Sikap Arema Merespons Dorongan KLB PSSI

oleh Iwan Setiawan diperbarui 25 Jan 2019, 18:45 WIB
General Manager Arema Indonesia, Rudi Widod. (Dok Bola.com)

Bola.com, Malang - Mundurnya Edy Rahmayadi dari kursi Ketua Umum PSSI dalam Kongres Tahunan di Bali 20 Januari lalu memunculkan aksi lanjutan. Banyak dorongan agar PSSI menggelar Kongres Luar Biasa untuk melakukan perombakan PSSI. 

Namun Arema FC sebagai pemegang suara atau voters memiliki pandangan lain. General Manager Arema, Ruddy Widodo menyampaikan jika kubunya kini lebih memilih untuk fokus pada internal tim.

Advertisement

"April ada agenda negara yang lebih penting (Pilpres). Jadi sebaiknya semua anggota PSSI kembali fokus pada pekerjaan masing-masing di klub. Demi menghormati berlangsungnya Pilres agar lebih tenang. Jangan malah ribut sendiri,” jelasnya.

Selain menghormati Pilpres, waktu satu tahun ini dirasa sangat pendek kantaran butuh proses untuk menggelar KLB, yakni meminta persetujuan 2/3 voters. Selanjutnya harus menunggu lagi untuk persiapan dan sebagainya.

“Waktu setahun ini sangat singkat. Ditunggu saja hingga selesai. Karena tahun depan juga ada agenda pemilihan lagi (ketua umum dan exco),” jelasnya.

Ruddy melanjutkan, jika Arema tidak mendukung KLB bukan karena faktor mantan CEO-nya, Iwan Budianto duduk sebagai Wakil Ketua Umum pada saat ini, tapi semata-mata karena dua hal yang disebutkan di atas. “Ditambah lagi KLB itu memakan dana yang tidak sedikit,” imbuh dia.

Arema melihat jika yang banyak meminta adanya KLB bukan anggota PSSI. Justru dari pihak lain. Artinya, jika tidak ada 2/3 anggota yang setuju, KLB juga tidak bisa dilangsungkan.

Saat ini, PSSI dipimpin oleh Joko Driyono dan didampingi Iwan Budianto. Dengan banyaknya kasus mulai match fixing hingga suap yang melibatkan petinggi PSSI, pengamat sepak bola ingin adanya perubahan secara total.

Berita Terkait