Tim Asal Timur Tengah Kerap Memainkan Mental Pemain, Timnas Indonesia Harus Disiplin

oleh Benediktus Gerendo Pradigdo diperbarui 08 Jun 2019, 17:45 WIB
Pemain Timnas Indonesia, Andik Vermansah, mengontrol bola saat latihan di Lapangan ABC Senayan, Jakarta, Jumat (7/6). Latihan ini persiapan jelang laga persahabatan melawan Yordania. (Bola.com/Yoppy Renato)

Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia kerap menghadapi kesulitan untuk menang ketika menghadapi tim-tim dari Timur Tengah karena trik mengulur waktu dan provokasi dari pemain lawan. Jelang pertandingan uji coba internasional kontra Yordania yang digelar Selasa (11/6/2019), Pelatih Timnas Indonesia, Simon McMenemy, menegaskan kesiapan pemainnya untuk tidak lagi terpancing dengan trik seperti itu.

Yordania akan menjadi lawan uji coba internaisonal Timnas Indonesia yang digelar di Amman. Berkaca kepada pengalaman menghadapi tim-tim dari Timur Tengah, Timnas Indonesia memang kerap kesulitan untuk meraih kemenangan.

Advertisement

Beberapa faktor penyebabnya antara lain tim asal Timur Tengah kerap melakukan trik mengulur waktu permainan dengan berpura-pura terjatuh dan mengalami cedera atau memprovokasi pemain. Contoh terakhir adalah saat Timnas Indonesia tersingkir di Asian Games 2018 pada babak 16 besar.

Timnas Indonesia U-23 yang juga diperkuat Stefano Lilipaly memang berhasil membuat kedudukan menjadi imbang 2-2 setelah lebih dulu tertinggal. Namun, dalam sepanjang pertandingan, para pemain Uni Emirat Arab kerap berpura-pura kesakitan saat unggul sehingga laga dihentikan oleh wasit.

Kerap kali para pemain Indonesia terpancing emosi dengan trik-trik seperti itu. Tak dapat menahan emosi, tak jarang kartu kuning pun harus diterima pemain karena tak bisa mengontrol emosinya.

Namun, dalam pertandingan kontra Yordania pada Selasa (11/6/2019), Simon McMenemy yakin tim asuhannya tak akan lagi bermain dengan mentalitas penuh emosi. Pelatih asal Skotlandia itu menegaskan sejak awal sudah meninggalkan pemain-pemain yang mudah terpancing emosi oleh pemain lawan dan tidak disiplin dalam bermain.

"Tentu awak media yang biasa meliput mengetahui bagaimana kerasnya saya soal disiplin. Kita semua sama-sama tahu mengapa Manahati (Lestusen) tidak ada di tim ini, karena dia adalah contoh yang memiliki masalah kedisiplinan. Dia pemain tim nasional, tapi tidak bisa merepresentasikan seperti apa pemain tim nasional ketika bermain di liga," ujar Simon McMenemy.

"Kami harus meninggalkan mentalitas seperti itu. Jadi saya membawa pemain dan meminta mereka untuk lebih siap mengontrol emosi dan menjaga mentalnya ketika menghadapi hal-hal seperti itu. Semua tahu penggemar menuntut banyak dari tim ini, PSSI juga menuntut banyak, Indonesia menuntut banyak, bahkan saya juga menuntut pemain supaya bisa lebih baik lagi," tegas pelatih Timnas Indonesia itu.

 

Berita Terkait