Kurniawan Beri Solusi Agar Timnas Tak Kekurangan Striker Andal

oleh Benediktus Gerendo Pradigdo diperbarui 09 Nov 2016, 21:15 WIB
Striker legendaris Timnas Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto, merasa banyaknya striker asing di Indonesia membuat persaingan striker lokal sangat minim. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Bola.com, Jakarta - Striker legendaris Timnas Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto, menilai persaingan striker-striker Indonesia saat ini sangat minim. Mantan pemain yang akrab disapa Kurus itu menilai minimnya jam terbang yang diberikan klub karena lebih mengandalkan pemain asing ikut berpengaruh terhadap kondisi ini.

Timnas Indonesia sedang melakukan persiapan akhir jelang keberangkatan ke Piala AFF 2016. Sejauh ini, ada empat striker yang masuk daftar panggil pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl, yakni Boaz Solossa, Lerby Eliandry, Ferdinand Sinaga, dan Irfan Bachdim.

Advertisement

Minimnya striker lokal yang menonjol terlihat dari daftar pencetak gol di pentas Torabika Soccer Championship 2016 presented by IM3 Ooredoo. Enam pemain teratas yang mengisi daftar top scorer TSC 2016 adalah striker. Dari striker lokal hanya ada Boaz Solossa dan Ferdinand Sinaga yang mengoleksi 10 gol dan pemain naturalisasi, Cristian Gonzales dengan 12 gol.

Kurniawan Dwi Yulianto melihat bahwa kurangnya kesempatan yang diberikan kepada striker lokal, terutama para pemain muda, adalah penyebab dari begitu banyaknya pemain asing yang mendominasi catatan pencetak gol. Kurus juga menilai akibat selanjutnya adalah minimnya pilihan striker berkualitas untuk Timnas Indonesia.

"Saya jujur saja melihat persaingan striker lokal di Indonesia sangat minim. Kesempatan pemain muda untuk memperlihatkan diri sangat minim sehingga jarang terlihat, padahal mereka butuh jam terbang," ujar Kurniawan dalam kunjungannya ke kantor redaksi Bola.com, Rabu (9/11/2016).

Kurniawan pun berharap permasalahan ini bakal segera mendapatkan jalan keluar. Bahkan, sosok yang menjadi salah satu calon Ketua Umum PSSI periode 2016-2020 itu sudah memiliki solusi dalam benaknya agar pemain-pemain lokal Indonesia semakin berkembang di tengah keberadaan para pemain asing.

"Saya berharap adanya kompetisi yang berjenjang. Harus ada liga untuk usia muda, mulai dari usia 14 tahun, 15 tahun, 16 tahun, dan seterusnya. Begitu masuk ke level senior, saya berharap manajemen klub berkenan memikirkan mereka untuk mendapatkan jam terbang. Saya berharap ada pembatasan pemain asing yang lebih ketat supaya pemain muda lebih terasah dan mendapatkan jam terbang," lanjutnya.

Kurniawan Dwi Yulianto juga merupakan salah satu dari sembilan calon Ketua Umum PSSI periode 2016-2020. Kurus maju dalam pemilihan diusung oleh PS Kwarta Deli Serdang dan bertekad memperbaiki tata kelola sepak bola mulai dari membereskan masalah sepak bola di usia dini.

 

Berita Terkait