Pelatih Kalteng Putra Puji Kekuatan Fisik Dua Bek Anyar Barito Putera Asal Brasil

oleh Gatot Susetyo diperbarui 03 Feb 2019, 05:03 WIB
Pelatih Madura United, Gomes de Oliviera, saat pertandingan melawan Bali United pada laga perempat final Piala Presiden di Stadion Manahan, Solo, Sabtu, (3/2/2018). Bali United menang adu penalti 5-4 atas Madura United. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Bola.com, Jakarta Pelatih Kalteng Putra, Gomes de Oliveira, memuji penampilan dua bek anyar Barito Putera, Lucas Silva dan Artur Vieira, saat melawan PSS Sleman pada leg kedua 32 Besar Piala Indonesia 2018, di Stadion Maguwoharjo, Kamis (31/1/2019).

Meski tak menyaksikan langsung aksi keduanya, Gomes de Oliviera angkat jempol dengan kekuatan fisik kedua pemain asal Brasil itu. Pasalnya, berdasarkan pengalaman Gomes saat menjadi pemain beberapa tahun lalu, tak mudah beradaptasi dengan cuaca di Indonesia dan permainan tim.

Advertisement

"Saya kagum dengan fisik mereka. Mereka baru tiba di Indonesia, tetapi bisa cepat adaptasi. Saya tak melihat soal penyesuaian keduanya di tim, dengan cuaca dan bioritmik tubuh mereka," katanya.

Menurut Gomes, bagi kebanyakan orang yang datang dari Brasil butuh penyesuaian jam biologis minimal dua hingga tiga minggu untuk bisa kembali beraktivitas normal.

"Penerbangan Brasil-Indonesia sangat panjang. Pemain Barito itu pasti mengalami jet lag yang cukup melelahkan. Selisih perbedaan waktu antara Indonesia dan Brasil sekitar sepuluh jam," lanjut Gomes.

"Tetapi mereka cepat menyesuaikan jam biologisnya dan bisa main selama 90 menit. Mengamati fakta itu saja, saya bisa menilai mereka pasti pemain dengan fisik bagus," tuturnya.

 

2 dari 2 halaman

Mampu Beradaptasi dengan Perbedaan Waktu

Mantan arsitek Madura United ini memaparkan dengan perbedaan waktu sepuluh jam, seseorang pasti sulit mengembalikan kebiasaan psikis dan biologisnya dengan normal.

"Anda di Indonesia pagi hari, namun waktu di Brasil malam. Nah, kalau pemain Barito itu main bola sore hari di Sleman, di Brasil bisa dini hari. Tetapi mereka bisa main bagus sepanjang pertandingan. Hebat itu," ujar Gomes de Oliviera.

Padahal, pria yang sekarang berdomisili di Surabaya itu, dulu saat aktif jadi pesepak bola butuh waktu minimal tiga minggu hingga satu bulan untuk mengembalikan jam biologisnya ketika tiba di Indonesia.

"Saya dulu selama seminggu sampai sepuluh hari di Indonesia kalau malam tak bisa tidur. Karena tubuh dan psikis masih terbawa situasi di Brasil yang saat itu siang hari. Setelah tiga pekan, saya baru bisa latihan fisik," ucapnya.

Masalah adaptasi ini pula yang membuat pelatih Barito Putera, Jacksen F. Tiago, tak berani memainkan Lucas Silva dan Artur Vieira melawan PSS pada leg pertama lalu. Padahal mereka sudah tiba di Banjarmasin.

"Tidak manusiawi, kalau saya mainkan mereka. Keduanya pasti mengalami jet lag yang parah. Dalam kondisi seperti itu sangat rawan cedera," jelas Jacksen Tiago.