Sukses


4 Momen Kelam dalam Sejarah Olimpiade

Bola.com, Jakarta Olimpiade identik dengan momen kegembiraan, pembuktian, maupun kebersamaan. Inilah ajang pembuktian tertinggi bagi atlet di seluruh dunia. 

Walaupun dipenuhi oleh berbagai pawai dan kebahagiaan selama berlangsungnya ajang olahraga sedunia tersebut, tidak jarang terselip kejadian-kejadian tak terduga. Peristiwa-peristiwa tersebut menjadi warna bagi sejarah olahraga dunia. Sebut saja soal utang, boikot, hingga insiden bom.  

Berikut ini 4 momen memalukan dan kelam dalam sejarah olimpiade, seperti dirangkum dari berbagai sumber. 

1. Utang dan Pengetatan

Bagi negara penyelenggara, olimpiade tidak selamanya mendatangkan keuntungan secara finansial. Tak jarang malah besar pasak daripada tiang. Salah satu contohnya, Olimpiade Athena 2004 yang pengeluarannya sangat membengkak, yaitu 796% dari rencana anggaran semula. Yunani pun terjebak utang puluhan triliun rupiah. Olimpiade Montreal yang diadakan pada 1976 juga mengakibatkan Kanada harus berutang senilai Rp 15 triliun rupiah dan baru lunas setelah 30 tahun.

Olimpiade juga pernah menerapkan pengetatat anggaran. Olimpiade London 1948 dikenal sebagai olimpiade pengetatan karena para atlet diminta mencari akomodasi sendiri, bahkan pihak panitia tidak menyediakan handuk untuk para peserta.

Ajang ini juga pernah diwarnai boikot dengan alasan politik. Hak asasi manusia menjadi isu utama pada Olimpiade Montreal 1976 setelah 22 negara Afrika memboikot ajang olahraga ini. Tindakan itu dipicu kehadiran Selandia Baru pada pesta olahraga multievent empat tahunan tersebut. Selandia Baru jadi sorotan karena menghadiri undangan pertandingan rugbi oleh Afrika Selatan yang saat itu masih dikuasai rezim apartheid.

Upaya boikot terjadi lagi, kali ini di tengah-tengah berlangsungnya Perang Dingin. Amerika Serikat yang dipimpin oleh Presiden Jimmy Carter memboikot ajang ini bersama negara-negara sekutunya untuk memprotes invasi Uni Soviet ke Afghanistan. Sebagai gantinya, dibuatlah ajang Liberty Bell Classic di Philadelphia, yang diikuti atlet-atlet dari negara-negara yang mendukung boikot tersebut.

2 dari 2 halaman

1

2. Insiden Bom

Pada 27 Juli 1996, sepekan setelah berlangsungnya Olimpiade Musim Panas di Atlanta, sebuah paket mencurigakan ditemukan di Centennial Olympic Park. Paket tersebut kemudian meledak dan menewaskan 1 orang dan mencederai 11 lainnya. Sempat terjadi insiden salah tangkap. FBI menciduk Richard Jewell, seorang petugas keamanan yang dituduh memasang bom tersebut. Tuduhan tersebut akhirnya dicabut karena tersangka sebenarnya adalah Eric Rudolph. Jewell kemudian menuntut NBC News dengan tuduhan pencemaran nama baik dalam pemberitaan insiden tersebut.

3. Salam Anti Penindasan

Olimpiade Mexico City 1968 menjadi salah satu momen yang paling diingat, karena salam anti penindasan dengan mengacungkan tangan oleh atlet kulit hitam Amerika Serikat John Carlos dan Tommie Smith dianggap sebagai pelanggaran oleh Komite Olimpiade Internasional atau IOC. Mereka dianggap melanggar prinsip Olimpiade, yang salah satunya mengedepankan netralitas. Dua atlet tersebut dipulangkan dua hari setelah peristiwa tersebut.

4. Penyanderaan

Olimpiade di Munich ini ditandai dengan sebuah teror berdarah. Sebanyak 11 atlet Israel tewas sebuah penyanderaan oleh teroris. Kelompok teroris yang beranggotakan 8 orang ini mendobrak tempat penginapan atlet dan menyandera mereka selama 18 jam.

Sempat terjadi upaya perundingan sekaligus rencana menjebak para teroris di landasan militer Furstenfeldbruck. Namun, upaya otoritas Jerman gagal dan malah membuat para teroris tersebut membunuh para sandera karena merasa terancam.

Peristiwa ini secara permanen merusak citra perdamaian yang dibawa oleh Olimpiade, dan mendorong Jerman untuk memperkuat kebijakan anti-teroris dengan membentuk pasukan antiteror GSG 9.

Sumber: Reasons.com

Video Populer

Foto Populer