Bukan Salah Sebastian Vettel jika Ferrari Masih Melempem

oleh Erwin Fitriansyah diperbarui 10 Jan 2017, 14:15 WIB
Sebastian Vettel (AFP PHOTO / Philippe Lopez)

Bola.com, Jakarta - Ferrari dikenal sebagai salah satu tim paling sukses di ajang F1. Hingga kini, Ferrari masih memegang rekor sebagai tim terbanyak yang meraih gelar juara dunia pebalap (15) dan konstruktor (16). Namun kehebatan itu tersebut tak terlihat selama beberapa musim belakangan ini.

Advertisement

Prestasi tim Kuda Jingkrak kalah mentereng dari Mercedes dan Red Bull Racing di trek F1. Terakhir kali pebalap Ferrari menjadi juara dunia F1 adalah saat gelar dipersembahkan Kimi Raikkonen pada 2007.

Sementara untuk gelar juara dunia konstruktor, Ferrari meraihnya terakhir kali pada 2008. Saat itu Ferrari diperkuat Kimi Raikkonen dan Felipe Massa.

Tiga musim belakangan, gelar juara dunia pebalap dan konstruktor direbut tim Mercedes. Sebelumnya, tim Red Bull menguasai gelar juara dunia pebalap dan konstruktor selama empat musim berturut-turut.

Ferrari sebetulnya sudah berusaha untuk mengakhiri paceklik kemenangan dengan mendatangkan Sebastian Vettel pada musim 2015. Namun upaya tersebut belum membuahkan hasil.

"Bukan salah kalau Vettel gagal menang bersama Ferrari. Tim itu telah kembali ke masa sebelum Michael Schumacher dan Jean Todt datang," kata bos F1, Bernie Ecclestone, seperti dikutip Auto Bild.

Pada masa lalu, Ferrari pernah mengalami masa paceklik prestasi yang panjang. Tim asal Italia itu meraih gelar juara dunia pebalap saat Jody Scheckter sukses pada 1979 dan baru kembali merasakan hal serupa bersama Schumacher pada tahun 2000.

2 dari 2 halaman

Era Michael Schumacher

Sebelum menjadi juara dunia bersama Ferrari, Schumacher yang merupakan pebalap legendaris asal Jerman, sudah dua kali merasakan gelar bersama tim Benetton pada 1994 dan 1995. Ketika itu di tim Ferrari juga ada Jean Todt, pria Prancis yang menjadi General Manager. Bersama Schumacher dan Todt, Ferrari meraih lima gelar juara dunia F1 (1999-2004).

Bernie kemudian menyebut faktor lain yang dinilainya membuat Ferrari ketinggalan dibanding Mercedes dan Red Bull. Penilaian pria Inggris itu cukup sinis dan menyakitkan.

"Terlalu banyak orang Italia yang bekerja di tim Ferrari. Menjalankan sebuah tim dan meraih kesuksesan tidak ada dalam DNA mereka," ujar Bernie yang kini berusia 86 tahun itu.

Usaha mengulang prestasi di era Schumacher sebetulnya sudah dilakukan ketika Vettel direkrut Ferrari pada 2015. Sebelumnya, pria yang juga berasal dari Jerman tersebut sempat sukses meraih empat gelar juara dunia F1 bersama Red Bull pada 2010-2013.

Nyatanya, bersama Ferrari Vettel hanya bisa menempati posisi tiga pada musim balap 2015. Musim lalu, Vettel hanya berada di posisi empat klasemen akhir, tanpa meraih satupun kemenangan.

"Ferrari perlu darah baru. Vettel sudah menggunakan semua kemampuannya. Sekarang pertanyaannya, mampukah Ferrari mengubah hal tersebut di musim baru?" kata Bernie.

Spekulasi merebak jika Ferrari tetap tak bisa menyediakan mobil yang kompetitif pada musim balap 2017 dan Vettel gagal meraih hasil yang apik. Bisa saja Vettel hengkang pada musim 2018, pertanyaannya adalah kemana?

Bisa saja ke Mercedes atau kembali ke Red Bull. Menarik untuk ditunggu.