Bola.com, Jakarta - Antony, pemain dengan harga transfer 100 juta euro (Rp1,6 triliun), kini dianggap sebagai satu di antara flop (kegagalan) terbesar di Liga Inggris setelah gagal memenuhi ekspektasi sejak bergabung dengan MU.
Dengan performanya yang mengecewakan, Antony kini menjadi kandidat kuat untuk predikat satu di antara kontrak terburuk dalam sejarah liga.
Baca Juga
Advertisement
Pada musim panas 2022, MU mendatangkan Antony dari Ajax dengan harga fantastis 100 juta euro, menjadikannya pemain termahal kedua dalam sejarah klub setelah Paul Pogba.
Pemain asal Brasil ini dipilih langsung oleh manajer Erik ten Hag, yang saat itu sedang membangun kembali tim Setan Merah.
Antony tiba di Old Trafford dengan reputasi gemilang setelah menunjukkan performa impresif di Ajax. Kecepatan, kemampuan menggiring bola, dan keterampilan teknisnya membuatnya dianggap sebagai bakat muda yang menjanjikan.
Dalam sistem 4-2-3-1 yang dirancang Ten Hag, Antony diharapkan menjadi satu di antara pemain kunci.
Awalnya, Antony menunjukkan tanda-tanda menjanjikan dengan mencetak tiga gol dalam tiga pertandingan Liga Inggris pertamanya, termasuk melawan Arsenal dan Manchester City.
Namun, performa itu tidak bertahan lama. Seiring waktu, kelemahan dalam permainannya mulai terlihat.
Berita Video, Dito Ariotedjo sebut Patrick Kluivert siap blusukan mencari talenta baru
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Statistik Mengecewakan Antony
Dalam dua musim bersama MU, Antony hanya mencatatkan delapan kontribusi langsung di Liga Inggris: lima gol dan tiga assist.
Pada musim 2024/25, ia bahkan belum mencetak satu gol pun sebelum dikeluarkan dari tim utama dan akhirnya, ia dipinjamkan.
Musim ini, Antony hanya bermain selama 135 menit, semuanya dari bangku cadangan, tanpa memberikan dampak signifikan.
Tingkat keberhasilan dribelnya hanya 38,4 persen, angka yang sangat rendah untuk seorang winger.
Permainannya yang cenderung satu dimensi, terlalu bergantung pada kaki kiri, dan kerap menghasilkan tembakan tidak akurat membuatnya menjadi titik lemah di tim.
Yang lebih mencengangkan, Antony lebih sering mendapat kartu kuning (10 kali) dibandingkan kontribusi gol dan assist (delapan kali) selama dua setengah musim. Angka-angka ini menimbulkan pertanyaan besar tentang nilai transfernya yang sangat mahal.
Advertisement
Dampak Negatif pada MU
Kegagalan Antony untuk memenuhi ekspektasi tidak hanya merugikan secara finansial, tetapi juga memengaruhi taktik dan mentalitas tim.
Ruben Amorim, yang mengambil alih posisi pelatih setelah Ten Hag, secara terbuka mengakui bahwa MU berada dalam masa tersulit dalam sejarahnya.
Sebagai satu di antara pemain termahal di skuad, Antony tidak memberikan kontribusi berarti untuk membantu tim keluar dari krisis.
Pemain Brasil itu perlahan kehilangan tempatnya di tim utama, tergeser oleh Alejandro Garnacho, Amad Diallo, dan Marcus Rashford. Meski sudah diberi banyak kesempatan, Antony gagal memanfaatkannya untuk membuktikan kemampuannya.
Dibandingkan Kontrak Gagal Lainnya
Premier League memiliki sejarah transfer mahal yang mengecewakan, seperti Romelu Lukaku di Chelsea, Nicolas Pepe di Arsenal, atau Tanguy Ndombele di Tottenham. Namun, pemain-pemain tersebut setidaknya sempat menunjukkan potensi atau momen-momen brilian.
Antony, sebaliknya, tidak pernah benar-benar membuktikan dirinya sebagai pemain yang sepadan dengan biaya transfernya. Dia minim efektivitas dalam menyerang, kurang kreatif, dan tidak mampu mengubah jalannya pertandingan.
Sebagai seorang winger yang didatangkan dengan harapan besar, performanya menjadi kekecewaan total.
Advertisement
Pelajaran Mahal untuk MU
Berdasarkan penampilannya, statistik, dan harga transfernya, Antony berpotensi dianggap sebagai satu di antara rekrutan dengan nilai terburuk dalam sejarah Liga Inggris.
Harapan besar yang dibawanya ke Old Trafford tidak pernah terwujud, dan fakta bahwa MU akhirnya melepasnya dengan status pinjaman adalah bukti kegagalannya.
Kesepakatan transfer Antony menjadi pelajaran mahal bagi MU dalam menilai potensi pemain dan menghadapi "United tax" – membayar pemain dengan harga jauh di atas nilai pasar sebenarnya.
Sumber: Manchester United News