Sukses


Kapan Indonesia Punya Pembalap di MotoGP? Bukan Cuma Skill tapi Butuh Fulus Guys

Dua negara Asia Tenggara sudah lebih dahulu punya pembalap yang bisa mentas di kelas tertinggi Kejuaraan Dunia Balap Motor. Malaysia melalui Hafiz Syahrin pada 2018-2019. Lalu Thailand dengan Somkiat Chantra pada MotoGP 2025. Jadi Indonesia kapan? Pertanyaan yang jawabannya sulit dan rumit.

Bola.com, Jakarta - Dua negara Asia Tenggara sudah lebih dahulu punya pembalap yang bisa mentas di kelas tertinggi Kejuaraan Dunia Balap Motor. Malaysia melalui Hafiz Syahrin pada 2018-2019. Lalu Thailand dengan Somkiat Chantra pada MotoGP 2025.

Jadi Indonesia kapan? Pertanyaan yang jawabannya sulit dan rumit. Yang pasti Indonesia sudah on the track untuk mempunyai pembalap di kelas MotoGP. 

Alasan pertama, Indonesia merupakan salah satu market potensial untuk MotoGP. Dorna, selaku penyelenggara sudah sangat lama menginginkan ada rider Tanah Air di kelas premier.

Karena itulah, Dorna selaku penyelenggara Kejuaraan Dunia Balap Motor sudah lama menginginkan balapan MotoGP kembali ke Indonesia. 

Hal ini sudah terjuwud. Berkat Sirkuit Mandalika, Lombok, MotoGP Indonesia resmi kembali masuk kalender Kejuaraan Dunia Balap Motor terhitung mulai tahun 2022. 

Alasan kedua, kini proses pembibitan pembalap Indonesia untuk mengikuti balapan berjenjang dari nasional, Asia sampai dunia sudah berjalan bagus. 

Untuk hal ini, terima kasih layak dilayangkan kepada PT Astra Honda Motor dan PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing yang rajin mengirimkan pembalap mengikuti event balap level nasional, Asia sampai dunia. 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 7 halaman

Munculnya Sosok Mario Suryo Aji dan Aldi Satya Mahendra

Berkat kontribusi PT Astra Honda Motor dan PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing, kini banyak pembalap Indonesia sudah dan sedang merasakan persaingan balap kelas dunia. 

Yamaha Indonesia bahkan layak berbangga karena pembalap binaan mereka, Aldi Satya Mahendra sukses jadi juara World Supersport 300 2024. Kini ia naik kelas ke World Supersport 600 dan cukup rajin finis Top 10 pada musim debutnya. 

Sementara Astra Honda rajin mementaskan pembalap Indonesia di Kejuaraan Dunia Moto3 sampai Moto2. Mereka pernah mengirimkam Dimas Ekky Pratama, Andi Gilang, Gerry Salim (meski hanya wildcard di Moto2 dan Moto3) dan saat ini Mario Suryo Aji. 

Nah kalau bicara jalur menuju ke MotoGP, Mario Suryo Aji sebenarnya sudah sangat dekat. Tahun ini adalah musim keduanya mengikuti kelas Moto2. 

Hebatnya pada awal musim Moto2 2025, performa pembalap berusia 21 tahun itu cukup menjanjikan. Dia mulai rajin masuk sesi kualifikasi 2 atau Q2 yang untuk masuk ke sini harus jadi 18 terbaik di kelas Moto2. 

Mario Suryo Aji bahkan finis kesembilan pada Moto2 Amerika Serikat di Sirkuit Austin, Texas, prestasi terbaiknya di kelas Moto2. Singkatnya, Mario Suryo Aji sudah dalam jalur yang benar menuju MotoGP, mungkin di musim 2026 atau 2027.  

 

3 dari 7 halaman

Bencana Cedera Mario Suryo Aji

Sayang dalam kondisi tren bagus, Mario Suryo Aji menyerah dengan keadaan. Berawal dari kecelakaan pembalap Honda Team Asia ini sempat mengikuti sesi latihan bebas Moto2 Inggris di Sirkuit Silverstone hari Jumat (23/05/2025).

Melalui keterangan resminya, Mario Suryo Aji membeberkan fakta mengejutkan. Dia ternyata mengalami dilokasi bahu kelima dalam periode lima bulan terakhir. 

Artinya, pembalap jebolan Astra Honda Racing School ini sempat memaksakan diri untuk balapan di awal Moto2 2025. "Setelah cukup lama hidup dengan rasa sakit dan ketidakstabilan pada bahu, akhirnya saya sampai pada titik di mana saya harus menghadapi kenyataan," kata Mario Suryo Aji. 

"Bahu saya terkilir lagi, tepat saat saya memasuki Tikungan 4 di lap kedua sata. Saat itu, saya tahu saya tidak bisa terus memaksakan diri seperti ini. Saya sudah mengalami lebih dari lima kali dislokasi dalam waktu kurang dari lima bulan, mulai dari tes pramusim hingga balapan terakhir." 

