Bola.com, Jakarta - Keputusan Lamine Yamal untuk membela Spanyol ketimbang Maroko pada Agustus 2023 menjadi sorotan besar, terutama mengingat darah Maroko yang mengalir dalam dirinya.
Bintang muda Barcelona itu, yang kini berusia 17 tahun, memilih La Roja setelah menjalani pembicaraan dengan pelatih Timnas Maroko, Walid Regragui, serta pertemuan dengan perwakilan Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF), Francis Hernandez dan Vicente Blanco, di Barcelona.
Baca Juga
Advertisement
Yamal membuat debutnya bersama Timnas Spanyol pada September 2023 dalam usia 16 tahun dan 57 hari—sebuah rekor sebagai pemain termuda yang tampil dan mencetak gol bagi tim senior Spanyol.
Berita Video, Pierre-Emerick Aubameyang berhasil mencetak gol tunggal untuk Al Qadisiyah Vs Al Raed pada Kamis (3/4/2025)
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Merasa Sebagai Orang Spanyol
Dalam wawancaranya di program El Chiringuito, Regragui mengungkapkan proses yang ia dan timnya jalani untuk meyakinkan Lamine Yamal, meski pada akhirnya sang pemain menjatuhkan pilihan pada Spanyol.
"Lamine Yamal tidak bermain-main dengan pilihan 'Saya orang Maroko atau orang Spanyol'; dia memilih Spanyol," kata Regragui.
Pelatih yang membawa Maroko ke semifinal Piala Dunia 2022 itu mengakui talenta luar biasa yang dimiliki Yamal dan membagikan isi percakapan mereka.
"Dua atau tiga hari setelah saya bicara dengannya, dia menelepon dan berkata: 'Mister, terima kasih atas semua dukungannya, tapi saya akan memilih Spanyol. Saya merasa sebagai orang Spanyol'. Dia anak yang sangat jujur," ungkapnya.
Advertisement
Pendekatan Langsung dan Terbuka
Regragui menjelaskan bahwa proses pendekatan dilakukan secara langsung dan terbuka.
"Saya berbicara langsung dengannya, dan dia benar-benar jujur kepada saya dan federasi. Kami sudah mencoba segalanya dari sisi Maroko—kami menawarkan kesempatan tampil di Piala Afrika, hingga proyek besar seperti Piala Dunia 2030—tapi, dia tidak pernah berbohong. Dia tidak bermain-main dengan identitas; dia memang memilih Spanyol," tuturnya.
Ia menutup ceritanya dengan menyebut bahwa ini adalah kasus pertama yang ia hadapi sejak menangani Timnas Maroko.
"Kami bicara dengan keluarganya, dengannya langsung, juga dengan pengacaranya. Ini pengalaman pertama saya dalam kasus seperti ini sejak saya ambil alih tim nasional. Begitulah dunia sepak bola," ucapnya.
Â
Sumber: Marca via Tribuna