Sukses


6 Pesaing Tim Basket AS di Olimpiade 2016

Bola.com, Rio de Janeiro - Keputusan krusial diambil Federasi Bola Basket Internasional (FIBA) pada 1989. Mereka secara resmi mengizinkan pemain profesional ambil bagian di ajang olimpiade. Efeknya benar-benar luar biasa, terutama bagi tim basket Amerika Serikat. Kehadiran bintang-bintang NBA di tim basket AS benar-benar jadi momok bagi para rival.

Semenjak era Dream Team pada Olimpiade Barcelona 1992, dominasi tim basket Amerika Serikat di Olimpiade benar-benar tak terbantahkan. Sejak saat itu, AS mampu tampil konsisten dalam cabang bola basket putra. Satu-satunya noda bagi AS hanyalah di Olimpiade Athena 2004. Di luar dugaan, para bintang basket AS takluk di babak semifinal dari Argentina dan harus puas membawa pulang medali perunggu. 

Kejutan yang terjadi pada Olimpiade 2004 membuktikan satu hal penting. Meskipun didukung deretan bintang NBA seperti Tim Duncan, LeBron James, dan Allen Iverson, tim basket AS tetap punya titk lemah. Faktanya, mereka dikalahkan oleh Argentina di semifinal, yang notabene saat itu hanya memiliki satu pemain yang berkiprah di NBA, yakni Emanuel Ginobili.

Menjelang Olimpiade Rio, skuat basket AS lagi-lagi menjadi tim yang paling difavoritkan. Meskipun tak diperkuat dua bintang utamnya, Stephen Curry dan LeBron James, AS tetap paling ditakuti. Namun, jika tak berhati-hati bisa saja AS bakal kembali tersandung. 

Tim-tim dari Eropa dan Amerika Selatan tentu tak ingin membiarkan AS melenggang mudah menuju podium juara. Tim kuat Eropa seperti Spanyol dan Prancis dipastikan bakal bertarung sekuat tenaga untuk mengakhiri dominasi AS. Tapi mampukah mereka?

Inilah 6 tim yang dinilai sebagai pesaing kuat tim basket AS di Olimpiade Rio de Janeiro 2016:  

2 dari 7 halaman

1

Argentina

Rapor tim basket putra Argentina di ajang Olimpiade bisa dibilang cukup memuaskan. Pada 2004, Argentina membuat kejutan besar dengan menundukkan tim favorit Amerika Serikat (AS), di babak semifinal. AS akhirnya harus puas meraih medali perunggu, sedangkan Argentina merebut medali emas setelah mengalahkan Italia di laga final. 

Pada 2008, Argentina kembali meraih medali, tapi kali ini perunggu. Medali itu dimenangi dalam pertarungan perebutan tempat ketiga melawan Lithuania. Sayangnya, tradisi medali itu gagal dipertahankan pada Olimpiade London 2012. Tim asal Amerika Selatan itu menyerah dari Rusia pada laga perebutan medali perunggu. 

Besar kemungkinan Argentina akan bergantung pada pemain gaek seperti Manu Ginóbili, yang sekarang bermain untuk San Antonio Spurs dan sudah berusia 39 tahun, Luis Scola yang memperkuat Toronto Raptor (36 tahun), dan Andres Nocioni yang membela tim basket Real Madrid (36 tahun). Meskipun sudah gaek, kemampuan mereka tak perlu diragukan. 

Ginobili adalah satu dari lima pemain NBA setelah Stephen Curry, James Harden, LeBron James, dan Magic Johnson, yang bisa menghasilkan tembakan dengan akurasi mencapai 58 persen. Sedangkan Scola dikenal sebagai jagonya rebound di FIBA American Championship dengan rebound per pertandingan adalah 10.1, dan membuatnya dianugerahi sebagai MVP. Tiga pemain ini adalah bagian dari Golden Generation yang sudah melalui tiga olimpiade secara bersama dan diharapkan akan memberikan dampak positif bagi rekan mereka.

Guards: Manu Ginobili, Facundo Campazzo, Carlos Delfino, Nicolas Laprovittola, Nicolas Brussino.
Forwards: Andres Nocioni, Luis Scola, Patricio Garino, Leonardo Mainoldi, Gabriel Deck.
Centers: Roberto Acuna, Marcos Delia.

