Pesepak Bola Berbakat yang Gagal Bersinar

oleh Deny Adi Prabowo diperbarui 08 Feb 2016, 06:00 WIB
Pesepak bola asal Amerika Serikat, Freddy Adu. (AFP/Paul J. Richards)

Bola.com - Bakat pesepak bola muda biasanya sudah tercium saat masih belia. Akan tetapi, banyak pemain muda yang gagal menjaga performa, bahkan kualitas permainan justru menurun.

Advertisement

Akibat tekanan karier yang kian meninggi, mereka pun meredup dengan sendirinya. Jika awalnya mereka adalah bintang yang dipuja-puji, tapi kini menjadi sosok yang bukan siapa-siapa. Bola.com memilih 10 pemain yang sempat memiliki karier cemerlang, namun kini menjadi sosok yang tak dikenal lagi.

1. Freddy Adu

Sempat dianggap sebagai pemain yang bakal membangkitkan sepak bola Amerika Serikat dan dijuluki The Next Pele, Freddy Adu akhirnya membela klub ke-10 nya dalam 11 tahun perjalanan karier.

Adu yang baru berusia 25 tahun itu pernah diklaim sebagai salah satu talenta paling luar biasa saat menandatangani kontrak bersama D.C. United pada usia 14 tahun. Namun, setelah itu ia hengkang ke 12 dalam jeda waktu sembilan tahun.

Klub yang pernah dibelanya adalah Real Salt Lake, Benfica, AS Monaco, Belenenses, Aris, Caykur Rizespor, Philadelphia Union, Bahia dan Jagodina, KuPS, Kufu-98 dan Tampa Bay Rowdies.

Adu bahkan sempat bekerja di event organizer sebuah klab bernama Shadow Rooms di daerah asalnya, Washington DC. 

2. Sonny Pike

Setelah menjalani trial di akademi sepak bola Ajax Amsterdam pada usia 7 tahun, popularitas Sonny Pike melonjak drastis. Saat itu, Pike sempat dijuluki sebagai The Next Diego Maradona dan George Best.

Kendati demikian, tekanan yang begitu besar membuatnya goyah. Pike memang sempat membela  tim amatir seperti Stevenage Borough, Barnet, Enfield, Waltham Forest dan Dryburgh Saint. Dia kemudian pensiun pada usia 20 tahun dan menjadi guru di Skotlandia.

3. Cherno Samba

Jika Anda merupakan salah satu penggemar game simulasi Championship Manager, Anda pasti kenal nama ini. Dia merupakan striker yang memiliki fisik kuat dan bahkan sempat membela di timnas Inggris U-20.

Kehebatan Samba sempat memancing perhatian dari Liverpool, meski tawaran pindah ke Anfield ditolak. Setelah memulai karier di tim utama Milwall, Samba ibarat menghilang dari dunia sepak bola.

Dia membela tujuh klub dalam kurun waktu 10 tahun. Pada 2012, dia gantung sepatu pasca membela klub divisi tiga Norwegia, FK Tonsbe.

4. Michael Johnson

Produk akademi Leeds United memulai debutnya bersama Manchester City pada 2006-2007. Pada musim itu, dia tampil sebanyak 10 kali untuk The Citizens dan membela timnas Inggris U-19 dan U-21.

Kendati demikian, karier Johnson justru melayu sebelum berkembang karena cedera. Terakhir kali dia turun ketika City menang 5-1 atas Scunthorpe United di Piala Liga Inggris pada 2009. Pada musim 2011-2012, dia pensiun dan menjadi agen properti di Urmston.

5. Wayne Harrison

Pada musim 1984-1985, Harrison menjadi salah satu remaja termahal dalam dunia sepak bola. Titel itu didapatkan setelah Liverpool mengeluarkan dana 250.000 poundsterling pada usia 17 tahun.

Manajer The Reds kala itu, Joe Fagan, mengungkapkan alasan membayar uang dengan jumlah besar untuk Harrison.

