Ahsan / Hendra Dinilai Tampil Konsisten, tapi Tetap Dievaluasi

Bola.com, Jakarta - Ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, dinilai tampil konsisten dan stabil sepanjang 2019. Namun, pelatih ganda putra, Herry Iman Pierngadi, mengatakan pasangan senior tersebut tetap harus dievaluasi.

Ahsan/Hendra tercatat berhasil menjuarai turnamen bergengsi All England pada tahun ini. Mereka juga dua kali menginjak final, yaitu di Indonesia Masters dan Singapura Terbuka.

BRI Liga 1: Persita Waspadai Kebangkitan Persik Meski Baru Saja Dihajar Bhayangkara FC 0-7
Duel Harry Kane Vs Jude Bellingham Warnai Semifinal Liga Champions 2023 / 2024: Ketika Senior Berhadapan dengan Junior
Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 yang Mungkin Absen di Laga Terakhir Grup A Piala Asia U-23 2024: Demi Siap Tampil di Perempat Final

Adapun di Swiss Terbuka dan Malaysia Terbuka, langkah mereka terhenti di perempat final. Ahsan/Hendra saat ini bercokol di peringkat keempat dunia versi BWF.

"Ahsan/Hendra cukup konsisten dan stabil. Kalau mereka ke semifinal, final, cukup konsisten, tapi tetap harus dievaluasi, kekurangan dan kelebihannya. Karena kalau di peringkat sepuluh besar, sudah saling mengalahkan, terutama di lima besar, saling mengalahkan sepertinya biasa," kata Herry, melalui rilis dari PBSI, Kamis (18/4/2019).

"Saat bertanding, siapa yang paling siap, itu yang memungkinkan memenangkan pertandingan. Siapa yang bisa memanfaatkan menang angin-kalah angin. Hampir semua lapangan pertandingan di Asia, masalahnya di situ," imbuh Herry.

Pada turnamen terakhir di Singapura Terbuka, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan terpaksa mengubur impian menjadi juara setelah takluk dari ganda Jepang, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda.

Berita video ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan berhasil membawa pulang medali All England 2019 usai mengalahkan ganda Malaysia.

2 dari 2 halaman

Ranking Naik

Herry berharap ranking Ahsan/Hendra dan ganda putra Indonesia lainnya bisa terus naik. Dengan demikian, kans bertemu sesama pemain Indonesia di babak perempat final atau sebelumnya tak besar.

"Yang harus dihindari itu ketemu di delapan besar terus. Kalau rankingnya naik kan bisa ketemu di semifinal atau di final. Kalau rankingnya terlalu jauh ketemunya di babak delapan besar, di babak awal, yang selama ini terjadi kan begitu, jadi menghindari pertemuan di awal-awal," urai Herry.

"Kalau pengaturan hasil pertandingan tidak ada kok, mereka fight semua. Prize money nya kan masing-masing," imbuh Herry sembari tertawa.