"Saya didiagnosis mengalami Bankart lesion, tapi saya tetap memaksakan diri untuk terus balapan, mencoba menolak kenyataan hanya demi tetap berada di lintasan," tambahnya. 

4 dari 7 halaman

Absen Panjang

Mario Suryo Aji turut mengatakan pilihan dirinya untuk terus balapan dalam kondisi bahu cedera adalah sebuah keegoisan dan langkah salah. 

"Akhirnya, saya sadar bahwa pilihan yang saya ambil ini egois, mempertaruhkan kerusakan jangka panjang demi ambisi jangka pendek. Jadi, saya memutuskan untuk menjalani operasi," Mario Suryo Aji menuturkan. 

"Ini bukan keputusan yang mudah, tapi ini keputusan yang tepat, demi kesehatan, masa depan, dan impian saya untuk terus bersaing di level tertinggi." 

"Ini bukan akhir, hanya babak baru. Saya akan memanfaatkan waktu ini untuk belajar, berkembang, dan kembali lebih kuat. Momen-momen ketika saya berjuang di barisan depan awal musim ini akan menjadi bahan bakar motivasi saya selama masa pemulihan," lanjutnya. 

Artinya Mario Suryo Aji bakal absen panjang. Artinya harapan publik Indonesia melihat ada pembalap mentas di MotoGP harus tertahan lebih lama lagi. 

5 dari 7 halaman

Bukan Cuma Skill tapi Butuh Fulus

Pengamat MotoGP, Abdul Sattar pun memberikan saran kepada Mario Suryo Aji. Menurut pria yang juga komentator MotoGP di SPOTV Indonesia tersebut mengatakan Mario Aji harus fokus memulihkan kondisi, tanpa terburu-buru comeback balapan. 

"Untuk Mario Suryo Aji, lebih baik fokus pemulihan kondisi. Jangan buru-buru, seperti Jorge Martin, yang justru cedera lagi," Sattar saat dihubungi Bola.com. 

"Dislokasi bahu ini cedera yang pernah mengakhiri karier pembalap hebat Ben Spies. Sekarang teknologi penyembuhan cedera sudah lebih baik ketimbang era Ben Spies. Jadi Aji harus memanfaatkannya agar kembali benar-benar fit," tambahnya. 

Abdul Sattar turut membeberkan syarat pembalap Indonesia jika ingin mentas di MotoGP. Apa saja? Yuk scroll ke bawah untuk membacanya. 

 

 

 

6 dari 7 halaman

Bukan Hanya Skill tapi Juga Butuh Sponsor

Abdul Sattar mencontohkan rekam jejak Mario Suryo Aji saat ini. Menurutnya untuk tembus MotoGP, seorang pembalap bukan hanya butuh skill tapi juga dukungan sponsor. 

Dia menyebut minimal seorang pembalap harus menyetor 5 juta euro atau sekitar Rp93 miliar! Itupun harus diikuti prestasi bagus di ajang Moto2. 

"Jadi untuk Mario Suryo Aji, pertama dia sudah memenuhi syarat karena punya paspor Indonesia. Karena Dorna memang sangat ingin ada pembalap Indonesia di MotoGP," ungkap Sattar. 

"Tapi untuk step up ke MotoGP, Aji setidaknya harus menang beberapa balapan Moto2. Lalu akhir musim ada di urutan tiga besar."

"Namun hal ini juga belum cukup. Untuk ke MotoGP, butuh dana besar. Mario Suryo Aji harus disokong sponsor. Minimal menurut saya, untuk dapat kursi di MotoGP, pembalap harus setor 5 juta euro."

"Beberapa pembalap top MotoGP saat ini, contohnya Alex Marquez masih bawa sponsor ke tim," tambahnya. 

7 dari 7 halaman

Kolaborasi

Kesimpulannya, Astra Honda, dalam hal ini, salah satu pihak yang mendukung karier Mario Suryo Aji hingga saat ini tidak bisa berdiri sendirian. 

Butuh dana besar untuk bisa mencapai MotoGP. Sudah seharusnya pemerintah ikut turun tangan. Bahkan bisa dibuatkan anggaran khusus pembalap Indonesia yang ingin tampil di ajang internasional. 

Jangan sampai juga kasus Rio Haryanto saat mentas di F1 2016 terulang. Kala itu, Rio Haryanto didepak timnya, Manor pada pertengahan musim karena gagal membayar uang yang dijanjikan. 

Bola.com jadi saksi saat itu, bagaimana susahnya manajemen Rio Haryanto mencari sponsor yang ingin memberikan dukungan. Bolak-balik ke Kementerian Pemuda dan Olahraga seakan percuma.  

 

Video Populer

Foto Populer