Sukses


Upaya Melanjutkan Premier League 2019-2020 Temui Banyak Kendala

Bola.com, London - Premier League musim ini dijadwalkan akan kembali bergulir pada Juni mendatang. Namun, berbeda dengan La Liga dan Serie A, usaha melanjutkan Premier League ternyata lebih rumit dari dugaan.

Rencana melanjutkan Premier League dikenal dengan sebutan 'Project Restart', yang berisikan protokol ketat untuk meneruskan sisa musim ini. Tentu operator Premier League tidak bisa memutuskan segalanya sendiri, karena harus mendapatkan persetujuan dari setiap klub dan pemangku kepentingan.

Pada awalnya, ke-20 klub Premier League menegaskan komitmen untuk menyelesaikan musim 2019-2020. Tidak ada klub yang meminta pembatalan musim atau pencoretan degradasi, andai kompetisi tidak bisa dilanjutkan.

Namun belakangan, sejumlah klub Premier League berubah haluan. Perubahan sikap klub-klub Premier League disebabkan gagasan melanjutkan pertandingan di tempat netral dan tanpa penonton.

Menurut Premier League, skema itulah yang paling ideal untuk menyelesaikan semua pertandingan, sekaligus menjaga keselamatan dan kesehatan di tengah pandemi virus corona.

Pada intinya, Premier League mengusulkan setiap pertandingan digelar dalam waktu singkat di tempat netral, sebut saja festival of football.

Sebagai contoh, Manchester United dijadwalkan menjamu Chelsea. Pertandingan itu tidak akan digelar di Old Traffor seperti seharusnya, tetapi bisa jadi dialihkan ke kandang Newcastle United.

Selain itu, Premier Leauge juga menegaskan suporter kedua tim tidak boleh menghadiri stadion. Harus tanpa penonton di tempat netral.

Alhasil, hampir semua klub Premier League menentang gagasan bermain di tempat netral. Mereka tetap ingin bermain di kandang masing-masing, dan tampil tandang sesuai porsinya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 4 halaman

Terancam Dihentikan

Penolakan ini menjadi batu sandungan besar. Jika Premier League tidak bisa segera mencapai kesimpulan, bisa jadi kompetisi musim ini terpaksa dihentikan sepenuhnya.

Nahasnya, penghentian musim secara total juga tidak mudah. Pihak Premier League harus memilih skema ideal untuk menentukan siapa yang pantas jadi juara, siapa yang harus terdegradasi, atau bahkan memilih mencoret musim sepenuhnya tanpa degradasi dan tanpa juara.

Ada beberapa skema untuk menutup musim, satu di antaranya adalah dengan menggunakan formula points per game.

3 dari 4 halaman

Penjelesan Points per Game

Formula points per game (PPG) ini terdengar sederhana: total poin dibagi dengan jumlah peratndingan. Misalnya Liverpool sudah meraup 82 poin dari 29 pertandingan sejauh ini. Maka PPG mereka ada di angka 2,83.

Skenario ini dinilai paling ideal untuk menutup musim sepenuhnya. Jika itu yang terjadi, ada Bournemouth (PPG: 0,93), Aston Villa (0,89), dan Norwich (0,72) yang harus turun kasta.

Kendati demikian, bagi Gary Neville, formula PPG itu tidaklah adil. Analis Sky Sports ini merasa klub-klub di papan bawah diperlakukan dengan tidak adil.

"Saya kira degradasi tidaklah adil jika ditentukan berdasarkan PPG. Saya kira jika sepak bola berhak menentukan promosi dan degradasi hanya jika dilanjutkan," tutur Neville.

"Namun, PPG dengan 9 pertandingan sisa dan banyak yang dipertaruhkan, bagi saya pribadi itu tidak tepat," tandasnya.

4 dari 4 halaman

Klasemen Premier League Berdasarkan Points per Game

1. Liverpool - 2.83 PPG

2. Manchester City - 2.04

3. Leicester City - 1.83

4. Chelsea - 1.66

5. Manchester United - 1.55

6. Sheffield United - 1.54

7. Wolverhampton Wanderers - 1.48

8. Arsenal - 1.43

9. Tottenham Hotspur - 1.41

10. Burnley - 1.34

11. Crystal Palace - 1.34

12. Everton - 1.28

13. Newcastle United - 1.21

14. Southampton - 1.17

15. Brighton - 1.00

16. West Ham United - 0.93

17. Watford - 0.93

18. Bournemouth - 0.93

19. Aston Villa - 0.89

20. Norwich City - 0.72

Sumber: Sky Sports

Disadur dari: Bola.net (Penulis: Richard Andreas/Published: 13/05/2020)

Video Populer

Foto Populer