Peran Uang dan Manajemen di Balik Superioritas Juventus di Serie A

oleh Novie Rachmayanti diperbarui 16 Nov 2020, 11:43 WIB
Massimiliano Allegri berhasil membawa Juventus kembali merengkuh trofi Serie A. (AFP/Marco Bertorello)

Bola.com, Jakarta - Juventus mempertahankan dominasi di Serie A dengan mengunci gelar juara kedelapan secara beruntun setelah mengalahkan Fiorentina 2-1 di Juventus Stadium, Sabtu (20/4/2019). Superioritas Bianconeri tersebut dinilai tak lepas dari faktor uang dan manajemen yang mumpuni. 

Berkat kemenangan atas Fiorentina, Juventus sudah mengoleksi 88 poin dari 34 pertandingan. Koleksi poin mereka tidak lagi bisa dikejar Napoli yang baru mengoleksi 70 poin dengan lima pertandingan sisa.

Advertisement

Bagi Juventus, scudetto menjadi satu-satunya gelar yang bisa diraih pada musim ini. Juve telah tersingkir di pentas Liga Champions setelah kalah dari Ajax Amsterdam.

Meski hanya meraup satu gelar, pelatih Juventus, Massimiliano Allegri, tetap gembira.  "Ini target yang sangat penting, dan kami bisa menyelesaikan dengan lebih cepat. Sekarang saatnya melakukan selebrasi, karena scudetto diraih tak mudah," kata Allegri, seperti dikutip dari situs resmi klub. 

Apa yang membuat Juventus begitu superior di Serie A? 

2 dari 3 halaman

Peran Uang dan Manajemen

Pelatih Juventus, Massimiliano Allegri, memebrikan arahan kepada Cristiano Ronaldo saat melawan Atalanta pada laga Serie A di Stadion Atleti Azzurri, Rabu (26/12). Kedua tim bermain imbang 2-2. (AFP/Marco Bertorello)

Seperti dilansir Transfermarket, ada faktor uang dan manajemen yang berperan besar di baliknya.  Manajemen Juventus bekerja lebih baik dalam perekrutan pemain.

I Bianconeri mengeluarkan 41,5 juta euro (Rp 657 miliar) lebih banyak daripada AC Milan untuk pembelian pemain. Pembelian paling signifikan Juventus ketika memboyong Cristiano Ronaldo dari Real Madrid dengan nilai transfer 100 juta euro atau sekitar Rp 1,6 triliun.

Napoli yang menjadi pesaing terdekat Juventus hanya mengeluarkan 55 juta euro (Rp 871 miliar) musim ini. Inter Milan berada di peringkat ketiga klasemen, menghabiskan 84,5 juta euro (Rp 1,33 triliun) untuk membeli pemain musim ini.

AC Milan merogoh 149,5 juta euro (Rp 2,36 triliun) untuk membeli pemain. Namun, I Diavolo Rosso gagal memberi tekanan kepada Juventus dalam perebutan gelar.

Hingga pekan ke-34 Serie A AC Milan menghuni posisi kelima klasemen Serie A. AC Milan hanya unggul head-to-head atas Atalanta, yang cuma mengeluarkan 11,3 juta euro (Rp 1,78 miliar) untuk melakukan pembelian pemain musim ini.

3 dari 3 halaman

Asa di Liga Champions

Selebrasi gol pertama Cristiano Ronaldo kemenangan pada leg kedua laga perempat final Liga Champions yang berlangsung di Stadon Allianz, Turin, Rabu (17/4). Juventus kalah 1-2 Kontra Ajax. (AFP/Filippo Monteforte)

Meski superior di Serie A, Juventus punya target besar yang belum juga terwujud, yakni menjuarai Liga Champions. Juventus berhasil dua kali final dalam lima tahun terakhir (2015 dan 2017), tetapi gagal dalam dua kesempatan tersebut. Kegagalan itu tak membuat tim si Nyonya Tua itu pupus. Semangat mereka justru kian membara.

Musim ini Juventus membeli Cristiano Ronaldo yang merupakan pemain terbaik dalam sejarah Liga Champions dan diharapkan mampu membantu Juventus melewati garis finis.

Sayangnya, Ronaldo saja belum cukup. I Bianconeri bertekuk lutut dari Ajax Amsterdam di perempat final sekaligus kembali memupus impian mereka mengangkat trofi turnamen paling prestisius di Benua Biru tersebut. 

Berita Terkait