Bola.com, Liverpool - Legenda timnas Jerman, Dietman Hamann, mempertanyakan keputusan Liverpool yang memberikan kontrak jangka panjang kepada Jurgen Klopp. Menurut Hamann, hal tersebut bisa menjadi bumerang bagi The Reds.
Jurgen Klopp resmi menangani Liverpool dengan kontrak berdurasi tiga tahun, untuk menggantikan Brendan Rodger per 8 Oktober 2016. Semusim berselang, manajemen klub memperbarui sang manajer selama empat musim. Alhasil, eks pelatih Borussia Dortmund itu akan tetap berada di Anfield setidaknya hingga 30 Juni 2022.
"Pada era Klopp, Liverpool kalah dalam dua partai final. Padahal, mereka seharusnya mampu memenangi hal itu. Setelahnya, Liverpool membuat keputusan dengan hati bukan dengan pikiran yang logis setelah memperpanjang kontrak Klopp," ujar Hamman.
Liverpool kembali menelan hasil negatif ketika kalah 0-2 dari Hull City pada pekan ke-24 Premier League (4/2/2017). Kekalahan itu semakin memperpanjang catatan minor skuat Jurgen Klopp, yang belum meraih satu kemenangan pun di kompetisi tersebut sejak memasuki 2017.
Berkaca dari fakta itu, banyak pihak melontarkan kritik kepada Jurgen Klopp. Mereka menyebut jika performa Liverpool tidak mengalami perubahan yang signifikan, sejak Brendan Rodgers dipecat dari kursi manajerial pada 4 Oktober 2015.
Menurut data dari BBC, Jurgen Klopp hanya mampu mendapat rataan 1,7 poin per pertandingan bersama Liverpool. Di sisi lain, Brendan Rodgers memiliki catatan sedikit lebih baik dengan membukukan 1,8 poin per laga.
"Saya menemukan keanehan soal kontrak itu. Anda tidak akan mendapat stabilitas dengan kontrak berdurasi enam tahun. Kehadiran Klopp memenang memiliki dampak dan membuat beberapa pemain Liverpool berkembang," kata Hamman.
"Akan tetapi, rata-rata poin yang diraih Klopp bersama Liverpool tidaklah lebih baik ketimbang ketika masih ditangani Rodgers, jika Anda melihat fakta yang ada saat ini," tutur Haman.
Pada pertandingan selanjutnya, Liverpool akan menjamu Tottenham Hotspur pada pekan ke-25 Premier League di Stadion Anfield, Sabtu (11/2/2017). Kemenangan menjadi harga mati bagi Liverpool untuk tetap menjaga asa meraih gelar juara.
Sumber: BBC