Arema Selalu Jadi Titik Balik Karier Milomir Seslija

oleh Iwan Setiawan diperbarui 08 Apr 2019, 07:45 WIB
GM Arema, Ruddy Widodo, memperkenalkan pelatih anyar, Milomir Seslija, di Malang, Rabu (9/1/2019). (Bola.com/Iwan Setiawan)

Bola.com, Malang - Pelatih asal Bosnia, Milomir Seslija, tampaknya memang berjodoh dengan Arema. Saat kembali ke Arema di tahun ini, dia berhasil membawa Arema masuk ke final Piala Presiden 2019.

Padahal, saat melatih klub Indonesia lainnya, seperti Barito Putera, Persiba Balikpapan, dan Madura United, dia kurang berprestasi. Kariernya justru selalu berhenti di tengah jalan.

Advertisement

Hal itu berbeda dengan kariernya di tim Singo Edan. Pada musim 2016, dia berhasil memberikan beberapa gelar, seperti Bali Island Cup, Piala Bhayangkara, dan jadi runner-up ISC 2016.

Sekarang, Milo berpeluang mengulanginya dengan memberikan gelar juara di Piala Presiden 2019 ini. Syaratnya, dengan mengalahkan Persebaya Surabaya dalam dua laga final di Surabaya dan Malang.

Lantas, apa yang membuat Milo bisa selalu sukses di Arema? Pelatih asal Bosnia ini menjelaskan hal itu sudah menjadi takdir. Pasalnya, setiap menangani klub, dia selalu berusaha membentuk tim yang tangguh. 

Namun, kariernya nyaris tamat ketika pergi meninggalkan Persiba pada musim 2017. Padahal, waktu itu dia masih dibutuhkan tim yang sedang berjuang lepas dari degradasi. Imbasknya, manajemen Persiba melaporkannya ke PSSI.

Entah bagaimana penyelesaiannya, musim 2018 dia sudah kembali ke Indonesia untuk menangani tim bertabur bintang, Madura United. Sayang, kariernya tidak mulus sehingga posisinya tergusur di tengah jalan.

Ketika Arema menawarinya awal tahun ini, dia tidak berpikir dua kali. Dia juga percaya ini bisa jadi titik balik untuk memperbaiki kembali reputasinya sebagai pelatih jenius. Sama seperti ketika datang pada musim 2016. Saat itu itu Milo sempat menganggur setelah lepas dari Barito Putera karena kompetisi terhenti akibat sanksi FIFA di tahun 2015. 

"Sebenarnya kunci membuat tim berprestasi itu sudah jelas. Setiap pihak bekerja sesuai bidangnya. Seperti pemain berjuang di lapangan, suporter mendukung di tribune, manajemen yang sehat, dan yang lainnya. Kalau semua berjalan dengan baik, prestasi akan datang," jelasnya.

Pelatih Arema FC, Milomir Seslija. (Bola.com/Iwan Setiawan)
2 dari 2 halaman

Atmosfer di Arema Luar Biasa

Khusus di Arema, dia mengakui atmosfernya luar biasa. Keberadaan Aremania seakan jadi semangat khusus untuk bekerja lebih baik.

Musim ini sebenarnya dia lebih punya pekerjaan yang lebih sulit. Materi pemainnya mayoritas anak muda. Berbeda dengan musim 2016. Waktu itu masih banyak nama besar yang menghuni tim SIngo Edan. Sebut saja Esteban Vizcarra, Cristian Gonzales, Raphael Maitimo, Kurnia Meiga Hermansyah, dan yang lain.

"Musim ini materi pemainnya bisa dibilang berbeda. Mulai proses seleksinya sudah berbeda. Banyak pemain muda sehingga kami harus memberikan mereka kepercayaan diri yang lebih agar bisa bermain konsisten di lapangan," bebernya.

Setelah terhenti di 16 besar Piala Indonesia 2018, Milo tetap membuat anak buahnya percaya diri. Terutama ketika bermain di hadapan Aremania. Berkali-kali Milo meminta kepada suporter agar tidak sering mengkritik pemainnya langsung di lapangan. Ia menilai hal tu bisa menjatuhkan mental pemain muda.

"Sekarang perlahan pemain punya kepercayaan diri yang bagus. Kelebihannya, Arema tidak hanya bergantung pada beberapa pemain karena semua siap sewaktu-waktu diturunkan. Mereka percaya bisa melanjutkan tren bagus di final Piala Presiden ini," ucapnya.