Sukses


Cintamu Membuatku Kuat dan Kebencianmu Membuatku Tak Terkalahkan

CATATAN panjang ini adalah curahan hati seorang pendukung Barcelona, yang pada masanya galau alias labil gara-gara Cristiano Ronaldo. Tapi, justru mendapatkan sebuah prinsip hidup yang menawan.

Bukan cerita besar jika dua raksasa Spanyol, Barcelona dan Real Madrid, selalu menjadi biang keladi keasyikan menonton La Liga. Entah bagaimana ceritanya jika Liga Spanyol tak memiliki Barcelona dan Real Madrid. Hambar?, bisa jadi meski bisa saja tak absolut.

Tidak hanya kedua tim yang bertarung di lapangan, tetapi kalangan suporter juga sering terlibat perseteruan. Barcelona dan Real Madrid memiliki basis fans yang besar dan setia.

Gengsi rasanya mengakui kekalahan atas pihak rival, terkadang berbagai cara dilakukan agar rasa malu itu tertutup. Mulai dari membahas sejarah, raihan trofi di masa lampau, keberpihakan wasit, sampai saling senggol satu sama lain.

Aku termasuk orang yang tumbuh dalam pertarungan tersebut, pernah terlibat adu argumen sampai fisik demi membanggakan klub yang dibela. Aku adalah fans Barcelona sejak 15 tahun terakhir, masih terbilang kardus memang.

Namun dengan umur segini, rasanya sudah separuh usia saya mencintai klub asal Catalonia ini. Aku tumbuh mencintai Barcelona di era kepelatihan Frank Rijkaard pada 2005.

 

Video Lionel Messi

2 dari 4 halaman

Era Frank

Saat itu, Rijkaard berhasil membawa Barcelona kembali percaya diri dengan permainan mereka. Orang Belanda ini melanjutkan pakem Total Football yang populer di masa Johan Cruyff.

Rijkaard berhasil menandingi dominasi Real Madrid sebagai Raja Spanyol. Teringat ketika Barcelona berhasil meraih gelar Liga Spanyol 2004/2005, setelah empat tahun puasa gelar.

Lalu ada gelar Liga Champions 2005/2006 yang telah dirindukan publik Camp Nou sejak 13 tahun terakhir. Keberhasilan Rijkaard berlanjut dengan permainan fantastis Barcelona di bawah Pep Guardiola.

Aku semakin mencintai Barcelona selama Guardiola memimpin. Permainan indah satu dua sentuhan di atas lapangan berhasil memanjakan mata ketika melihat El Barca bertanding.

Nama-nama seperti Lionel Messi, Xavi Hernandez, Andres Iniesta, dan Carles Puyol akan selalu teringat dalam benak. Mereka semua yang membantu Barcelona memutus dominasi Real Madrid di Spanyol atau bahkan di Eropa.

Namun, dalam satu dekade terakhir, jika ada yang bisa menandingi rivalitas Barca dan Madrid, itu adalah rivalitas Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. Dua pemain terbaik dunia yang saling bersaing menentukan siapa layak menjadi raja di sepak bola.

 

3 dari 4 halaman

Raihan Prestasi

Persaingan itu tumbuh seiring dengan raihan prestasi. Aku melihat Messi sejak masih menjadi wonderkid di bawah Rijkaard. Sementara itu, Ronaldo telah berduet dengan Ruud van Nistelrooy di Manchester United.

Aku sangat mengagumi kedua sosok hebat ini, Messi dengan talenta yang dimiliki dan tentunya pemain Barcelona, serta Cristiano Ronaldo dengan semangat kerja kerasnya menjadi yang terbaik. Namun, jika harus memilih siapa yang layak menjadi nomor satu sulit rasanya untuk dikatakan.

Kelabilan saya muncul ketika Cristiano Ronaldo memutuskan bergabung dengan Real Madrid pada 2009. Sosok yang kukagumi harus berduel dengan klub yang kucintai. Mereka pasti akan saling bersaing di atas lapangan.

Setiap kali nonton bareng El Clasico, aku selalu berada di posisi bahagia ketika Barcelona menang dan bangga setiap Cristiano Ronaldo membuat gol. Messi harus dihargai sebagai pemain terbaik dalam sejarah Barcelona dan patut untuk dikagumi. Namun, jika tolak ukurnya pada proses selama berkarier menjadi pesepak bola, aku mengatakan Cristiano Ronaldo unggul satu tingkat di atas Messi.

Aku sangat mengagumi sosok Cristiano Ronaldo dalam bertumbuh sebagai pesepak bola. Banyak pelajaran hidup yang dapat menginspirasi berkarir. Cristiano Ronaldo memiliki mental yang kuat.

 

4 dari 4 halaman

Momen Inspiratif

Aku tahu, sejak kecil dia selalu dianggap remeh orang-orang sekeliling, yakni tidak akan menjadi pesepak bola hebat. Meski begitu Cristiano Ronaldo tetaplah Ronaldo, dan tidak memedulikan apa kata orang, sehingga fokus pada tujuan.

Ada satu kutipan Cristiano Ronaldo yang selalu terbenak di kepala, yakni “Cintamu membuatku kuat, dan kebencianmu membuatku tak terkalahkan.” Terbukti, semua mulut dibungkam prestasi yang dia raih selama 22 tahun menjadi pesepak bola.

Yup, dalam catatan sederhanaku, ia membawa Manchester United, Real Madrid, dan Juventus meraih berbagai gelar, serta memberikan trofi internasional untuk Portugal.

Setidaknya, ada 30 trofi telah masuk ke lemari dan 742 gol telah dicetak sepanjang karier Cristiano Ronaldo. Pantas rasanya jika dia diganjar lima kali gelar pemain terbaik dunia di ajang Ballon d’Or.

Bagiku, kalimat prinsip ala Cristiano Ronaldo telah memberikan banyak inspirasi. Setidaknya, ketika sedang awal melangkah ke jenjang karier apapun, semua yang ada di sekeliling, baik yang jahat ataupun baik, adalah pendukung sekaligus pencetak mental berharga.

Tabik

Penulis: Reinaldo Ortensio

Penulis adalah mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara

 

Video Populer

Foto Populer