Ganggu Final Piala Dunia 2018, Band Punk Rusia Dihukum Penjara

oleh Rizki Hidayat diperbarui 17 Jul 2018, 07:31 WIB
Petugas keamanan menarik penyusup wanita pada pertandingan sepak bola final Piala Dunia 2018, Prancis melawan Kroasia di Stadion Luzhniki, Moskow (15/7). Penyusup diketahui merupakan grup band punk Rusia, Pussy Riot. (AP Photo / Martin Meissner)

Bola.com, Moskow - Empat personel band punk asal Rusia, Pussy Riot, menerobos masuk ke lapangan saat Prancis bersua Kroasia di final Piala Dunia 2018. Akibat aksi tersebut, anggota Pussy Riot dihukum penjara 15 hari oleh pengadilan Moskow.

Advertisement

Keempat anggota Pussy Riot tersebut adalah Veronika Nikulshina, Olga Pakhtusova, Olga Kurachyova, serta satu-satunya personel pria, Pyotr Verzilo.

Dalam laga yang dihelat di Luzhniki Stadium, Minggu (15/7/2018) malam WIB, nama-nama tersebut masuk ke lapangan pada awal babak kedua dan memakai seragam polisi Rusia.

Setelah sempat berlarian di antara pemain Prancis dan Kroasia, aksi keempatnya dapat dihentikan petugas keamanan. Laga kembali dilanjutkan dan akhirnya dimenangkan timnas Prancis dengan skor 4-2.

Satu di antara personel Pussy Riot, Olga Kurachyova, mengaku aksi tersebut untuk menyuarakan kebebasan berbicara dan mengutuk FIFA yang mendukung kepemimpinan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

"FIFA kini teman kepala negara (Rusia) yang melakukan penindasan, serta juga melanggar hak asasi manusia," ujar Kurachyova.

"Sangat disayangkan kami mengganggu para olahragawan. FIFA terlibat dalam permainan yang tidak adil, sayangnya," lanjut Kurachyova.

Selain di final Piala Dunia 2018, personel Pussy Riot juga pernah melakukan protes kepada Putin di sebuah gereja pada 2012. Alhasil, keempatnya pun harus mendekam di balik jeruju besi.

Sumber: Sky Sports

Berita Terkait