Cerita Kelahiran Baru Jose Mourinho di Tottenham Hotspur, Kembali Bahagia Setelah Menderita di Manchester United

Trofi Liga Europa dan Piala Liga di musim pertama dan kemudian finis kedua dengan 82 poin di belakang tim Manchester City yang merajalela musim selanjutnya, dianggap sebagai periode paling tidak sukses dalam karier Jose Mourinho sebagai pelatih.

Setelah pemecatannya dari Old Trafford, Jose Mourinho mengambil jeda satu tahun dari pelatih kemudian menjalani pekerjaan baru sebagai pundit. Pada November tahun lalu, ia mengambil alih kendali di Tottenham setelah menggantikan Mauricio Pochettino.

Tottenham berada di jajaran papan bawah klasemen liga. Mereka berjuang untuk bangkit menemukan bentuk permainan terbaik seperti saat mereka lolos ke final Liga Champions musim sebelumnya. 

Jose Mourinho memulai permainannya dengan media dengan mengklaim bahwa ia harus memulai dengan poin minus dalam perebutan posisi empat besar. Target pencapaiannya di Tottenham dibuat minimum yakni hanya cukup lolos ke kompetisi Eropa musim selanjutnya.

Jose Mourinho pelatih pelanggan juara. Iaa nakhoda yang tahu apa yang dia dan timnya mampu capai di titik mana pun di musim ini. Ini membuatnya selalu menurunkan ekspektasi orang-orang terhadap dirinya atau melebih-lebihkan pencapaian timnya.

Taktik ini paling terlihat selama kiprahnya di Manchester United di mana ia tampil sebagai orang yang percaya bahwa media dengan sengaja memusuhinya. Jose Mourinho selalu mencoba untuk mengontrol semua yang ia bisa, apakah itu lawan di lapangan atau narasi di luarnya.

Jose Mourinho mengklaim bahwa finis sebagai runner-up di musim keduanya di United  adalah pencapaian terbesarnya dan ini dilakukan setelah 18 menit pidatonya tentang warisan sepak bola di awal musim yang sama setelah tersingkir di babak 16 besar Liga Champions oleh Sevilla.

Ia menghabiskan seluruh konferensi pers dan seluruh waktunya di Manchester United mencoba membuat orang percaya bahwa dirinya berprestasi di Old Trafford, mengingat klub miskin gelar sejak pensiunnya Sir Alex Ferguson.

Tetapi Jose tidak bisa dan tidak boleh mencoba menurunkan ekspektasi atau melebih-lebihkan prestasinya bersama Tottenham musim ini, karena klub yang ia tukangi saat ini memiliki peluang yang sangat bagus untuk mencapai hal-hal hebat musim ini. Jose Mourinho harus memfokuskan energi dan taktiknya di lapangan daripada mencoba mengontrol narasi di luar lapangan. Jika dia melakukan itu, Spurs akan mengakhiri puasa panjang gelar.

Jose Mourinho memiliki rekor manajerial yang paling fantastis adalah rekornya di musim kedua untuk klubnya. Hingga tugasnya di Manchester United, Jose Mourinho memiliki rekor fenomenal dalam memenangkan gelar liga di musim kedua di semua klub yang dia kelola hingga saat itu.

Bahkan di musim keduanya di Old Trafford, ia mengumpulkan 82 poin yang mengesankan dan finis kedua setelah pemecah rekor Manchester City. Meskipun secara teknis ini adalah musim penuh pertamanya di Tottenham, ini adalah musim keduanya secara keseluruhan dan Jose Mourinho sangat ingin mempertahankan rekor musim keduanya yang mengesankan.

Masa-masa Jose Mourinho di Manchester United ditandai dengan ketidakpuasannya terhadap Ed Woodward dan dewan direksi yang gagal menadatangkan beberapa target utamanya sepanjang masa jabatannya. Tapi di Tottenham, Jose Mourinho didukung oleh Daniel Levy, yang selama ini dikenal hemat dalam hal pengeluaran transfer, namun ketika Jose datang mau mengeluarkan banyak uang buat belanja pemain anyar.

Dalam dua jendela transfer di mana Jose Mourinho bertugas di Tottenham, total 10 pemain telah datang dengan status pinjaman atau transfer permanen.

Kehadiran mereka telah memberi Jose Mourinho skuad gemuk yang penuh kualitas dan keserbagunaan yang dapat membantunya menjalani jadwal padat empat kompetisi yang mereka ikuti.

Transfer Sergio Reguilon, Gareth Bale, Matt Doherty dan Pierre-Emile Hojbjerg telah menambah kualitas pada posisi yang menjadi kunci bagi Jose Mourinho dan memberinya jajaran starting line-up yang secara realistis dapat bersaing di perburuan gelar Liga Inggris.

Selain kualitas dalam skuadnya sendiri, upaya Jose Mourinho dan Tottenham untuk sukses dibantu prahara cedera yang menimpa klub pesaing.

Liverpool meski duduk di posisi pertama klasemen Premier League terlihat rentan dibandingkan musim lalu. Musim ini silih berganti pemain kunci The Reds bertumbangan karena cedera. Manchester United terlihat sebagai tim yang berbeda di dan tampaknya tidak mampu menantang 4 besar apalagi gelar.

Sementara itu, Manchester City sedang tidak dalam kondisi terbaiknya. Arsenal punya rapor lumayan, tapi bisa dibilang tak tak bagus-bagus amat. Seperti yang sudah-sudah The Gunners ya akan begitu-begitu saja. Demikian pula Chelsea, klub bertabur bintang yang masih terlihat kesulitan memunculkan potensi terbaik para pemainnya.

Keadaan tim top lainnya ini memberi Jose Mourinho kesempatan sempurna untuk mencoba dan menambah koleksi gelar Liga Inggris dan menjawab banyak kritik yang mengatakan masanya sudah berakhir.

Namun alasan terbesar mengapa Jose Mourinho tidak bisa meremehkan ekspektasi musim ini adalah kehadiran sejumlah pemenang pertandingan dan pemimpin di skuad Tottenham.

Di Manchester United, dia berbicara tentang perlunya memiliki "Jenderal" di lapangan dan juga mengklaim bahwa ia hanya memiliki sedikit yang bisa melakukan peran itu untuknya di Old Trafford.

Tetapi di Tottenham dia tidak hanya memiliki sejumlah pemimpin tetapi juga pemenang pertandingan sejati yang mampu memenangkan pertandingan sendirian.

Hugo Lloris, Pierre-Emile Hojbjerg, Toby Alderweireld, dan Harry Kane semuanya memiliki kualitas kepemimpinan dan dapat menjadi jenderal yang dibutuhkan Jose Mourinho di timnya.

Di sisi lain, Special One juga memiliki pemain yang luar biasa dan dapat menghadapi tantangan berat menghadapi big games. Son Heung-Min, Harry Kane, dan Gareth Bale adalah beberapa di antaranya.

Semuanya tampak sempurna musim ini bagi Jose Mourinho jika sukses mempersembahkan sebuah trofi buat Tottenham. Hal itu mungkin saja terjadi, rekam jejak Jose amat gemilang dalam urusan memenangi sesuatu. Namun dengan catatan jika saja ia memfokuskan taktiknya pada lawan-lawannya daripada media.

Jose Mourinho telah menghabiskan beberapa tahun terakhir menangani pers dan mencoba mengontrol narasi, tetapi ini adalah tahun di mana dia dapat menulis ceritanya hanya dengan berfokus pada permainan dan memimpin timnya menuju kesuksesan.

Sumber: Sportskeeda