Sukses


Waterfall, Tikungan Terangker di Sachsenring dan MotoGP

Bola.com, Sachsenring - Lima pebalap terjatuh di Tikungan 11 Sirkuit Sachsenring pada sesi latihan bebas pertama dan kedua MotoGP Jerman, Jumat (15/7/2016). Insiden-insiden tersebut kembali memunculkan cerita soal kehebatan sekaligus keangkeran tikungan yang kerap dijuluki Waterfall alias air terjun tersebut.  

Sachsenring adalah sirkuit dengan trek terpendek dalam kalender MotoGP 2016, panjang hanya 3,67 kilometer (km). Kecepatan rata-rata para pebalap 20 km/jam lebih lambat dibanding sirkuit cepat semacam Phillip Island, Australia. Meski demikian, Sirkuit sachsenring tetap menantang karena tak punya banyak sisi yang mudah.  

Seperti dilansir situs Red Bull, Kamis (14/7/2016), faktanya sirkuit dengan layout searah jarum jam ini memiliki sejumlah tikungan yang sangat sulit dan perubahan ketinggian yang membuat para pebalap top tertantang, sebut saja Casey Stoner, Marc Marquez, Valentino Rossi, dan Dani Pedrosa. Bagian yang paling memacu adrenalin tentu saja Tikungan Waterfall. Bahkan mantan juara dunia MotoGP, Nicky Hayden, sampai menyebut Waterfall sebagai tikungan terbaik di MotoGP.

Tikungan Waterfall mulai eksis sejak 2011, alias tiga tahun sejak Sachsenring ditunjuk sebagai salah satu tuan rumah balapan MotoGP. Ciri khas tikungan ini adalah sangat curam seperti air terjun. Tingkat kesulitan Waterfall sangat tinggi, harus ditaklukkan dengan strategi penggunaan grip ban depan yang tepat, juga didukung dengan prototipe mesin yang bagus. Kecepatan terbaik untuk melaju di Tikungan 11 ini adalah dengan posisi gear enam.   

Sirkuit Sachsenring total memiliki 10 tikungan ke kiri dan 3 tikungan ke kanan. Waterfall termasuk tikungan ke kanan. Nah, jumlah tikungan kanan dan kiri yang tidak merata ini juga menjadi salah satu penyebab pebalap terjatuh. Hal itu ditambah dengan adanya turunan yang curam seusai tikungan.

Perbedaan jumlah tikungan kanan dan kiri berpengaruh tetrhadap suhu ban yang tidak merata. Ban bagian kanan suhunya lebih dingin karena lebih jarang terpakai dibanding yang bagian kiri. Cengkeraman ban bagian kanan yang rendah itulah yang menyulitkan pebalap, apalagi saat membawa motor yang sangat berat. Motor MotoGP rata-rata beratnya mencapai 157 kg. 

Jumlah tipe tikungan yang tak seimbang itu diakui Marc Marquez sebagai faktor banyaknya insiden yang terjadi di Sachsenring, terutama Tikungan  11. "Terlampau banyak tikungan ke kiri, sedangkan kami harus mengurangi kecepatan pada tikungan lainnya. Itu yang jadi masalah," ujar Marquez. 

Pada 2014, Race Direction berusaha merombak area Waterfall, namun setelah ditimbang-timbang batal dilakukan karena dianggap revisi tikungan berisiko sama besarnya dengan yang ada saat ini.  

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 2 halaman

1

Beberapa tahun lalu, Valentino Rossi pernah mengungkapkan teknik khusus untuk melewati tikungan 11 dengan mulus. Dia menyarankan penggunaan ban depan dengan dual compound.  Namun, Rossi pun mengakui tikungan itu atau layout keseluruhan dari Sirkuit Sachsenring perlu diubah atau dirombak. Sudah begitu banyak rider yang mengalami kecelakaan di tempat tersebut, seperti tahun lalu saat Andrea Dovizioso, Andrea Iannone, Cal Crutchlow, dan Hector Barbera yang jadi korban di sana. 

Keunikan Sirkuit Sachsenring sangat disadari Michelin yang menjadi pemasok ban mulai musim 2016. MotoGP Jerman menandai debut ban asimetris Michelin. Pemasok ban tunggal MotoGP itu mengalokasikan ban dengan ketebalan karet berbeda untuk mengantisipasi karakter Sirkuit Sachsenring yang sempit dan berliku. 

Michelin menyediakan ban depan dan belakang yang lebih tebal di bagian kiri. Bagian sebelah kanan ban dibuat lebih lunak supaya bisa cepat panas. Seperti dilansir Crash, Senin (11/7/2016), ada dua versi kompon ban asimetris untuk MotoGP Jerman, yakni medium dan hard (ban belakang) serta soft dan hard (ban depan). Selain ban asimetris, Michelin juga tetap mengalokasikan ban depan simetris berkompon medium.

Namun, apa yang dilakukan Michelin sejak awal diprediksi tak akan merampungkan masalah. Hal itu terbukti adanya lima pebalap yang terjatuh di tikungan 11 pada dua sesi latihan bebas, Jumat. Insiden masih terjadi karena isu utamanya bukan terletak pada kompon ban, tapi juga temperatur. Jadi, ban asimetris tak serta merta bisa dijadikan jaminan menaklukkan Sirkuit Sachsenring. 

Bahkan, Stoner yang sering disebut sebagai pebalap yang diberkati dengan bakat alamiah, juga pernah menjadi korban keangkeran Waterfall. Pada 2012, dia crash di Tikungan 11 dan melaju ke gravel. "Tikungan tersebut harus dilalui dengan kecepatan yang tepat lap demi lap, latihan demi latihan. Anda tak bisa tiba-tiba datang begitu saja," ujar Stoner. 

Kesimpulannya, Waterfall adalah salah satu tantangan terberat pada balapan MotoGP. Tingkat kesulitannya setara atau malah lebih dibanding Tikungan Corkscrew di Laguna Secca. Melihat pebalap melaju di tikungan tersebut menjadi pemandangan menarik bagi para penonton, tapi sangat berisiko untuk para pebalap. 

Hayden pernah menyatakan, ketika motor bekerja dengan sempurna, Waterfall adalah tikungan yang sangat menyenangkan. Tapi, jika yang terjadi sebaliknya, Tikungan 11 bisa jadi sangat menakutkan. 

 

Video Populer

Foto Populer