3 dari 7 halaman

2

Prancis

Prancis tidak membawa beberapa pemain yang berkarier di NBA seperti guard Orlando Magic Evan Fournier, center New York Knicks Joakim Noah, serta center Washington Wizards, Ian Mahinmi. Namun, keberadaan Tony Parker, Boris Diaw, Nicolas Batum, dan Rudy Gobert mengindikasikan Prancis akan lebih fokus menambah daya tembak. 

Keungguan tim Prancis yang akan turun di Olimpiade Rio 2016 ini adalah keberadaan talenta-talenta seperti Parker, Batum dan Diaw. Mereka juga memiliki kedalaman di posisi point guard. Tak heran, Prancis bisa saja menurunkan dua point guard secara berbarengan. Yang jelas, passing-passing para pemain Prancis sangat bagus, begitu juga barisan pertahanan yang dikenal brilian.

Mereka punya kans untuk merecoki kemapanan AS. Jika pun gagal, bukan tak mungkin Prancis lah yang akan membawa pulang medali perak. 

Namun, secara keseluruhan rekor Prancis di Olimpiade tak terlalu mengesankan.  Pada Olimpiade London, mereka hanya bercokol di posisi keenam, sedangkan mereka gagal lolos kualifikasi pada Olimpiade Athena 2004 dan Beijing 2008. 

Guards: Tony Parker, Nando de Colo, Antoine Diot, Thomas Huertel.
Forwards: Nicolas Batum, Boris Diaw, Mickael Gelabale, Florent Pietrus, Charles Lombahe-Kahudi.
Centers: Rudy Gobert, Joffrey Lauvergne, Kim Tillie.

4 dari 7 halaman

3

Spanyol

Negara yang menempati peringkat 5 FIBA ini sudah memenangi medali perak pada Olimpiade 2008 dan 2012. Pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Spanyol kembali bergantung pada skuat yang membawa mereka memenangkan medali perak di Olimpiade London 2012. Pemain yang sedang atau pernah bermain di NBA seperti Pau Gasol (San Antonio Spurs) dan Rudy Gonzales ( mantan pemain Denver Nuggets yang sekarang bermain di Real Madrid ), kembali dipanggil. 

Spanyol sepertinya bisa bermain dengan dinamis, yang ditopang dengan keseimbangan antara point guard dan power forward. Pau Gasol bisa mengambil keputusan yang tepat di bawah ring dan tidak akan membiarkan dirinya mudah kehilangan bola. Adangkan sisi segi point guard, Rudy Fernandez, Nikola Mirotic, Juan Carlos Navarro dan Llull sangat bisa diandalkan.

Spanyol juga punya modal mentereng untuk menjegal AS, yaitu gelar juara pada Kejuaraan Basket Eropa 2016. Pada laga puncak, Spanyol sukses menyingkirkan Lithuania. Sebelumnya, Spanyol juga mendepak Polandia, Yunani, dan Prancis. Hasil tersebut mengantar Spanyol meraih tiket otomatis ke Olimpiade Rio. Jadi, mampukah Spanyol meraih medali emas? 

Guards: Ricky Rubio, Juan Carlos Navarro, Sergio Llull, Jose Calderon, Sergio Rodriguez.

Forwards: Rudy Fernandez, Nikola Mirotic, Victor Claver, Alex Abrines, Felipe Reyes.

Centers: Pau Gasol, Willy Hernangomez.

5 dari 7 halaman

4

Brasil

Sebagai tuan rumah Olimpiade 2016, Brasil berhak mendapatkan tiket otomatis di cabang basket. Meskipun biasanya juga terkualifikasi, kali ini adalah jalan termudah yang dilalui Brasil untuk tampil di ajang olimpiade. 

Masa keemasan tim basket Brasil di Olimpiade tersaji pada periode 1948-1964. Saat itu, mereka memenangi tiga medali emas. Tapi, setelah itu tampilan Brasil kurang mengesankan, meskipun masih dianggap salah satu tim papan atas di level internasional. Adapun pada Olimpiade London 2012, Brasil menempati peringkat kelima. Setelah mencatat menang kalah 4-1 di fase grup, Brasil kalah dari Argentina di babak perempat final. 

