Akses Menuju Stadion GBT Masih Jadi PR Pemkot Surabaya

oleh Aditya Wany diperbarui 13 Des 2018, 06:45 WIB
Bonek dalam perjalanan menuju Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya. (Bola.com/Aditya Wany)

Bola.com, Surabaya - Persebaya selalu menghadapi masalah saat menggelar laga dengan jumlah penonton besar di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya. Selama musim 2018, sudah lima pertandingan melahirkan problem.

Masing-masing, satu pertandingan menjamu Madura United pada Piala Presiden 2018, sedangkan empat sisanya terjadi di Liga 1 2018, yaitu saat melawan Arema FC, Persib Bandung, Persija Jakarta, dan PSIS Semarang.

Advertisement

Akses jalan menuju Stadion GBT selalu dipadati puluhan ribu penonton, mayoritas dari kalangan Bonek, yang ingin datang menyaksikan pertandingan. Masalahnya, hanya ada satu jalan masuk untuk menuju ke stadion dengan kapasitas 50 ribu penonton itu.

Jalan raya yang terdapat di depan Stadion GBT, Jalan Jawar, juga sempit, meski terdapat beberapa titik yang sudah lebar. Ditambah lagi, jalan yang ada di kawasan Sememi hingga Benowo untuk menuju Stadion GBT juga tidak terlalu luas.

Hal itulah yang mengakibatkan kemacetan panjang setiap Persebaya melakoni pertandingan besar. Berdasarkan pengamatan Bola.com, laga terakhir di Liga 1 2018 melawan PSIS Semarang (8/12/2018) juga masih mengalami hal serupa.

Biasanya titik kemacetan yang paling parah terjadi di pertigaan dekat Kantor Kelurahan Benowo. Dari situ, untuk menuju Stadion GBT sebenarnya hanya berjarak sekitar tiga kilometer saja. Namun, bisa dibutuhkan dua jam waktu tempuh jika sedang macet parah.

Itu masih belum termasuk dengan kemacetan yang terjadi dari arah Gresik. Biasanya, Bonek memilih untuk melewati arah Margomulyo yang tembus dengan Jalan Raya Surabaya-Tuban untuk memakai jalan pintas. Akses ini memang lebih terurai.

Bonek sudah melontarkan keluhan ini kepada panpel Persebaya terkait permasalahan ini. Pemerintah Kota Surabaya ingin melakukan perbaikan akses jalan agar penonton yang hadir ke stadion semakin nyaman.

"Rencananya akses keluar (Jalan Jawar) itu diperlebar supaya bisa dua lajur sehingga kendaraan mobil dan motor tidak berdesakan. Kalau akses lain itu yang di belakang stadion nanti akan ada JLLB (Jalur Lingkar Luar Barat) mulai dibangun tahun depan. Kalau sudah selesai semua akan ada dua akses itu," kata Wisnu Sakti Buana, Wakil Wali Kota Surabaya, kepada Bola.com.

Ratusan Bonek melintasitambak garam untuk menyaksikan laga Persebaya Surabaya melawan Arema FC pada lanjutan Liga 1 Indonesia 2018 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya (6/5/2018). Persebaya Surabaya menang tipis 1-0. (Bola.com/Aditya Wany)
2 dari 2 halaman

Bonek Tak Nyaman

Pemkot Surabaya sebenarnya sudah bergerak melebarkan jalan di kawasan Sememi dan Banyu Urip yang menuju Benowo. Mereka menutup sungai di sebelah jalan raya dengan menggunakan box culvert untuk menambah daya tampung kendaraan.

Problem terbesar sebenarnya terletak pada akses yang terbatas dan Jalan Jawar yang sempit sehingga tidak memungkikan mobil atau motor bisa berjalan dengan lancar. Saking macetnya jalan itu saat pertandingan, kebanyakan Bonek akhirnya menyerah dan tidak bisa menunggu dengan sabar.

Mereka biasanya memilih untuk segera memarkirkan kendaraan di tempat parkir yang disediakan warga sekitar. Setelah itu, kelompok suporter dengan warna kebesaran hijau itu bakal berjalan kaki untuk mencapai Stadion GBT.

Panpel Persebaya sebenarnya sudah memiliki standar operasional prosedur (SOP) saat menggelar pertandingan besar. Mereka memutuskan Jalan Jawar hanya satu arah menuju stadion bila menjelang pertandingan, dan satu arah keluar stadion saat pertandingan selesai. Hanya, cara itu masih belum mampu menyelesaikan masalah kemacetan.

"SOP kami biasanya menjelang pertandingan harus satu arah ke stadion saja. Setelah pertandingan satu arah keluar stadion. Kalau JLLB sudah dibangun, tidak perlu dibangun box culvert. Yang utama prioritas jalan depan (Jalan Jawar) diperlebar," imbuh Wisnu.

Pria yang juga menjabat Ketua Panpel Persebaya itu menuturkan Pemkot Surabaya juga berniat membenahi banyak hal di dalam stadion. Mulai toilet dan musala akan direnovasi agar semakin layak.

Termasuk juga papan skor yang kerap kali menggunakan spanduk. Sebenarnya, Persebaya juga terkadang menggunakan papan skor digital, namun itu hanya digunakan saat pertandingan berlangsung malam hari.

"Masak stadion sebesar ini papan skornya masih spanduk. Nanti papan skor digital akan dipasang di tribune utara, kalau layar lebar di tribune selatan. Dua tahun lagi Surabaya akan mempunyai stadion yang layak," ucap pria berusia 44 tahun itu.