Sukses


Kisah Lucu Astronot Uni Soviet yang Dikira Gelandangan setelah Turun ke Bumi

Cerita ini diambil dari pengalaman nyata Sergei Krikalev, insinyur penerbangan dari Uni Soviet yang terjebak di stasiun luar angkasa.

Bola.com, Jakarta - Kisah mengenai seorang astronot yang terjebak di luar angkasa tanpa bisa kembali ke Bumi akibat bubarnya negaranya ternyata bukanlah sekadar imajinasi belaka.

Pengalaman ini benar-benar dialami oleh Sergei Krikalev, seorang insinyur penerbangan dari Uni Soviet yang terpaksa tinggal di orbit karena pemerintahnya runtuh saat ia sedang menjalani misi luar angkasa.

Pada 18 Mei 1991, Krikalev meluncur menuju Stasiun Luar Angkasa Mir sebagai bagian dari misi Mir EO-9. Ia terbang bersama dua astronaut lainnya, yaitu Anatoly Artsebarsky dari Uni Soviet dan Helen Sharman, yang merupakan astronaut pertama dari Inggris.

Ketiga astronaut tersebut bertugas untuk melakukan perawatan dan peningkatan sistem di stasiun luar angkasa tersebut.

Namun, saat rekan-rekannya kembali ke Bumi lebih awal, Krikalev tetap berada di orbit untuk melanjutkan misi sambil menunggu tim pengganti. Tanpa ia ketahui, negaranya sedang menghadapi kehancuran yang besar.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Negara lenyap, akses pulang terhalang.

Pada akhir tahun 1991, tepatnya di bulan Desember, Uni Soviet resmi dibubarkan. Dalam waktu yang sangat singkat, kekaisaran komunis yang pernah menguasai seperempat dunia itu pun lenyap dari peta. Hal ini mengakibatkan Krikalev, yang saat itu berusia 33 tahun, terjebak di orbit luar angkasa tanpa kepastian untuk kembali ke Bumi. Ketika ia mencoba menghubungi pusat kendali untuk meminta izin pulang, jawaban yang diterimanya sangat mengejutkan: "tidak ada dana untuk memulangkannya." Pemerintah Rusia yang baru saja terbentuk sedang berjuang untuk menyelamatkan ekonomi nasional dan menganggap bahwa eksplorasi luar angkasa bukan lagi menjadi prioritas utama.

Alih-alih melakukan misi penyelamatan, pemerintah malah menjual aset-aset luar angkasa yang tersisa. Kursi kapsul Soyuz yang ada dijual ke negara-negara lain; satu kursi berhasil dijual ke Austria dengan harga 7 juta dolar, sementara satu kursi lainnya dijual kepada Jepang seharga 12 juta dolar untuk mengirim reporter TV ke luar angkasa. Di tengah situasi yang sulit ini, Krikalev tetap bertahan di stasiun Mir, berusaha menjaga agar semua sistem tetap berfungsi. Ia menjadi satu-satunya insinyur penerbangan yang tersisa di luar angkasa, memikul tanggung jawab yang sangat besar sementara kondisi fisiknya semakin melemah.

3 dari 4 halaman

Madu yang Selalu Menghindar

Dalam situasi terisolasi yang berkepanjangan, Krikalev mulai merasakan dampak negatif dari kondisi tanpa gravitasi, seperti penurunan massa otot, melemahnya sistem kekebalan tubuh, serta meningkatnya risiko terkena kanker akibat paparan radiasi dari luar angkasa. Ia pernah meminta agar dikirimkan madu untuk meningkatkan semangatnya, tetapi yang diterima malah lemon dan horseradish, sejenis lobak pedas yang berasal dari Eropa Timur.

Secara teknis, Krikalev memiliki opsi untuk menggunakan kapsul darurat Raduga yang tersedia di stasiun luar angkasa tersebut. Namun, ia menyadari bahwa jika ia pergi, stasiun itu akan menjadi kosong dan proses kerusakan fasilitas luar angkasa yang dibangun oleh negaranya akan semakin cepat. Dalam situasi yang sulit ini, Krikalev dihadapkan pada pilihan antara keselamatan pribadi dan tanggung jawab profesional. Ia akhirnya memutuskan untuk tetap bertahan di stasiun tersebut.

4 dari 4 halaman

Jerman yang menyelamatkan.

Setelah menghabiskan waktu 311 hari di orbit dan mengelilingi Bumi lebih dari 5.000 kali, akhirnya bantuan tiba. Pemerintah Jerman memutuskan untuk memberikan dana sebesar 24 juta dolar AS guna membiayai astronaut pengganti, Klaus-Dietrich Flade, sehingga Krikalev dapat kembali ke Bumi.

Ia mendarat di Kazakhstan pada tanggal 25 Maret 1992 dalam keadaan yang sangat lemah. Tubuhnya tampak pucat, dan ia kesulitan untuk menopang berat badannya sendiri, sementara ia masih mengenakan pakaian ruang angkasa yang bertuliskan "USSR", simbol dari negara yang kini sudah tidak ada. Meskipun mengalami keterlambatan yang sangat lama untuk kembali, Krikalev dinyatakan dalam kondisi stabil. Ia kemudian dijuluki "Orang Terakhir Uni Soviet" karena menjadi satu-satunya warga negara yang masih mewakili negeri tersebut setelah perpecahan terjadi.

Kisah dramatis yang dialami Krikalev tidak membuatnya mundur dari dunia antariksa. Dua tahun setelah peristiwa tersebut, ia kembali ditugaskan sebagai astronaut Rusia pertama yang terbang dengan wahana NASA Shuttle, dan juga menjadi salah satu astronaut awal di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Pengalaman luar biasanya kemudian diangkat dalam film dokumenter berjudul Out of the Present, yang merekam salah satu momen paling luar biasa dalam sejarah eksplorasi ruang angkasa—seorang manusia yang terus mengorbit saat negaranya runtuh di bawahnya.

Video Populer

Foto Populer