Sukses


7 Manajer di Premier League yang Tinggalkan Kekacauan: Ada Dua Nama Legendaris Lho!

Bagi seorang manajer tim sepak bola, mengelola klub sepak bola di Premier League adalah tugas yang penuh tekanan. Banyak yang berhasil pergi dengan meninggalkan warisan positif, tapi ada juga yang pergi dalam kondisi berantakan.

Bola.com, Jakarta - Bagi seorang manajer tim sepak bola, mengelola klub sepak bola di Premier League adalah tugas yang penuh tekanan. Banyak yang berhasil pergi dengan meninggalkan warisan positif, tapi ada juga yang pergi dalam kondisi berantakan.

Dalam perjalanan sejarah Premier League, banyak pelatih yang mendapatkan nama besar karena keberhasilan atau loyalitas bersama klub yang ditanganinya.

Sir Alex Ferguson, Arsene Wenger, Pep Guardiola, dan Jurgen Klopp adalah beberapa contoh manajer yang memiliki nama besar setelah menangani klub Premier League.

Namun, banyak juga manajer-manajer tim yang harus berjuang keras untuk bisa mengangkat performa timnya ketika berada di Premier League.

Menariknya, baik manajer yang meraih kesuksesan maupun yang berjuang keras untuk mengangkat performa tim, ada yang sama-sama pergi dengan persoalan dan kekacauan. Siapa saja mereka?

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 9 halaman

1. Erik ten Hag

Erik ten Hag menjadi sorotan setelah meninggalkan Manchester United (MU) dalam keadaan yang sulit. Meskipun ia memenangkan piala domestik selama dua musim penuh, skuad yang ia tinggalkan disebut-sebut berada dalam kondisi terburuk dalam era Premier League.

Pemain seperti Antony, Mason Mount, dan Casemiro gagal memenuhi ekspektasi, sementara rekrutan baru seperti Joshua Zirkzee dan Mathijs De Ligy masih diragukan.

Pernyataan Ralf Rangnick pada 2022 bahwa skuat membutuhkan "operasi besar" tampaknya semakin relevan.

3 dari 9 halaman

2. Roy Hodgson

Ketika Roy Hodgson meninggalkan Liverpool pada 2011, klub berada dalam situasi sulit.

Meskipun ia tidak sepenuhnya bertanggung jawab atas masalah tersebut, transfer buruk seperti Christian Poulsen dan Paul Konchesky memperburuk keadaan.

Untungnya, penerusnya, Kenny Dalglish, mulai membangun kembali dengan rekrutan seperti Jordan Henderson.

4 dari 9 halaman

3. Brendan Rodgers

Brendan Rodgers meninggalkan Liverpool setelah gagal menggantikan Luis Suarez dengan pemain yang setara. Meskipun ia mendatangkan Roberto Firmino, Rodgers tidak tahu cara memanfaatkan bakatnya sepenuhnya.

Jurgen Klopp akhirnya harus melakukan perombakan besar-besaran untuk membuat Liverpool kompetitif lagi.

5 dari 9 halaman

4. Ronald Koeman

Ronald Koeman meninggalkan Everton dalam kondisi yang tidak jauh lebih baik dari sebelumnya.

Meskipun ia mendatangkan pemain seperti Jordan Pickford dan Dominic Calvert-Lewin, rekrutan mahal seperti Gylfi Sigurdsson dan Davy Klaassen menjadi beban bagi klub.

Everton masih berjuang untuk pulih dari keputusan transfer selama masa Koeman.

6 dari 9 halaman

5. Sir Alex Ferguson

Kepergian Sir Alex Ferguson dari Manchester United meninggalkan warisan yang kompleks.

Meskipun ia memenangkan gelar Premier League di musim terakhirnya, skuad yang ditinggalkan sebagian besar terdiri dari pemain yang sudah melewati masa puncak mereka.

David Moyes, penerusnya, menghadapi tugas berat untuk membangun kembali skuat yang kompetitif.

7 dari 9 halaman

6. Arsene Wenger

Arsene Wenger mengakhiri 22 tahun masa jabatannya di Arsenal dengan skuad yang tidak kompetitif di level tertinggi.

Pemain seperti Laurent Koscielny yang menua dan rekrutan seperti Shkodran Mustafi dan Henrikh Mkhitaryan mencerminkan masalah skuat.

Mikel Arteta harus melakukan perombakan besar-besaran untuk mengembalikan Arsenal ke papan atas.

8 dari 9 halaman

7. Manuel Pellegrini

Manuel Pellegrini menghabiskan sekitar 155 juta pound selama 18 bulan di West Ham.

Rekrutan seperti Felipe Anderson dan Sebastien Haller tidak memberikan dampak yang diharapkan.

Periode ini dikenang sebagai salah satu fase paling tidak efektif dalam sejarah klub.

Sumber: Planet Football

9 dari 9 halaman

Persaingan di Premier League

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer