Sukses


Airlangga Hartarto Memastikan Negosiasi Tarif dengan AS Selesai Oktober 2025 Ini

Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa saat ini proses tersebut masih dalam tahap pembahasan mendalam antara kedua negara, khususnya mengenai penyusunan dasar hukumnya.

Bola.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan bahwa target penyelesaian perundingan mengenai tarif resiprokal antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) adalah pada bulan Oktober 2025. Langkah ini merupakan bagian dari upaya untuk memperkuat hubungan ekonomi antara kedua negara.

Airlangga menjelaskan bahwa saat ini, proses perundingan masih berada dalam tahap pembahasan yang intens antara kedua pihak, terutama dalam hal penyusunan dasar hukum yang diperlukan.

"Tarif AS kan masih dalam negosiasi, sehingga ini belum berlaku. Jadi kalau kita lihat data dari BPS, ekspor masih kuat," ungkap Airlangga saat ditemui di kantornya di Kemenko Perekonomian, Jakarta, pada Rabu (1/10).

Ia juga menambahkan bahwa saat ini pembahasan telah memasuki fase legal drafting. Ini berarti bahwa rincian mengenai kesepakatan tarif dan komoditas yang akan dikecualikan sedang dirumuskan secara formal.

"Legal drafting itu sesudah pembicaraan selesai, legal drafting. Nah sekarang kita lagi legal drafting. Harapannya tentu Oktober ini bisa diselesaikan," jelasnya.

Salah satu poin penting dalam perundingan ini adalah upaya Indonesia untuk memastikan bahwa beberapa komoditas unggulannya tidak dikenakan tarif impor sebesar 19% yang diterapkan oleh AS. Komoditas seperti kelapa sawit, karet, dan kakao menjadi prioritas utama dalam negosiasi ini.

"Semua yang tanahnya dari Indonesia, seperti kelapa sawit, karet, kakao itu, hampir dipastikan bisa diberikan nol," tuturnya.

Video Timnas Indonesia

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Ekspor Indonesia Masih Stabil

Walaupun ada perluasan tarif yang diberlakukan oleh pihak Amerika Serikat, Airlangga tetap percaya bahwa kinerja ekspor Indonesia tidak akan terpengaruh secara signifikan. Ia memberikan contoh produk furnitur dan alat berat yang terkena tarif tambahan, namun tetap diminati oleh konsumen di pasar Amerika.

"Saat sekarang kan ekspor furniture kita masih berjalan, dan mereka ada pembatasan, tetapi mereka ada permintaan," ujarnya. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada tantangan, permintaan terhadap produk-produk tersebut tetap ada.

Airlangga juga menambahkan bahwa keunggulan daya saing produk Indonesia yang berbahan baku lokal menjadi faktor penting yang mendukung keberhasilan ekspor.

Meskipun ada tekanan dari tarif yang diterapkan, beberapa sektor masih mampu mempertahankan performa ekspor mereka. Dengan demikian, meski terdapat kendala, potensi ekspor Indonesia tetap terjaga berkat kualitas dan daya tarik produk yang ditawarkan.

3 dari 3 halaman

Kebijakan Harga di AS

Pada sebelumnya, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan sebuah kebijakan baru yang berfokus pada peningkatan tarif untuk berbagai produk kayu. Kebijakan ini menetapkan tarif sebesar 10% untuk impor kayu lunak dan papan kayu, sementara untuk produk olahan seperti lemari dapur, meja rias, dan furnitur berlapis kain dikenakan tarif sebesar 25%.

Kebijakan ini akan mulai diterapkan pada tanggal 14 Oktober, dengan rencana untuk kenaikan tarif tambahan yang dijadwalkan pada 1 Januari yang akan datang.

Pemerintah AS menjelaskan bahwa tujuan dari langkah ini adalah untuk melindungi industri manufaktur dalam negeri. Dasar hukum yang digunakan untuk memberlakukan kebijakan ini adalah Pasal 232 dari Undang-Undang Perluasan Perdagangan.

Aturan tersebut memberikan kewenangan kepada presiden untuk menetapkan tarif dengan alasan menjaga keamanan nasional. Dengan adanya kebijakan ini, diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi sektor manufaktur domestik.

Video Populer

Foto Populer