4 Faktor Kunci Arema Sukses Menjadi Juara Piala Presiden 2017

oleh Ario Yosia diperbarui 12 Mar 2017, 21:34 WIB
Para Pemain Arema FC merayakan keberhasilan meraih juara Piala Presiden 2017 bersama Aremania di Stadion Pakansari, Bogor, Minggu (12/3/2017). (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Bola.com, Bogor - Arema FC sukses menjadi juara Piala Presiden 2017 setelah menang telak atas Pusamania Borneo FC dengan skor 5-1 di Stadion Pakansari, Cibinong, Kab. Bogor, Minggu (12/3/2017).

Gol-gol Tim Singo Edan dilesakkan Hanif Syahbandi (30’), bunuh diri Michael Orah (40’), serta hattrick Cristian Gonzales (45’, 53’, 64’). Sementara itu, satu-satunya gol Tim Pesut Etam dicetak oleh Firly Apriansyah pada menit 64.

Advertisement

Kemenangan ini mempertegas dominasi Kera-kera Ngalam di Piala Presiden 2017. Di fase semifinal leg kedua tim asuhan Aji Santoso juga sempat menang telak 5-2 atas Semen Padang.

Kekalahan Borneo FC terasa menjadi antiklimaks, setelah sebelumnya klub asuhan Ricky Nelson menyingkirkan juara bertahan Persib Bandung lewat drama adu penalti 5-3.

Semenjak fase penyisihan Arema terlihat mendominasi. Esteban Vizcarra cs. jadi juara grup 2 dengan rekor menyakinkan. Sukses Arema pun mempertegas kalau mereka tim yang amat luar biasa saat tampil di sebuah turnamen.

Mereka jadi jawara Piala Gubernur Jatim 2013, Trofeo Persija 2013 dan 2015,  SCM Cup 2015, Piala Menpora 2013, Inter Island Cup 2014, Bali Island Cup 2015 serta 2016, dan Bhayangkara Cup 2016.

Gelar juara Piala Presiden 2017 menjadi awal yang baik bagi Aji Santoso, yang baru saja ditunjuk sebagai pelatih menggantikan Milomir Seslija. Sang legenda hidup Singo Edan diharapkan bisa mengantarkan Arema jadi juara kompetisi kasta elite musim 2017 ini.

Terakhir Arema FC jadi kampiun kompetisi pada musim 2009-2010.

Bola.com mencatat ada beberapa faktor kunci yang mempermulus langkah Arema FC menjadi juara turnamen pramusim menyongsong Liga 1 2017. Apa-apa saja?

2 dari 5 halaman

Cristian Gonzales Menggila

Cristian Gonzales (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

1. Cristian Gonzales Menggila

Arema FC melakukan peremajaan skuat di awal musim 2017. Tim Singo Edan banyak menyingkirkan pemain senior dan menggantikannya dengan darah muda.

Namun, sosok Cristian Gonzales tidak masuk dalam daftar buang Arema, walau usianya sudah memasuki 40 tahun. Aji Santoso punya alasan mempertahankan El Loco.

Ia melihat walau gaek Gonzales, masih bisa menunjukkan level permainan terbaik. Di ajang Torabika Soccer Championship 2016, pemain naturalisasi berdarah Uruguay tersebut jadi top scorer tim dengan koleksi 15 gol.

Aji melihat Gonzales masih amat dibutuhkan oleh tim asuhannya. Keputusan tersebut terbukti tepat. Penampilan El Loco meroket. Ia menyumbang 11 gol buat timnya, sekaligus mencatatkan diri sebagai pencetak gol terbanyak di Piala Presiden 2017.

3 dari 5 halaman

Perjudian Berharga Mahal Borneo FC

Esteban Vizcarra (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

2. Perjudian Berharga Mahal Pusamania Borneo FC

Pelatih Pusamania Borneo FC, Ricky Nelson, secara berani menerapkan permainan ofensif saat menjajal Arema FC di laga puncak Piala Presiden 2017. Ia terlihat yakin para pemain muda yang dimilikinya bakal tampil trengginas mengimbangi permainan Arema.

Sayangnya, keputusan Ricky bermain terbuka membuat lini pertahanan Tim Pesut Etam rentan saat diserang balik oleh Tim Singo Edan.

Kuartet lini belakang Borneo FC, Diego Michiels, Dirkir Kohn Glay, Kunihiro Yamashita, Michael Orah, berulangkali dibuat pontang-panting menghadapi skema satu dua pemain-pemain depan Arema.

Apalagi kemudian Yamashita ditarik keluar karena cedera. Jadilah lini pertahanan Pesut Etam lebih mudah ditembus.

Tertinggal 3-0 pada babak pertama Pusamania Borneo FC kian mempertinggi intensitas serangan. Sayangnya saat Asri Akbar dkk. bermain lebih menekan lini pertahanan makin keropos.

4 dari 5 halaman

Mental Juara Singo Edan

Adam Alis, pilar Arema yang terpilih sebagai pemain terbaik Piala Presiden 2017. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

3. Mental Juara Singo Edan

Arema FC dikenal sebagai tim spesialis juara di sejumlah turnamen. Terakhir pada edisi 2016 lalu Beny Wahyudi cs. memenangi gelar Bali Island Cup dan Bhayangkara Cup.

Para pemain Arema terbiasa menghadapi tekanan laga puncak. Mereka selalu terlihat tenang menghadapi lawan-lawan di pertandingan krusial penentu gelar juara.

Hal ini terlihat tidak berubah sedikit pun ketika Arema banyak melakukan perombakan pemain. Para pemain pendatang baru yang rata-rata berusia muda terlihat bisa menutupi lubang yang ditinggalkan pilar senior yang hengkang.

Aji tak sepenuhnya menyingkirkan semua pemain senior. Di skuat Kera-kera Ngalam masih tersisa pemain-pemain matang pengalaman seperti Cristian Gonzales, Esteban Vizcarra, Kurnia Meiga, serta Beny Wahyudi.

Mereka dihadirkan untuk menularkan virus kepercayaan diri ke para young guns.

5 dari 5 halaman

Dukungan Berlimpah Aremania

Aremania, loyalitas tanpa batas buat Arema FC. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

4. Dukungan Berlimpah Aremania

Tak bisa dimungkiri kehadiran kelompok suporter Aremania yang mendominasi tribune penonton Stadion Pakansari, Cibinong, meningkatkan kepercayaan diri para pemain Arema.

Pasukan Singo Edan amat percaya diri menghadapi laga sarat tekanan kontra Pusamania Borneo FC. Nyanyian Aremania sepanjang laga memompa semangat mereka untuk memberi yang terbaik di lapangan.

Beda halnya dengan Tim Pesut Etam. Dihuni mayoritas pemain belia minim jam terbang laga tensi tinggi, Pusamania Borneo FC, mereka kekurangan sokongan kelompok suporter, Pusamania.

Walau begitu penampilan mereka tetap layak disaluti. Tidak diunggulkan oleh banyak pengamat, klub milik pengusaha muda Nabil Husein menjelma menjadi kekuatan menakutkan di sepanjang turnamen.

Berita Terkait