paun atau 73 persen dari jumlah total pendapatan di Premier League.

Manchester United, yang memiliki stadion dengan kapasitas terbesar dan rataan jumlah penonton tertinggi, mengumpulkan sekitar empat juta paun per pertandingan di musim 2018-2019.

Lalu, ada enam tim yang mampu mengumpulkan lebih dari satu juta paun untuk setiap partai tandang pada musim lalu.

Data lainnya menunjukkan, pada musim pertama Premier League 1992-1993, pendapatan dari pertandingan kandang mencapai 89 juta paun (43 persen) dari total 205 juta paun.

Saat ini, persentase itu menurun menjadi hanya 13 persen, meski total pendapatan naik signifikan di angka 677 juta paun.

BBC juga menunjukkan kaitan antara pendapatan dari partai tandang dengan gaji pemain. Selama ini fans tak dimungkiri, kerap merasa merekalah yang "membayar" gaji para pemain, menggunakan uang tiket masuk yang mereka bayar tersebut.

Hal itu tak sepenuhnya salah, meski persentasenya terbilang tak besar, hanya 22 persen saja. 

Namun, hal ini beragam untuk setiap klub. Fans Arsenal dan Tottenham, misalnya pada musim 2018-2019, dua tim itu dengan stadion masing-masing berkapasitas 60 ribu orang, menyumbang 40 pennies untuk setiap 1 paun gaji pemain di klub kesayangan mereka.

Sementara ada tujuh klub lain di mana fans mereka pada musim lalu berkontribusi sebesar 10 pennies atau kurang, untuk setiap satu paun gaji pemain.

3 dari 3 halaman

Tak Kebal Virus

Di sisi lain, total pengeluaran klub Premier League pada musim 2018-2019 tercatat mencapai lebih dari tiga miliar paun dengan gaji yang terus mengalami peningkatan sebesar 2,811 persen sejak 1992-1993 dibandingkan dengan kenaikan inflasi umum selama periode yang sama 108 persen.

Andai kompetisi terhenti selama satu musim penuh, akan ada penurunan tagihan upah mengingat klub tidak mengeluarkan bujet atau hanya akan mengeluarkan bujet minim untuk membayar beberapa pos, seperti katering dan keamanan. Namun, pengeluaran dari pos-pos ini relatif rendah dibandingkan kesuluruhan tagihan gaji.

Manchester United, misalnya, mempekerjakan 3.340 staf pada hari pertandingan di Old Trafford. Diamsumsikan para staf itu menerima "UMR" dan bekerja dalam shift selama enam jam, jumlah tagihan hanya kurang dari 5 juta paun per tahun, relatif kecil dari keseluruhan tagihan gaji Setan Merah yang pada musim 2018-2019 berada di angka 332 juta paun.

Bicara keuntungan dan kerugian, klub-klub Premier mencatatkan kerugian total mencapai 384 juta paun pada musim 2018-2019.

Dengan bursa transfer yang diperkirakan akan runtuh sebagai akibat pandemi COVID-19 dan banyak pemilik klub menghadapi penurunan kekayaan, beberapa klub diprediksi akan menghadapi masa-masa sulit di masa mendatang, seperti yang akan terjadi pada banyak bisnis lain.

Serta jika Premier League tak bisa mengganti pendapatan 677 juta paun yang semestinya diraup saat matchday selama lockdown COVID-19, maka mungkin akan ada lebih banyak klub yang perlu menegosiasikan pengurangan gaji dengan pemain, atau bahkan menghadapi risiko terburuk, terlempar dari bisnis ini.

Bisa disimpulkan, Premier League tak kebal dari virus (corona).

Sumber: BBC

Video Populer

Foto Populer