Hadiri Rapat Perdana, Mantan Kapolri Paparkan Rencana Komite Ad Hoc Integritas

oleh Benediktus Gerendo Pradigdo diperbarui 13 Feb 2019, 14:20 WIB
Ketua Komite Adhoc Integritas, Ahmad Riyadh (kiri), dan Penasihat Komite Integritas dan juga Mantan Kapolri, Badrodin Haiti, memberikan keterangan usai rapat perdana di Kantor PSSI, Jakarta, Rabu (13/2/2019). (Bola.com/Benediktus Gerendo Pradigdo)

Bola.com, Jakarta - Komite Ad Hoc Integritas mulai bekerja, Rabu (13/2/2019), dengan menggelar pertemuan secara lengkap di Kantor PSSI yang terletak di FX Sudirman. Hadir pula dalam pertemuan tersebut mantan Kapolri, Badrodin Haiti, yang menjadi satu dari tiga dewan penasihat komite independen tersebut.

Dalam keterangannya seusai melakukan rapat pertama Komite Ad Hoc Integritas tersebut, Badrodin Haiti menegaskan bahwa semua anggota komite telah menyamakan persepsi untuk melaksanakan tugasnya. Mantan Kapolri yang menjabat pada 16 Januari 2015 hingga 13 Juli 2016 itu memaparkan langkah yang akan dilakukan Komite Ad Hoc Integritas untuk memerangi pengaturan skor.

Advertisement

"Kami menyamakan persepsi mengenai bagaimana tugas yang akan kami laksanakan nantinya, yaitu di antaranya melakukan pencegahan agar tak terjadi manipulasi pengaruan skor. Kemudian yang kedua bagaimana kami bisa melakukan deteksi dan menemukan adanya pelanggaran-pelanggaran tersebut, sehingga nantinya komite ini akan melakukan penyelidikan sehingga jelas pelanggaran yang dilakukan masuk ke ranah yudisial PSSI atau ke ranah hukum pidana," ujar Badrodin Haiti, Rabu (13/2/2019) siang.

"Kalau masuk ke ranah hukum pidana, tentu diselesaikan oleh kepolisian. Namun, kalau masuk ke ranah yudisial PSSI, maka nanti akan diserahkan ke komite disiplin, atau ke komite banding, atau ke komite etik," lanjutnya.

Badrodin Haiti juga menegaskan bahwa kehadiran Komite Ad Hoc Integritas ini bukan untuk menghalangi proses penyidikan yang tengah dilakukan oleh satgas antimafia bola yang tengah bekerja. Ketua Komite Ad Hoc Integritas, Ahmad Riyadh, memastikan akan melakukan audiensi dengan Kapolri untuk menjalin kerja sama antara komite yang dipimpinnya dengan satgas antimafia bola.

"Komunikasi lisan sudah kami lakukan, nanti yang tertulis menyusul. Komite Ad Hoc ini berkirim surat untuk beraudiensi dengan Kapolri. Tentu nantinya dengan satgas untuk menyamakan persepsi tentang perbaikan sepak bola Indonesia ke depan dan pemberantasan semua pengaturan skor yang ada," ujar Ahmad Riyadh di tempat yang sama.

 

 

2 dari 2 halaman

Tiga Penasihat

Badrodin Haiti juga mengungkapkan pendeteksian terhadap pelanggaran bisa dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya dengan sistem, manual melalui orang, atau menggunakan teknologi. Hal tersebut ditanggapi oleh Ahmad Riyadh yang mengatakan bakal ada aplikasi yang digunakan untuk pengaduan masyarakat terhadap permasalahan sepak bola yang ada di sekitar mereka.

"Nanti juga ada aplikasi yang bisa digunakan oleh masyarakat untuk pengaduan. Kami ingin semua masyarakat mendukung langkah ini untuk memperbaiki sepak bola dengan memberikan masukan," ujar Ketua Asprov PSSI Jawa Timur itu.

Ketua Komite Ad Hoc Integritas diisi Ahmad Riyadh yang juga Ketua Asprov PSSI Jawa Timur dan mantan Sekjen PSSI, Azwan Karim, didapuk sebagai wakilnya. Sedangkan anggota yang ditunjuk yakni Abdul Rahmad Budiono (Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang), Brigjen Polisi Hilman SIK dan Daru Trisadono (Kejagung).

Komite Ad Hoc Integritas PSSI juga didukung tiga orang sebagai penasihat. Ketiganya yakni, mantan Kapolri Badrodin Haiti, Dr Nur Rachmat yang merupakan Jampidum di Kejaksaan Agung dan Muhammad Saleh, Guru Besar UNAIR yang juga mantan Wakil Ketua Umum Mahkamah Agung.