Sukses


    Kolom Ian Situmorang: Uruguay Vs Prancis, Aksi Mbappe Lagi!

     

    Ian Situmorang, Wartawan Olahraga Senior Kylian Mbappe Lottin, striker Prancis akan menjadi mimpi buruk bagi Diego Godin, kapten sekaligus koordinator pertahanan Uruguay. Pemuda yang belum genap berusa 20 tahun itu memiliki potensi besar untuk meneror gawang yang dikawal Fernando Muslera.

    Tetapi, sepakbola kan bukan permainan individu. Ada kohesi kuat di antara 11 pemain, ditambah pengaturan strategi dari pinggir lapangan oleh pelatih. Fokus, konsentrasi 100 persen harus dijalankan, lengah sedikit saja akan melahirkan musibah dalam bentuk kekalahan.

    Dalam sejarah sepakbola, Prancis dan Uruguay adalah pemeran utama. Piala Jules Rimet yang diperebutkan adalah nama tokoh Prancis yang jago dalam mengorganisir seluruh potensi dunia, penggagas kejuaraan dunia.

    Uruguay adalah negara pertama penyelenggara kejuaraan sepakbola dunia yang diikuti 13 negara. La Celeste tampil sebagai juara mengalahkan Argentina di final dengan Guilermo Stabile menjadi pencetak gol terbanyak, 8 gol.

    Setelah berlalu 88 tahun, pada edisi ke-21 ini, Uruguay akan berlaga melawan Prancis di bumi Rusia. Mari kita simak perbandingan potensi kedua tim: Secara umum, kedua tim memiliki kemampuan pada level setara.

    Kombinasi hebat duo Atletico Madrid, Godin (32) dan Jose Maria Gimenez (23). Sebagai bek tengah. Bek sayap diisi Martin Caceres (31-Lazio) dan Diego Laxalt (25-Genoa). Di depan mereka ada Lucas Torreira (22-Sampdoria), Rodrigo Bentancur (21-Juventus), Nahitan Nandez (22-Boca Juniors), Matias Vecino (26-Inter Milan). Duet bomber, Luis Suarez (31-Barcelona) dan Edison Cavani ( 31-PSG).

    Starting XI seperti ini merupakan karyasang El Maestro, Oscar Tabarez dengan materi didominasi pemain muda. Mengulang sejarah masuk semifinal Piala Dunia 2010 merupakan target utama.

    Bagaimana pasukan Les Bleus Prancis? Pelatih yang juga pemain Prancis ketika merebut gelar juara Piala Dunia 1998, Didier Deschamps tak kalah mentereng. Pasukan multi kultur itu dibangun dengan pondasi memberi kepercayaan bagi kaum muda.

    2 dari 2 halaman

    Darah Muda

    Sederatan nama-nama besar merupakan jaminan bagi Prancis mulai dari kiper hingga ujung tombak. Hugo Lloris (31-Totteham Hotspur), Raphael Varane (25-Real Madrid), Samuel Umtiti (24-Barcelona), Benjamin Pavard (22-Stuttgart), Hernandez (22-Atletico Madrid), Paul Pogba (25-Manchester United), Antoine Griezmann (27-Atletico Madrid), N’Golo Kante (27-Chelsea), Ousmane Dembele (21-Barcelona), Mbappe (19-PSG) Oliver Giroud (31-Chelsea).

    Karena duel ini penentuan nasib, maka beberapa hubungan pribadi harus disingkirkan. Kita lihat bagaimana persahabatan Griezmann, Hernandez dengan Godin dan Gimenez di Atletico. Sama halnya dengan Umtiti, Dembele dengan sohibnya di Barcelona, Suarez. Demikian juga Mbappe yang satu posisi dengan Cavani di PSG. Walau demikian sikap pro tetap dikedepankan.

    Sesungguhnya partai ini tidak dapat lagi disebut antara Amerika Latin dengan Eropa. Lihatlah bagaimana mana susunan Uruguay, hanya satu pemain yang main di kompetisi Argentina, selebihnya di Eropa. Dari tiga kali pertemuan, Uruguay sekali menang dan dua kali seri.

    Kadar teknik, fisik dan kecerdikan tidak dapat lagi dibedakan. Salah satu lubang yang mungkin menjadi titik lemah adalah pengendalian emosi. Jika emosi tidak dapat diredam, maka ganjaran kartu kuning atau bahkan merah bisa keluar. Trik licik Suarez jangan sampai makan korban hukuman penalti dan kartu.

    Menyadari kemampuan berimbang ini, saya tetap memosikan Prancis yang akan lolos ke semifinal. Darah muda Mbappe yang sudah menemukan ‘bintang’ nya di Rusia akan mampu menerobos dari sisi Godin yang kalah adu cepat.

    Extra time? Boleh jadi, tapi Prancis akan unggul!

    Video Populer

    Foto Populer