"Anda mendengar laporan yang spesial terkait performanya, maka dari itulah saya memboyongnya," ucap Fagan kepada BBC.

Namun, saat hendak melaju ke tim utama Liverpool, dia menderita cedera lutut yang parah pada 1991. Pada 2011, Daily Mail menyebut namanya sebagai salah satu transfer pemain muda terburuk sepanjang sejarah. Harisson mengembuskan napas terakhir pada Hari Natal 2013 pada usia 46 tahun karena penyakit pankreas.

6. Billy Kenny

Buah tak jatuh jauh dari pohonnya. Pepatah ini cocok untuk menggambarkan talenta William Aidan "Billy" Kenny. Dia merupakan anak dari Billy Kenny Sr, yang sempat membela Everton.

Karier pria yang kini berusia 42 tahun itu sebenarnya menanjang pada 1992-1993 bersama The Toffees. Akan tetapi, cedera parah menggiringnya ke alkohol dan obat-obatan. Sempat membela Oldham Athletic dan Barrow AFC, dia mengakhiri karier pada 2001-2002 bersama Royal Seaforth.

7. Keirrison 

Dikabarkan, Barcelona membayar 14 juta euro pada 2009 untuk mendatangkannya. Pemandu bakat Azulgrana terpana setelah pemain Brasil itu saat tampil membela Coritiba dan Palmeiras. Namun, Barca menjadi pilihan salah untuk Keirrison.

Dia tak pernah tampil sekalipun di Camp Nou dan kemudian dipinjamkan ke Benfica, Fiorentina, Santos, dan Cruzeiro. Pada 18 Januari 2016, dia nyaris membela klub Thailand, Buriram United, tetapi kepindahannya gagal.

8. Dominic Adiyiah

Adiyiah merupakan pencetak gol terbanyak dalam ajang Piala Dunia U-20 2009 bersama Ghana.

AC Milan pun memboyongnya dengan biaya 500.000 euro dari klub Norwegia, Fredrikstad, pada 2009. Namun. tak sekalipun dia memakai jersey I Rossoneri dan kemudian dipinjamkan ke Liga Turki, Ukraina dan Kazakhstan.

Pada Februari 2015, Adiyiah diboyong klub Thailand, Nakhon Ratchasima dan dikontrak selama setahun. Setelah kontraknya habis, kini dia menganggur pada usia 26 tahun.

9. John Bostock

Nama Bostock menjulang ke angkasa setelah menjadi pemain termuda Crystal Palace pada usia 15 tahun, pada 2007. Semusim kemudian, dia ditransfer ke Tottenham Hotspur dengan biaya 700.000 poundsterling. Transfernya bahkan bisa membengkak hingga 1,45 juta poundsterling andai performanya bersama The Spurs menawan.

Kendati demikian, kariernya kian menukik turun pascapindah ke White Hart Lane. Dia sempat dipinjamkan ke Hull City, Sheffield Wednesday, Swindon Town dan Toronto FC. Pada 2014-2015, Bostock pindah ke Belgia dan membawa OH Leuven ke divisi dua. Dalam prosesnya, dia mencetak 13 gol dan 19 assist serta menyabet pemain terbaik.

10. Nii Lamptey

Lamptey sempat dijuluki oleh Pele-nya Ghana pada 1991. Tak tanggung-tanggung, julukan tersebut diberikan langsung oleh sang pemilik nama asli. Pria Brasil itu kagum setelah melihat peforma Lamptey di Piala Dunia U-17 1991.

Klub Belgia, Anderlecht, menjadi klub perdananya di Eropa. Kariernya menanjak pada usia 20 tahun dengan hengkang ke Aston Villa.

Musim pertama Lamptey di Premier League hancur lebur. Setelah itu, dia membela berbagai klub di penjuru dunia, mulai dari Asante Kotoko SC (Ghana), Shandong Luneng (Tiongkok) dan terakhir Jomo Cosmos (Afrika Selatan) pada 2007-2008.

Sumber: Berbagai sumber