Liga Bola Gelar Seminar Sepak Bola bersama Pelatih Belanda

oleh Wiwig Prayugi diperbarui 17 Jul 2016, 20:00 WIB
Pelatih asal Belanda, Guus Griet, memberikan pelatihan acara forum pelatih Liga Bola Indonesia di Sabnani Park, Tanggerang, Banten, Minggu (17/7/2016). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Bola.com, Bandung - Sebanyak 19 pelatih SSB mengikuti seminar sepak bola yang digelar Liga Bola Indonesia bersama instruktur pelatih asal Belandan, Guus Griet, Minggu (17/7/2016) di Sabnani Park, Alam Sutera, Tangerang, Banten.

Acara tersebut digelar Forum Pelatih Liga Bola Indonesia bekerja sama dengan KickOff! Indonesia. Dalam seminar yang berlangsung kurang lebih tiga jam, para pelatih diberi materi pembinaan pemain usia 9 tahun dan 11.

Diskusi pun berjalan menarik karena yang dibahas tak hanya dari sisi teknis. Sebagai contoh, pelatih SSB meminta masukan dari Guus Griet terkait kendala postur yang dialami Indonesia bila tanding melawan tim Eropa. 

Menurut Griet, pemain Asia Tenggara tidak bisa memaksakan untuk memiliki postur seperti pemain Eropa. Tetapi, ada hal yang yang mampu menutupi kekurangan postur.

Advertisement

"Pembinaan di Eropa hanya mengacu pada empat indikator saat melakukan perekrutan, pertama teknik, kepribadian, intelejensi, dan kecepatan. Itu untuk usia awal (9-11 tahun). Latihan untuk membentuk fisik berlaku setelah usia 17 tahun," katanya.

Selain itu, diskusi tersebut juga membahas bagaimana fungsi pelatih SSB. Di Indonesia, ada masalah besar ketika para orang tua pemain mengintervensi pelatih dalam menurunkan pemain dan memaksakan posisi pemain hingga keinginan kuat untuk meraih kemenangan.

"Di Belandang juga hampir sama. Saya pernah punya pengalaman buruk hampir dicekik orang tua pemain," tambahnya.

Salah satu solusi yang paling mudah adalah memberi penegasan kepada orang tua bahwa pelatih adalah bos dalam sebuah tim. Orang tua tidak punya hak untuk ikut campur. 

"Sebelum turnamen berjalan, undanglah orang tua pemain dan beri penegasan aturan main dalam sebuah tim, fungsi pelatih, dan batasan-batasan peran orang tua. Kalau mereka tidak suka, beri saja penegasan untuk tidak ikuti turnamen atau latihan," jelasnya.

Dalam seminar Griet mengaku terkesan dengan pelatih muda Indonesia. Meski dengan fasilitas seadanya, para pelatih memiliki keinginan untuk belajar.

"Untuk saat ini yang harus dilakukan oleh Indonesia adalah membekali pelatih dengan ilmu dan lisensi. Indonesia butuh banyak pelatih berkualitas karena jumlah SDM yang banyak," tegas mantan Direktur Teknik Timnas Junior Qatar itu.