4 Fakta di Balik Kemenangan Timnas Indonesia atas Thailand

oleh Wiwig Prayugi diperbarui 15 Des 2016, 11:30 WIB
Duel Adison Promrak dengan Manahati Lestusen dalam final leg pertama Piala AFF 2016 antara Indonesia vs Thailand di Stadion Pakansari, Cibinong, Jawa Barat, Rabu (14/12/2016). (Bola.com/Peksi Cahyo)

Bola.com, Cibinong - Timnas Indonesia mengalahkan Thailand 2-1 dalam leg pertama final Piala AFF 2016, Rabu (15/12/2016) di Stadion Pakansari, Cibinong. Kemenangan Indonesia ditentukan lewat gol Hansamu Yama Pranata menit 70, setelah sebelumnya kedua tim bermain imbang.

Advertisement

Namun, kemenangan ini masih belum membuat posisi Indonesia aman karena duel leg kedua di Bangkok bakal berat bagi skuat Garuda. Kendati demikian, masyarakat Indonesia dan fans berterima kasih kepada Boaz Solossa dkk. Lolos ke final apalagi mengalahkan Thailand adalah sebuah pencapaian besar dan melampaui target.

Kemenangan Indonesia atas Thailand membuat skuat Garuda mencetak sejarah di Piala AFF 2016. Indonesia adalah satu-satunya tim yang membobol gawang Thailand dan satu-satunya tim yang mengalahkan tim berjulukan The War Elephants.

Bola.com merangkum empat fakta menarik di balik kemenangan Timnas Indonesia atas Thailand.

2 dari 5 halaman

1. Tuah dua gol

Selebrasi pemain Timnas Indonesia saat Hansamu Yama mencetak gol pada laga Final leg pertama Piala AFF 2016 di Stadion Pakansari, Bogor, (14/12/2016). (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

1. Tuah dua gol

Ada fenomena menarik dalam perjalanan Timnas Indonesia hingga ke partai final Piala AFF 2016. Indonesia selalu mencetak dua gol dalam setiap pertandingan. Uniknya, dua gol yang terjadi setelah Timnas Indonesia ketinggalan lebih dahulu. Pertama, Boaz Solossa dan Lerby Eliandry membobol gawang Thailand pada babak penyisihan Grup A, setelah tertinggal 0-2.

Masih di babak penyisihan grup, Boaz Solossa mencetak gol ke gawang Filipina setelah kedudukan 1-1, sebelum akhirnya kembali disamakan oleh Phil Youngusband.

Indonesia kembali mencetak dua gol setelah tertinggal 0-1 dari Singapura pada laga terakhir Grup A. Dua gol Andik Vermansah dan Stefano Lilipaly membawa Indonesia lolos ke semifinal.

Pada duel semifinal melawan Vietnam, Indonesia kembali mencetak gol setelah tertinggal. Pada leg pertama, Boaz jadi pahlawan setelah kedudukan 1-1. Pada leg kedua, giliran Manahati Lestusen yang membuat Indonesia menahan tuan rumah 2-2.

Dalam lag final melawan Thailand, dua gol kembali dilesakkan Indonesia setelah tertinggal 0-1. Kali ini Hansamu Yama kembali jadi penentu bersama Rizky Rizaldi Pora.

3 dari 5 halaman

2. Revolusi dari ruang ganti

Pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl, tanpa senyum meladeni pembicaraan pelatih Thailand, Kiatisuk Senamuang, saat konferensi pers di Hotel Aston, Sentul. (13/12/2016). (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

2. Revolusi dari ruang ganti

Saat melawan Thailand pada babak pertama, Timnas Indonesia tampil tertekan. Beberapa pemain banyak melakukan kesalahan sehingga gawang Kurnia Meiga sering terancam dan kebobolan 1-0 oleh sundulan Teerasil Dangda. 

Namun, pada babak kedua, permainan Indonesia berubah dan berani melakukan tekanan ke Thailand. Hal itu berujung pada beberapa peluang tercipta dan terjadi dua gol pada menit 64 dan 70.

Asisten pelatih Timnas Indonesia Wolfgang Pikal mengatakan, di ruang ganti, Alfred Riedl melakukan cara tersendiri untuk membakar semangat pemain. Pelatih asal Austria marah kepada Bayu Pradana dkk. yang tampil tertekan padahal Thailand belum menunjukkan performa terbaik mereka.

Hasilnya, setelah turun minum, pemain Indonesia tampil lebih tenang, baik dalam melakukan pertahanan maupun menyerang. Sebaliknya, Thailand terdikte dengan permainan Indonesia meski tetap mengancam gawang skuat Garuda.

4 dari 5 halaman

Peran Ganda Alfred Riedl

Pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl, bersama staff kepelatihan memberikan pengarahan kepada Boaz Solossa sebelum memulai latihan di Lapangan SPH Karawaci, Banten, Minggu (11/12/2106). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

3. Peran Ganda Alfred Riedl

Patut Anda ketahui, staf pelatih Timnas Indonesia di Piala AFF 2016 sebenarnya tidak lengkap.  Ada dua slot yang kosong, yakni pelatih fisik dan pelatih mental atau psikolog. 

Alfred Riedl bersama staf pelatih sama-sama mengemban peran tersebut. Faktor fisik memang sempat menjadi kendala saat menjalani persiapan, di mana dari hasil tes fisik, hanya dua pemain yang kondisinya bagus, yakni Manahati Lestusen dan Rudolof Yanto Basna.

Di balik penampilannya yang tenang di lapangan, Alfred Riedl tak hanya mengatur strategi, tapi juga berperan menjadi 'psikolog' yang selalu memberikan motivasi kepada para pemain ketika menghadapi situasi genting.

Dalam Piala AFF 2016, Timnas Indonesia sudah melewati empat pertandingan yang dramatis dan menegangkan. Tiga di antaranya menang, yakni kontra Singapura, Vietnam, dan Thailand, serta sekali imbang melawan Vietnam di Hanoi.

5 dari 5 halaman

Pemain Multifungsi

Manahati Lestusen saat berduel dengan pemain Thailand pada laga Final Piala AFF 2016 di Stadion Pakansari, Bogor, (14/12/2016). (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

4. Pemain multifungsi

Setelah lolos dari babak penyisihan, Timnas Indonesia mengubah komposisi pemain. Hansamu Yama dan Manahati Lestusen yang pada babak penyisihan menjadi cadangan akhirnya jadi starter dalam tiga partai di semifinal dan final.

Manahati Lestusen bisa disebut sebagai kartu AS Timnas Indonesia. Kelebihannya adalah dia bisa bermain di beberapa posisi, seperti halnya Stefano Lilipaly. Manahati bisa tampil menjadi bek tengah saat leg pertama semifinal melawan Vietnam. Dia juga memainkan peran gelandang bertahan pada leg kedua.

Sementara, saat mengalahkan Thailand, Manahati jadi bek kanan menggantikan Beny Wahyudi dan itu bisa ia jalankan dengan baik.

Berita Terkait