Sukses


Tips Hilangkan Kebiasaan Menyentuh Wajah, Cegah Penularan Virus Corona

Bola.com, Jakarta - Cara untuk mencegah terpapar virus corona ada berbagai macam. Sebut saja social distancing atau menjaga jarak, sering mencuci tangan dengan sabun, minimalkan menyentuh wajah, hingga meningkatkan imunitas tubuh dengan mengonsumsi makanan-makanan bergizi.  

Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk melindungi diri dan keluarga dari virus Corona adalah mencuci tangan. Hanya saja, virus ini dapat hidup di logam dan plastik selama berhari-hari.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dan Organisasi Kesehatan Dunia(WHO) telah menginformasikan orang-orang untuk berhenti menyentuh wajah mereka. Kenapa orang sering menyentuh wajahnya?

Kimberly Barchard, ahli dalam metode penelitian, menjelaskan orang sering menyentuh wajah, menyeka mata, menggaruk hidung, menggigit kuku, dan memutar kumis mereka.

Orang-orang lebih banyak menyentuh wajah ketika mereka cemas, malu atau stres, tetapi juga ketika mereka tidak merasakan apa-apa sama sekali.

Studi menunjukkan bahwa rata-rata siswa, pekerja kantor, tenaga medis, dan orang-orang di kereta menyentuh wajah mereka antara sembilan dan 23 kali per jam.

Lantas, mengapa sangat sulit untuk berhenti? Menurut Barchard, menyentuh wajah memberi kita penghargaan dengan menghilangkan ketidaknyamanan sesaat seperti gatal dan ketegangan otot. Ketidaknyamanan ini biasanya berlalu dalam satu menit, tetapi menyentuh wajah memberikan bantuan segera yang akhirnya membuatnya menjadi kebiasaan.

 

2 dari 3 halaman

Ganti Kebiasaan

Stephen Benning adalah seorang psikolog klinis yang membantu kliennya mengubah kebiasaan dan mengelola stres dengan cara yang sehat. Untuk melatih mengubah kebiasaan, Benning menyarankan untuk melakukan teknik modifikasi perilaku.

Ini yang membantu orang menghentikan berbagai perilaku yang tampaknya otomatis, seperti menggigit kuku saat gugup, dan gagap.

"Ini melatih orang untuk memperhatikan ketidaknyamanan yang mendorong kebiasaan mereka, memilih perilaku lain untuk digunakan sampai ketidaknyamanan berlalu dan mengubah lingkungan mereka untuk mengurangi ketidaknyamanan mereka," kata Benning seperti dikutip The Conversation.

Benning mengatakan seseorang mungkin telah mengubah beberapa kebiasaan lain seperti tidak berjabat tangan. Tetapi orang sering menyentuh wajah tanpa sadar.

"Jadi langkah pertama dalam mengurangi sentuhan-wajah adalah menyadarinya," ujarnya.

Benning mengingatkan setiap kali menyentuh wajah, perhatikan bagaimana Anda menyentuh wajah, dorongan atau sensasi yang mendahuluinya dan situasi yang Anda alami - apa yang Anda lakukan, di mana Anda secara fisik atau apa yang Anda rasakan secara emosional.

"Jika Anda biasanya tidak menyadari ketika menyentuh wajah Anda, Anda dapat meminta orang lain untuk mengingatkan," tegasnya.

 

 

3 dari 3 halaman

Membuat Catatan

Pemantauan diri ini, kata Benning, lebih efektif ketika orang membuat catatan fisik. Anda bisa membuat catatan yang menjelaskan secara singkat setiap contoh dari menyentuh wajah. Misalnya:

• Hidung digaruk dengan jari, terasa gatal, saat berada di meja

• Mengotak-atik kacamata, tangan kesemutan, frustrasi

• Mengistirahatkan dagu di telapak tangan, leher terasa sakit, saat membaca

• Mengigit kuku, kuku tersangkut di celana, menonton TV

"Pemantauan diri lebih efektif jika orang membagikan hasil mereka kepada publik, jadi pertimbangkan untuk membagikan hasil Anda dengan teman atau mempostingnya di media sosial," jelasnya.

Sumber: The Conversation

Disadur dari: Liputan6.com (Editor Amal Abdulrachman, published: 27/3/2020). 

 

Disclaimer:

Bersama lebih dari 50 media nasional dan lokal, Bola.com ikut serta melakukan kampanye edukasi #amandirumah secara serentak di stasiun televisi, radio, koran, majalah, media siber, dan media sosial.

Bola.com secara intens akan memproduksi konten-konten edukasi informatif yang positif berkaitan dengan wabah virus Corona COVID-19 sebagai bagian gerakan moral bersama #medialawancovid19. Tolong bantu sebar seluas mungkin info positif ini ke seluruh lapisan masyarakat agar mata rantai penyebaran COVID-19 di Indonesia dapat diputus.

Video Populer

Foto Populer