Bola.com, Jakarta - Manajer Manchester United (MU), Ruben Amorim, mengungkapkan dirinya merasa seperti berada dalam pertarungan setiap hari untuk membalikkan situasi klub. Tantangan terbesarnya, menurutnya, adalah menghadapi para penggemar di tengah performa buruk tim.
MU saat ini berada di peringkat ke-13 di Premier League dengan hanya meraih empat kemenangan dari 13 pertandingan liga di bawah kepemimpinan Amorim.
Baca Juga
Advertisement
Jelang laga melawan Tottenham Hotspur, Minggu (16/2/2025), yang akan disiarkan langsung di Sky Sports, Ruben Amorim berbicara kepada Pat Davison dari Sky Sports mengenai tekanan yang ia rasakan.
"Ini adalah naik turun. Ini adalah pertarungan setiap hari, dengan segalanya - termasuk dengan banyak media! Lalu, Anda harus menghadapi banyak pertandingan," ujar Amorim.
"Ketika Anda berada di klub ini - atau klub mana pun - jika Anda tidak mampu meraih banyak kemenangan berturut-turut, Anda akan selalu merasa berjuang. Itu bisa sangat melelahkan, bukan hanya bagi saya, tetapi bagi semua orang di klub, termasuk para pemain," lanjutnya.
Berita video jelang laga Tottenham Hotspur vs Manchester United, Ruben Amorim balas kritikan Ange Postecoglou. Amorim menyebut tekanan di MU jauh lebih besar dibandingkan Postecogloud di Tottenham.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Menghadapi Penggemar di Tengah Performa Buruk
Dalam konferensi pers pada Jumat (14/2/2025) waktu setempat, Ruben Amorim mengaku berada di bawah tekanan yang lebih besar dibandingkan pelatih Tottenham, Ange Postecoglou.
Salah satu hal yang paling sulit baginya saat ini adalah bertemu para penggemar, karena ia belum mampu memberikan hasil yang konsisten seperti yang mereka harapkan.
"Merupakan suatu kehormatan," katanya ketika ditanya tentang tekanan yang ia hadapi.
"Ketika Anda berada di acara peringatan Denis Law, Kath Phipps, atau peringatan tragedi Munchen, menghadapi para penggemar di momen-momen seperti itu adalah sesuatu yang sangat berat bagi saya."
"Mereka sangat baik dan sangat percaya dengan apa yang kami coba lakukan. Mereka tahu bahwa saya ingin membantu klub ini."
"Bagian tersulitnya adalah menghadapi mereka di saat seperti ini. Namun, saya melakukan segalanya untuk membantu pemain dan klub kembali ke posisi seharusnya," lanjutnya.
Amorim juga menyadari membangun kembali kejayaan Manchester United membutuhkan waktu yang panjang, sesuatu yang mungkin membuat banyak penggemar lelah mendengarnya dari berbagai pelatih yang pernah menangani klub ini.
"Kami berada dalam situasi yang sangat sulit, tetapi kami harus terus berjuang. Dan untuk terus berjuang, kita harus fokus pada hal-hal kecil, yaitu mencoba memenangkan pertandingan berikutnya dan bertahan di musim ini," ujarnya.
Advertisement
Perbandingan dengan Ange Postecoglou
Ruben Amorim akan menghadapi Ange Postecoglou dalam laga melawan Tottenham, di mana kedua manajer sama-sama mendapat sorotan karena performa tim masing-masing.
Namun, Ruben Amorim merasa bahwa tekanan yang ia alami lebih besar karena ukuran dan ekspektasi yang melekat pada Manchester United.
"Tentu saja saya merasa simpatik terhadap Postecoglou, terutama karena dia adalah orang yang baik dan pelatih yang sangat bagus. Ia ingin memainkan sepak bola dengan cara benar, dan bagi saya itu adalah hal yang positif," kata Amorim.
"Saat kita memilih profesi ini, ada banyak hal baik yang bisa kita dapatkan. Namun, ketika kita tidak menang, kita harus merasakan tekanan tersebut."
"Dengan segala hormat, saya berada di klub yang lebih besar dengan tekanan yang lebih besar. Saya memahami koneksi ini, dan saya sangat mengagumi Postecoglou."
"Saya berasal dari budaya yang berbeda, budaya Portugal, dan kami para pelatih Portugal terbiasa beradaptasi. Saya pun beradaptasi.
"Saat ini saya menggunakan satu sistem karena saya percaya bahwa dengan bekerja pada sistem tersebut, kami bisa bermain dalam berbagai formasi sekaligus. Itulah filosofi saya."
"Namun, kami belum menang dalam banyak pertandingan dan saya memahami mengapa saya dan Ange mengalami masalah yang serupa," lanjutnya.
Sumber: Sky Sports