5 Dosa Besar David Moyes Selama Menjadi Manajer

oleh Arie Nugroho diperbarui 23 Jul 2016, 20:47 WIB
David Moyes ditunjuk sebagai manajer baru Sunderland, (AFP/Andrew Yates)

Bola.com, London - Sunderland tak membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan pengganti Sam Allardyce, yang ditunjuk sebagai pelatih timnas Inggris. Manajemen The Black Cats mengumumkan David Moyes sebagai suksesor pada Sabtu (23/7/2016).

Advertisement

David Moyes menandatangani kontrak berdurasi selama empat musim. Ini menandai pertama kalinya pria asal Skotlandia itu kembali ke kancah Premier League setelah tahun 2014.

Presiden Sunderland, Ellies Short, mengungkapkan pengalaman Moyes menjadi alasan utama Sunderland mengontraknya. Dia juga menyatakan bahwa Moyes memang telah lama masuk dalam radar bidikan The Black Cats.

David Moyes memulai karier kepelatihannya bersama Preston North End pada tahun 1998. Dia kemudian dikontrak oleh Everton pada 14 Maert 2002 dan bertahan bersama The Toffees selama 11 tahun.

"Saya senang dapat bergabung dengan Sunderland. Saya menikmati tantangan dan bersemangat dengan kesempatan ini," ungkap Moyes.

"Saya pernah menangani klub besar Inggris dan saya menatap ke depan untuk kembali bekerja di Premier League. Saya ingin melanjutkan pekerjaan bagus yang sudah dilakukan Sam Allardyce," ia menambahkan.

Puncak karier kepelatihan Moyes terjadi pada tahun 2013, di mana dia dipercaya sebagai suksesor Sir Alex Ferguson yang memutuskan mundur sebagai manajer Manchester United.

Namun, MU juga menjadi bumerang bagi karier Moyes. Dia hanya mampu bertugas selama 10 bulan sebagai manajer Setan Merah. Dia menjadi manajer tersingkat yang pernah membesut MU dalam 82 tahun.

Setelahnya, David Moyes berupaya kembali meniti kariernya dengan membesut Real Sociedad. Namun, dia kembali merasakan pemecatan pada 9 November 2005. Berikut berbagai sisi negatif Moyes saat menjadi manajer Manchester United.

2 dari 6 halaman

1

1. Latihan Berat

Moyes dikenal kerap menerapkan menu latihan yang berat di setiap tim yang dia pegang. Menu latihan berat memang lumrah diterapkan di klub-klub papan tengah dan bawah Premier League. Namun, menu latihan yang menguras fisik tak pernah diterapkan di klub-klub papan atas.

Saat Moyes menerapkan menu latihannya di Manchester United, para pemain sering mengeluh. Tak jarang, beberapa pemain sampai berselisih pendapat dengan Moyes. Bahkan, Sir Alex Ferguson kabarnya sempat memberikan peringatan kepada Moyes untuk merubah menu latihannya. Namun, nasihat sang legenda tak dia gubris.

"Latihan di bawah arahan Moyes amat berat. Fisik kami semua terkuras. Saya bahkan terkadang sampai kesulitan untuk bangun dari tempat tidur karena kelelahan," ujar mantan bek Manchester United, Rio Ferdinand.

Menu latihan berat ini disinyalir menjadi awal kehancuran rezim Moyes di MU. Para pemain yang tak suka dengan metode latihan sang pria Skotlandia mulai membangkang dan tak mengikuti segala instruksinya.

3 dari 6 halaman

2

2.Kurang Cakap di Bursa Transfer

Salah satu penyebab utama kegagalan Moyes di MU adalah karena dia gagal mendatangkan para pemain bintang untuk mendongkrak performa klub. Pada bursa transfer awal musim 2013-2014, Moyes membidik Cesc Fabregas, Thiago Alcantara, Leighton Baines, dan Arjen Robben.

Namun, Moyes gagal mendapatkan satu pun pemain incarannya. Padahal, MU saat itu amat membutuhkan pemain di posisi gelandang serang setelah Paul Scholes memutuskan gantung sepatu.

