Bola.com, Jakarta - Kenny Roberts bisa dibilang salah satu pembalap Yamaha tersukses sepanjang sejarah Kejuaraan Dunia Balap Motor.
Pasalnya pembalap asal Amerika Serikat ini bisa merasakan tiga titel juara dunia kelas 500cc bersama tim berlambang garpu tala pada tahun 1978-1980.
Baca Juga
Bomber FC Utrecht, Ole Romeny Ngaku Sudah Facetime dengan Erick Thohir, Calon Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia Selanjutnya?
Meniru Timnas Indonesia, Vietnam Akan Lakukan Naturalisasi Secara Masif
Tak Kenal Lelah, Egy Maulana Vikri dan Arkhan Fikri Langsung Main di BRI Liga 1 Setelah Perkuat Timnas Indonesia
Advertisement
Namun ketika mengecap gelar juara dunia perdana tahun 1978, ia belum berstatus pembalap yang mendapat dukungan dari Yamaha meski mengendarai motor merek perusahaan asal Jepang tersebut.
"Pada tahun 1978 ketika saya tidak berlomba untuk tim pabrikan, saya jadi juara dunia, dan kemudian tim Yamaha berkata: "Tidak ia berlomba untuk kami," Kenny Roberts mengenang.
Pernyataan tersebut merupakan sinyal, Yamaha bakal benar-benar mengontrak Kenny Roberts sebagai pembalap pabrikan mereka.
Benar saja, sang rider mendapat undangan ke Jepang pada Februari 1979. Namun saat itu, ia tidak langsung teken kontrak.
Meski belum punya kontrak, Kenny Roberts tetap menjalani sesi tes. Nahasnya ia terjatuh saat tes tersebut dan mengalami cedera yang sangat parah.
Saksikan Video Pilihan Kami:
Belum Tahu Bisa Bertahan Hidup dan Kembali ke Lintasan
Akibat kecelakaan itu, Kenny Roberts mengalami patah tulang punggung, tulang selangka kiri dan kerusakan limpa.
"Saya berbaring di rumah sakit selama tiga pekan dengan tabung oksigen di mana-mana. Saya pikir Yamaha tak akan jadi mengontrak saya," cerita Kenny Roberts.
Advertisement
"Karena saat itu, mereka bahkan tidak tahu apakah saya bisa bertahan hidup dan kembali berlomba," lanjut ayah dari pembalap Kenny Roberts Jr.
Ya, dengan kondisi Kenny Roberts yang sedang berjuang untuk kembali hidup, nyaris mustahil Yamaha mau memberikan kontrak. Namun fakta yang terjadi sebaliknya.
"Kemudian Tuan Hada, yang merupakan Direktur Divisi Balap Yamaha dan begitu legendaris pada eranya, datang ke rumah sakit kemudian berkata: 'Ayo, kita punya kontrak untuk ditandatangani!," pembalap kelahiran California itu menuturkan.
Advertisement
Etos Kerja
Apa yang dialami Kenny Roberts ini membuatnya sadar betul, Yamaha merupakan tim yang memiliki etika luar biasa.
"Sebagai orang Amerika, saya melihat etika kerja karyawan Yamaha sangat luar biasa. Yamaha adalah perusahaan dengan cara pikir seperti orang dari Barat dalam bisnis motor," Kenny Roberts memberikan pujian.
Advertisement
Perjudian Yamaha untuk tetap memperkerjakan Kenny Roberts berbuah hasil manis pada kelas 500 cc tahun 1979. Dia jadi juara dunia setelah meraih lima kemenangan.
"Sampai sekarang, saya masih menganggap Yamaha bagian dari keluarga. Momen tahun 1979 itu merupakan momen terbaik dalam hidup," ucap pembalap yang hanya mengendarai motor Yamaha pada kariernya.
Sumber: Dari berbagai sumber