Hanafi Klaim Sudah Temukan Penyakit Kronis Perseru

oleh Gatot Susetyo diperbarui 29 Jul 2016, 14:30 WIB
Pelatih baru Perseru, Hanafi, mengaku sudah memetakan kelemahan timnya. (Bola.com/Samsul Hadi)

Bola.com, Serui - Meski belum genap sebulan menukangi Perseru Serui, Hanafi, mengaku telah menemukan penyakit sebagai penyebab tidak berkembangnya prestasi tim ini. Pelatih asal Malang ini menyebut faktor suasana hati membuat para pemain seakan tidak bisa bermain bola dengan perasaan gembira.

"Sepak bola melibatkan banyak manusia. Pemain juga manusia biasa yang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Agar mereka bisa main bola dengan baik, mereka harus diperlakukan secara manusiawi. Pemain harus main bola dengan perasaan gembira," ungkap Hanafi.

Dengan perasaan nyaman, para pemain tidak akan terbebani dengan target yang harus dikejar. Apalagi, lanjut Hanafi, Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 presented by IM3 Ooredoo tidak memberlakukan sistem promosi degradasi.

"Tanpa promosi degradasi bukan berarti mereka main seenaknya. Tapi, mereka harus bisa main lepas dan menunjukkan kualitas individunya. Seharusnya TSC ini untuk promosi pribadi guna mengembangkan karier pribadi pemain," ujar Hanafi.

Advertisement

Dengan pendekatan personal, Hanafi menilai permainan Arthur Bonai cs. lebih berkembang. "Karena mereka bisa berkreasi dan improvisasi di lapangan. Pesepak bola ini seperti seniman. Jadi, tak bisa dikekang seperti robot. Biarkan mereka berkreasi, tapi tetap harus menjalankan skema permainan dari pelatih. Itu sudah terlihat saat Perseru melawan Sriwijaya FC," ungkapnya.

Soal teknis, Hanafi menyebut lini depan dan belakang jadi kendala serius. Makanya, Hanafi mengajukan penambahan pemain baru untuk dua posisi tersebut.

"Saya tak fanatik harus pemain asing. Jika ada pemain Papua yang bagus di posisi itu, itu lebih afdol. Saya lebih suka kalau ada pemain asli yang diorbitkan karena Perseru milik publik Papua," tuturnya.