Merasa panik, Moyes akhirnya memutuskan mendatangkan pemain andalannya saat membesut Everton, yakni Marouane Fellaini. Namun, Fellaini hingga ini gagal memenuhi ekspektasi klub dan lebih banyak duduk di bangku cadangan.

Moyes memang berhasil mendatangkan Juan Mata dari Chelsea. Namun, keberhasilan itu tak lepas karena jasa pemain berkebangsaan Spanyol itu tak lagi dibutuhkan oleh manajer Chelsea kala itu, Jose Mourinho.

4 dari 6 halaman

3

3. Tak Bisa Memenangkan Hati Pemain

Robin van Persie menjadi pemain yang pertama kali bertengkar dengan Moyes saat di Manchester United. Pemain asal Belanda itu beberap kali terlibat perang dingin dengan Moyes kala masih menjadi penggawa Setan Merah.

Perseteruan bermula dari kekecewaan RvP yang dipaksakan bermain oleh Moyes saat dia belum sepenuhnya sembuh dari cedera ibu jari dan engkel. RvP kala itu menolak bermain dengan meminum obat penghilang rasa sakit.

Moyes sempat membantah terjadi perseteruan antara dia dan RvP. Namun tak lama berselang, keduanya tertangkap kamera berdebat serius di markas latihan MU, AON Training Complex.

Setelahnya, para pemain senior MU berduyun-duyun menyampaikan kritikan mereka terhadap Moyes di media. Nemanja Vidic, Ryan Giggs, dan Rio Ferdinand menjadi yang paling vokal dalam melontarkan kritik.

Bahkan, Ferdinand sempat membeberkan kebiasaan buruk Moyes, yakni mengumumkan susunan pemain tim pada menit-menit akhir menjelang bergulirnya pertandingan.

5 dari 6 halaman

4

4. Terlalu Mengandalkan Taktik Bertahan

Seperti para pelatih tim papan tengah lainnya, Moyes selalu mengedepankan pola permainan bertahan. Hal itu bertujuan agar tim yang dia bela paling tidak bisa mengamankan satu poin saat berhadapan melawan tim papan tengah.

Skema permainan tersebut dia bawa saat menjadi manajer Manchester United. Hal itu tentu saja berujung kegagalan, mengingat MU di bawah rezim kepemimpinan Sir Alex Ferguson dikenal sebagai attacking minded.

Alhasil, para pemain yang terbiasa menyerang mengalami kesulitan ketika mereka diminta untuk membantu pertahanan. Banyak sumber dalam MU yang meminta Moyes merubah gaya pertahanannya. Namun, dia tak menggubris.

6 dari 6 halaman

5

5. Tak Pernah Mendengarkan Saran

Kesalahan paling fatal yang dilakukan oleh Moyes adalah tak pernah mendengarkan saran. Moyes pernah dinasihati oleh Fergie bahwa dia hanya perlu melanjutkan apa yang telah ada. Itu karena dengan materi pemain dan fondasi yang ada, Fergie menilai MU masih bisa jadi juara Premier League dalam dua sampai tiga tahun ke depan.

Namun, saat itu Moyes justru dikabarkan meminta Fergie tak ikut campur dengan metode kepelatihannya. Dia juga ingin MU yang dia pimpin bisa lepas dari bayang-bayang Fergie.

Sebagai gantinya, dia memutuskan memecat semua staf pelatih MU di masa Fergie dan membawa semua staf pelatih dia di Everton. Staf pelatih kepercayaan Fergie seperti Mike Phelan, Rene Meulensteen, dan Eric Steele dia depak.

"Saya pernah bilang kepada Moyes. Dengan segala hormat, Anda melakukan pekerjaan bagus di Premier League bersama Everton. Tetapi, Apakah Anda sadar bahwa Anda naik kelas dari Yacht menjadi kapal pesiar?" ujar Meulensteen.

"Ferguson, sang kapten, telah memiliki banyak kru hebat, termasuk saya. Tetapi, Moyes tak menggubris nasihat saya dan memilih membawa para staf pelatih yang dia kenal," dia menambahkan.

Sumber: Berbagai Sumber

Berita Terkait