Sukses


Rumitnya Proses Akuisisi Newcastle United oleh Pangeran Mohammed bin Salman

Bola.com, Jakarta - Pemerintah Inggris didesak untuk memblokir proses pengambilalihan kepemilikan Newcastle United oleh Pangeran Arab Saudi, Mohammed bin Salman, sampai menyelidiki pembajakan siaran langsung sepak bola dengan modus operasi beoutQ di negara itu tuntas.

Awal minggu ini Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) memutuskan bahwa Arab Saudi membantu melanggar undang-undang pembajakan internasional sehubungan dengan penyiaran.

Mereka dituduh secara ilegal menyiarkan berbagai olahraga profesional, termasuk Premier League tanpa membayar kompensasi ke pemilik hak siar.

Angus MacNeil, ketua Komite Pemilihan Perdagangan Internasional,  telah melayangkan surat kepada Sekretaris Perdagangan Inggris, Liz Truss untuk menyuarakan keprihatinannya.

Dalam isi surat yang kopiannya didapat BBC Sport, MacNeil mengatakan: "Seperti yang akan Anda lihat, WTO telah membuat keputusan penting tentang perlindungan hak-hak olahraga, yang merupakan salah satu ekspor Inggris yang paling berharga dan berharga.

"Dalam putusannya, WTO menyatakan bahwa pemerintah Arab Saudi, sejak awal, telah aktif mendukung operasi pembajakan telah mencuri hak komersial badan olahraga Inggris selama tiga tahun terakhit."

Hak untuk menampilkan pertandingan Liga Premier di Timur Tengah milik beIN Sports yang berbasis di Qatar, yang saat ini berada di tengah-tengah kontrak tiga tahun dengan Premier League. Nilai kontraknya menembus 400 juta poundsterling.

Arab Saudi menolak dikaitkan dengan pembajakan tersebut.

"Ini merupakan penghinaan terhadap pemerintah Inggris, penghinaan terhadap Premier League, dan penyalahgunaan produk olahraga Inggris, dan sudah barang tentu tidak boleh ditoleransi," tulis MacNeill.

"Ini relevan hari ini, saat ini, karena entitas yang telah mencuri konten olahraga dan hiburan premium Inggris berusaha untuk membeli klub Inggris, Newcastle United."

MacNeil mengatakan bahwa sehubungan dengan keputusan WTO "pemerintah Inggris sekarang harus memainkan perannya dalam melindungi ekspor industri kreatif kami dengan menyelidiki peluncuran, promosi, dan pengoperasian layanan beoutQ."

"Sederhananya, jika Arab Saudi tidak mau bermain dengan aturan hukum internasional, maka seharusnya tidak memiliki peran dalam masa depan olahraga Inggris."

 

Video

2 dari 2 halaman

Diserahkan ke Premier League

Usulan kesepakatan akuisisi Newcastle senilai 300 juta poundsterling adalah 80 persen dibiayai oleh Dana Investasi Publik Arab Saudi, yang ketuanya adalah Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

"Dana Investasi Publik Arab Saudi, yang dimiliki dan dikendalikan pemerintah Arab Saudi, tidak boleh diizinkan untuk mengakuisisi Newcastle United Football Club sampai penyelidikan ini selesai."

Saat ini mereka sedang menunggu persetujuan melalui tes pemilik dan direktur oleh Premier League, yang melihat latar belakang calon pemilik klub. Bagian dari itu melibatkan konsultan yang melakukan penyelidikan mendetail soal apakah proses pembelian klub ada kaitan dengan kriminalitas.

Tim legal Liga Inggris pun sedang mendalami perjanjian akuisisi ini selama dua bulan terakhir.

Pada bulan April pemerintah mengumumkan bahwa mereka tidak akan melakukan intervensi dalam proses pengambilalihan kepemilikan The Magpies, karena ini masalah internal Premier League.

Namun, minggu ini Dominic Raab, Menteri Luar Negeri Inggris, mengatakan: "Saya pikir benar bahwa proses hukum yang sah diikuti dan di sisi lain kami memiliki sebuah perdebatan soal pengambilalihan klub sepak bola di negara ini.  Saya pikir kita harus mengikuti aturan hukum."

Sumber: BBC

Video Populer

Foto Populer