Bola.com, Jakarta - Banyak yang beranggapan performa seorang atlet elite akan mulai menurun seiring bertambahnya usia. Namun, winger Liverpool, Mohamed Salah, justru membuktikan sebaliknya.
Dengan beberapa perubahan taktik yang diterapkan oleh manajer baru Liverpool, Arne Slot, Mohamed Salah justru makin tajam dan kembali menjadi ancaman utama pertahanan lawan.
Baca Juga
Advertisement
Musim ini Liverpool mengalami transisi yang cukup mulus di bawah asuhan Arne Slot. Perubahan taktik yang diterapkan membawa dampak positif, tidak hanya bagi tim secara keseluruhan, tapi juga bagi performa individu beberapa pemain, termasuk Mohamed Salah.
Jika musim lalu ia terlihat kesulitan dengan gaya permainan berbasis penguasaan bola yang lebih dominan pada era Jurgen Klopp, maka kini ia kembali menemukan performa terbaiknya.
Mohamed Salah kembali diberikan peran utama, menjadi pemain yang menusuk dari sisi lapangan. Dengan kembalinya peran bek sayap yang lebih tradisional, seperti Trent Alexander-Arnold atau Conor Bradley, Mohamed Salah mendapatkan lebih banyak ruang untuk melakukan pergerakan eksplosifnya.
Mohamed Salah tak lagi terlalu sering ditarik ke tengah, di mana sebelumnya ia kerap berbenturan dengan bek lawan maupun rekan setim yang berada di area tersebut.
Berita Video, Mohamed Salah tetap fokus raih gelar juara Liga Inggris bersama Liverpool di tengah ketidakpastian kontrak
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kembali ke Puncak
Meski mencetak 18 gol di Premier League musim lalu bukan sebuah pencapaian yang buruk, jumlah tersebut merupakan yang terendah sejak Mohamed Salah bergabung dengan Liverpool.
Namun, dengan sistem yang lebih mendukung gaya permainannya pada musim ini, Mohamed Salah berhasil mencetak 13 gol hanya dalam waktu hingga awal Desember 2024.
Statistiknya memperlihatkan tren yang menarik. Jumlah sentuhan, umpan, dan dribel ke sepertiga akhir lapangan menurun, tetapi sebaliknya, jumlah dribel ke dalam kotak penalti dan tingkat keberhasilan melewati lawan meningkat hampir dua kali lipat.
Mohamed Salah kini lebih banyak fokus ke penyelesaian akhir ketimbang terlibat dalam proses membangun serangan.
Selain itu, perannya sebagai pemberi umpan terobosan juga berkurang drastis. Sebaliknya, ia lebih banyak menerima bola dalam posisi yang memungkinkan dirinya untuk langsung mengancam gawang lawan.
Advertisement
Rekor demi Rekor
Pada musim ini, Mohamed Salah mencapai 10 gol dan 10 assist hanya dalam 17 laga di semua kompetisi, menjadikan itu sebagai capaian tercepat sepanjang kariernya. Ia mencatat kontribusi gol setiap 67 menit.
Dalam laga melawan Newcastle yang berakhir imbang 3-3, Mohamed Salah memecahkan rekor Wayne Rooney dengan menjadi pemain yang paling sering mencetak gol dan memberikan assist dalam satu laga Premier League, yakni dalam 36 pertandingan berbeda.
Satu yang menarik, Wayne Rooney membutuhkan 491 pertandingan untuk mencapai angka tersebut, sementara Mohamed Salah hanya membutuhkan 277 pertandingan.
Tak hanya itu, Mohamed Salah kini berada di peringkat kelima dalam daftar pencetak gol terbanyak sepanjang masa Liverpool.
Jika ia mampu mencetak lebih dari 30 gol di liga musim ini, ia berpeluang naik ke peringkat keempat dalam daftar pencetak gol terbanyak Premier League, melampaui nama-nama legendaris seperti Thierry Henry, Frank Lampard, Sergio Aguero, dan Andy Cole.
Masa Depan Masih Cerah
Pada akhirnya, akan tiba saatnya di mana Mohamed Salah tak lagi mampu melewati bek-bek terbaik dunia dengan mudah.
Namun, dengan performa luar biasa yang ia tunjukkan musim ini, hari itu tampaknya masih jauh.
Bagi Liverpool dan para penggemarnya, Salah tetap menjadi raja di Anfield, dan usianya bukanlah hambatan untuk terus menorehkan sejarah.
Sumber: FourFourTwo
Advertisement