Andalan mereka pada olimpiade kali ini antara lain Nene (Houston Rocket) dan Cristiano Feliciao (Chicago Bulls). Kedua pemain tersebut efektif dalam rebound maupun akurasi tembakan. Di NBA, Nene mengoleksi 4.5 rebounds dan akurasi tembakan 54,4 persen, sedangkan Felicio memiliki 6.3 rebound dan 88 % tembakan yang dia berikan berasal dari garis lemparan bebas, membuatnya jadi point guard yang mumpuni.

Guards: Marcelo Huertas, Raul Neto, Leandro Barbosa, Alex Garcia, Vitor Benite, Rafael Luz.
Forwards: Guilherme Giovannoni, Marquinhos Souza, Rafael Hettsheimeir.
Centers: Nene, Cristiano Felicio, Augusto Lima.

6 dari 7 halaman

5

Australia

Tim Australia memang hanya menempati posisi ke-11 pada rangking FIBA. Namun, skuat mereka pada Olimpade 2016 terbilang mentereng.

Sejumlah pemain NBA akan jadi andalan Negeri Kanguru untuk menghentikan dominasi tim Amerika Serikat. Mereka adalah Patty Mills (San Antonio Spurs) Andrew Bogut (Dallas Mavericks), Joe Ingles (Utah Jazz), Mathhew Dellavedova (Milwaukee Bucks), dan Aron Baynes (Detroit Pistons).

Bogut dan Dellavedova bukan nama asing. Keduanya pernah memperkuat tim papan atas NBA. Bogut musim lalu membela tim finalis NBA, Golden State Warriors, sebelum memutuskan pindah ke Mavericks. Sementara itu, Dellavedova menjadi bagian dari Cleveland Cavaliers yang keluar sebagai juara.

Sementara itu, pencapaian Australia pada dua Olimpiade sebelumnya cukup gemilang. Mereka mampu menembus babak perempat final. Akankah pencapaian mereka lebih baik pada Olimpiade 2016?

Guards: Patty Mills, Matthew Dellavedova, Damian Martin, Kevin Lisch, Chris Goulding
Forwards: Joe Ingles, Cameron Bairstow, Brock Motum, Ryan Broekhoff
Centers: Andrew Bogut, Aron Baynes, David Andersen

7 dari 7 halaman

6

Lithuania 

Lithuania patut diwaspadai oleh tim basket AS. Selain menempati peringkat ketiga ranking FIBA, Litunia juga berstatus runner up pada Kejuaraan Eropa Basket, setelah di final kalah dari Spanyol. 

Bagaimana rekam jejak Lithuania di olimpiade? 1992, 1996, and 2000, Lithuania meraih medali perunggu setelah masing-masing mengalahkan AS dan Argentina. Sedangkan pada Olimpiade London 2012, mereka kalah dari Rusia di babak perempat final, atau finis di urutan kedelapan. Itu merrupakan prestasi terburuk tim basket Lithuania sejak memisahkan diri dari Uni Soviet. 

Pada Olimpiade 2016 ini, Lithuania bakal mengandalkan mantan pemain NBA seperti  Linas Kleiza, Darius Songaila, dan Sarunas Jasikevicius, serta Martynas Pocius. Berbekal pemain-pemain mumpuni, negara kecil itu selalu berhasil mempertahankan status sebagai salah satu tim basket terbaik di dunia. Mereka memiliki pemain-pemain yang cerdas dan berbadal ideal. Lithuania juga sangat cerdik bermain di sisi lapangan maupun tampil konvensional. 

Lithuania diprediksi bakal melangkah jauh di turnamen ini karena memiliki skuat yang tak perliu diragukan. Tapi, mampukah Lithunia mengakhiri dominasi AS? 

Guards: Mantas Kalnietas, Renaldas Seibutis, Marius Grigonis, Vaidas Kariniauskas, Adas Juskevicius.
Forwards: Jonas Maciulis, Mindaugas Kuzminskas, Paulius Jankunas, Domantas Sabonis.
Centers: Jonas Valanciunas, Antanas Kavaliauskas, Robertas Javtokas.

Video Populer

Foto Populer