Tim Koordinasi Kritik Pembentukan Penjaringan Ketum KOI

oleh Diya Farida diperbarui 01 Okt 2015, 20:14 WIB
REAKSI - Tim Koordinasi menyampaikan reaksi mereka terkait pembentukan Tim Penjaringan Calon Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia 2015-2019 yang dianggap dilakukan secara sepihak oleh Ketua Umum KOI saat ini, Rita Subowo, Kamis (1/10/2015).(Istimewa)

Bola.com, Jakarta - Kisruh di internal Komite Olimpiade Indonesia (KOI) memasuki babak baru. Selang beberapa jam setelah KOI mengonfirmasikan Tim Penjaringan Calon Ketua Umum KOI Periode 2015-2019 di Kantor KOI, Senayan, Jakarta, Kamis (1/10/2015), Tim Koordinasi menyampaikan reaksi mereka.

"Kami menyayangkan sikap Ketua Umum KOI yang secara sepihak merilis nama-nama Tim Penjaringan Calon Ketua Umum KOI baru. Padahal, seharusnya pemilihan nama-nama ini harus dibicarakan dulu dengan para anggota, dalam hal ini yang masuk dalam Rapat Anggota," jelas Sekjen FOKSI, Dasril Anwar, yang juga merupakan anggota KOI, di Hotel Century, Senayan, Jakarta.

Advertisement

"Sesuai dengan AD/ART, pemilihan nama-nama tim penjaringan ini harus berdasarkan kesepakatan antara Komite Eksekutif dan Rapat Anggota. Nah, ini kan Rapat Anggota tidak dilibatkan. Padahal kami juga punya hak untuk mengusulkan siapa-siapa saja yang ada di tim penjaringan," sambungnya.

Tim Koordinasi ini terbentuk setelah Rapat Anggota Istimewa dan Kongres Istimewa KOI yang mengagendakan pembahasan perubahan AD/ART KOI pada Rabu, 30 September, berakhir tanpa putusan. Gara-gara tidak ada kesepakatan, Ketum KOI Rita Subowo menutup rapat secara sepihak dan meninggalkan ruangan.

Saat Rita menutup rapat, mayoritas anggota KOI yang dipimpin Doddy Iswandi (Sekjen Persatuan Gulat Seluruh Indonesia) menggelar rapat lanjutan di Gedung Serba Guna Senayan. Dalam rapat itu, para anggota juga membentuk tim penyaringan dan penjaringan calon ketum. Tim ini disetujui 27 anggota biasa dan 12 anggota luar biasa. Tim ini diketuai Timbul Thomas Lubis.

Peserta rapat juga membentuk tim koordinasi dan tim negosiasi, yang dipimpin Doddy Iswandi. Tim ini bertugas bernegosiasi dengan Ketua Umum KOI Rita Subowo terkait tim penyaringan dan penjaringan yang mereka bentuk.

Sementara itu, KOI resmi membentuk tim penjaringan untuk mencari calon ketua umum dan anggota eksekutif KOI masa bakti 2015-2019 setelah menggelar rapat anggota Komite Eksekutif yang digelar di Hotel Peninsula, Jakarta, Jumat (25/9/2015). Selain Achmad Budiharto, yang bertindak sebagai ketua, tim penjaringan juga diisi Hifni Hasan (Sekretaris), Badai Mega Negara (Anggota), Syahrir Nawir (Anggota), dan Ricky Tarore (Anggota).

Adapun, pendaftaran calon ketua umum dan anggota eksekutif KOI akan dibuka Jumat (2/10/2015) mulai pukul 10.00 dan ditutup pada 28 Oktober 2015, tepat pukul 24.00 WIB. Calon yang lolos dari penjaringan berhak bersaing pada Kongres Istimewa yang digelar pada 31 Oktober 2015.

Namun begitu, menurut kubu Tim Koordinasi, langkah yang diambil KOI ini tidak bijak dan menyalahi AD/ART. Mereka menduga strategi itu ditempuh Ketua Umum KOI, Rita Subowo, untuk memuluskan ambisinya kembali memangku jabatan Ketum KOI.

"Historinya kan Bu Rita sudah dua kali menjadi Ketum KOI. Dan itu sudah maksimal. Artinya, beliau tidak bisa mencalonkan diri lagi. Namun, karena mendapat dukungan dari IOC, Bu Rita merasa dirinya baru satu periode memimpin KOI. Padahal, beliau sudah dua periode memegang jabatan ini," kata Dasril.

"Kami yang ada di sini, 27 plus 12 anggota, tidak ada satu pun yang berminat menjadi Ketum KOI. Kami hanya berharap Bu Rita, selaku ketua kami mau memberi respons positif terhadap permintaan kami terkait pemilihan nama-nama di dalam tim penjaringan," ucap Dasril.

Baca Juga:

KOI Bentuk Tim Penjaringan Calon Ketua Umum

Tour de Singkarak 2015: Atlet dari 36 Negara Bakal Lahap 1.341 Km

Banyuwangi International Run 2015 Jadi Tantangan Baru bagi Pelari