Bola.com, Jakarta - Kekalahan mengejutkan yang dialami Liverpool di putaran keempat Piala FA, Minggu malam (9-2-2025), sebagian disebabkan oleh subjektivitas pelatih Arne Slot.
Arne Slot mendapatkan pelajaran berat dalam sepak bola Inggris ketika Liverpool secara mengejutkan kalah 0-1 dari Plymouth Argyle di putaran keempat Piala FA.
Baca Juga
Advertisement
Kendati hanya menghadapi tim dengan peringkat lebih rendah, pelatih asal Belanda itu masih tidak bisa mencegah The Kop kalah, terutama karena keputusan pemilihan pemain yang buruk.
Berita video pelatih Leicester City, Ruud Van Nistelrooy mengkritik tajam gol kontroversial Manchester United di menit akhir yang dicetak Harry Maguire. Menurutnya gol tersebut terindikasi offside.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Subjektivitas dalam Penggunaan Formasi
Setelah kemenangan meyakinkan 4-0 atas Tottenham di semifinal Carabao Cup, pelatih berusia 46 tahun itu dengan percaya diri memberikan kesempatan kepada pemain muda dan nama-nama yang jarang bermain.
Dia memutuskan untuk memberikan waktu istirahat kepada Mohamed Salah, Virgil van Dijk, Cody Gakpo, dan banyak pemain utama lainnya, sekaligus tidak memasukkan Wataru Endo dan Federico Chiesa dalam starting lineup.
Strategi Arne Slot ini beranggapan bahwa tim cadangan masih cukup kuat untuk mengatasi lawan yang lebih lemah di segala aspek. Namun, kenyataan di lapangan membuktikan sebaliknya.
Liverpool tampil mengecewakan sepanjang 90 menit. Bahkan pemain berpengalaman seperti Chiesa dan Diogo Jota pun tidak bisa membuat perbedaan melawan pertahanan Plymouth yang disiplin.
Kelemahan dalam serangan membuat Liverpool terjebak dan harus membayar harga dengan gol penentu kemenangan lawan.
Advertisement
Kurangnya Alternatif Berkualitas
Laga ini juga memperlihatkan masalah kedalaman skuad Liverpool. Di bangku cadangan, selain Darwin Nunez dan Curtis Jones, Arne Slot tidak memiliki banyak opsi yang dapat mengubah jalannya pertandingan.
Pemain muda seperti Trent Kone-Doherty dan Isaac Mabaya tidak dapat memenuhi kebutuhan dalam situasi tersebut.
Satu di antara kelemahan terbesar pelatih berusia 46 tahun itu adalah meremehkan ketidakpastian dalam sepak bola Inggris. Plymouth, meski berada di dasar klasemen Championship, bukanlah tim yang mudah untuk dikalahkan, apalagi di kandang mereka, Home Park.
Mereka bermain dengan pertahanan yang disiplin, memanfaatkan sepenuhnya kesalahan-kesalahan Liverpool untuk mencetak gol penentu.
Ini bukan pertama kalinya tim kecil memberikan kejutan di Piala FA, tetapi Arne Slot tetap melakukan kesalahan dengan meremehkan lawan.
Konsekuensi dan Pelajaran yang Didapat
Kekalahan yang sangat mengecewakan ini tidak hanya menggugurkan Liverpool dari Piala FA, tetapi juga menimbulkan pertanyaan mengenai manajemen pemain oleh Arne Slot.
Rotasi memang diperlukan untuk menjaga kebugaran dalam jangka panjang, tetapi menurunkan skuad yang sangat lemah melawan tim yang sangat membutuhkan kemenangan, adalah keputusan yang salah.
Liverpool masih bersaing di Premier League, Liga Champions, dan Carabao Cup. Jika Arne Slot tidak menyesuaikan taktik dan memilih pemain dengan lebih tepat, The Reds mungkin akan terus kesulitan di periode penting yang akan datang.
Kekalahan melawan Plymouth ini menjadi peringatan yang tepat waktu, mengingatkan bahwa tidak ada pertandingan yang mudah bagi Liverpool tanpa persiapan yang matang.
Advertisement