Duel Pelatih Persebaya Vs Persipura: Adu Strategi Pelatih Sarat Pengalaman

oleh Aditya Wany diperbarui 02 Agu 2019, 09:15 WIB
Liga 1 2019: Persebaya Surabaya vs Persipura Jayapura. (Bola.com/Dody Iryawan)

Bola.com, Surabaya - Djadjang Nurdjaman dan Jacksen F. Tiago merupakan dua pelatih berpengalaman dan sarat prestasi di Indonesia. Namun, keduanya hingga kini belum membawa tim masing-masing, Persebaya Surabaya dan Persipura Jayapura, berada di papan atas klasemen sementara Shopee Liga 1 2019.

Djadjang dan Jacksen bakal adu strategi dalam laga pekan ke-12 Shopee Liga 1 2019 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jumat malam (2/8/2019).

Advertisement

Djanur, sapaan Djadjang, yang dikenal sebagai legenda Persib Bandung, pernah meraih gelar kasta tertinggi Indonesia. Dia membawa tim Maung Bandung menjuarai ISL 2014 dan menjadi pelatih lokal yang mampu mencapai prestasi itu.

Bersama Persebaya, Djanur masih belum menunjukkan magisnya. Tim Bajul Ijo kini berada di peringkat kesembilan klasemen sementara. Mereka baru mengemas 14 poin dari 11 pertandingan dan hanya tiga kali meraih kemenangan. Hal itu berarti hanya sekitar 27 persen saja yang berhasil dicapai.

Sementara Jacksen Tiago, yang baru menangani Persipura Jayapura di dua laga terakhir, cukup berhasil. Dia membawa Mutiara Hitam memenangi dua laga itu, masing-masing dengan skor identik 1-0 atas Madura United (16/7/2019) dan Bhayangkara FC (21/7/2019).

"Pasti ada perubahan setelah Jacksen kembali ke Persipura. Kelihatan dari peningkatan dan dibuktikan dengan memenangi pertandingan. Itu hasil yang positif, artinya tidak semata-mata kebetulan. Kami harus mewaspadai hasil itu," kata Djanur mengomentari performa Persipura di bawah arahan Jacksen.

Namun, Persipura Jayapura masih terjebak di peringkat ke-12 dengan mengemas 10 poin dari sembilan pertandingan. Tujuh pertandingan sebelumnya, saat Jacksen belum datang, Persipura terseok-seok di papan bawah.

2 dari 3 halaman

Memendam Motivasi

Pelatih Persebaya Surabaya, Djadjang Nurdjaman. (Bola.com/Aditya Wany)

Jacksen juga merupakan pelatih sarat pengalaman seperti Djanur. Pelatih asal Brasil itu mengawalinya bersama Persebaya pada 2003 dengan menjuarai Divisi 1 2003 dan berlanjut Divisi Utama 2004. Hijrah ke Persipura, dia memberi tiga gelar ISL pada 2008-2009, 2010-2011, dan 2013.

Kedua pelatih tercatat hampir berjumpa dalam persaingan gelar ISL 2014. Saat itu Djanur menangani Persib dan Jacksen membesut Persipura.

Namun, Jacksen kemudian mengundurkan diri dalam kompetisi berformat sistem gugur itu pada babak 8 besar. Sebagai pengganti, Mettu Dwaramuri ditunjuk menangani Boaz Solossa dkk.

Persib dan Persipura bertemu di partai puncak. Hasilnya, Djanur membawa Persib menang lewat adu penalti dan menjadikan titel ISL 2014 sebagai gelar pertamanya sebagai pelatih kepala Maung Bandung.

Situasi semacam itu tak terjadi sekarang. Djanur sudah menangani klub yang berbeda, situasi kedua tim juga tidak sedang berada di papan atas. Meski berada di papan tengah, nyatanya Djanur gagal membawa Persebaya meraih kemenangan dalam lima laga terakhir.

Djanur sedang memendam motivasi untuk bangkit melawan Persipura. Dia terus berusaha meramu strategi agar timnya kembali ke jalur kemenangan. Meski, pelatih berusia 60 tahun itu sangat mewaspadai pengaruh Jacksen di Persipura.

3 dari 3 halaman

Kesamaan Ciri Khas

Mantan pelatih Timnas Indonesia, Jacksen F. Tiago, saat menemui media di Restoran Bluegrass, Jakarta, Senin (4/11/2017). Dirinya akan membina 13 anak Maluku dalam pelatihan Liga Remaja UC News. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Di sisi lain, Jacksen sedang dalam ambisi meneruskan tren kemenangan itu. Dia punya modal sebagai mantan pemain dan pelatih Persebaya. Meski sudah sangat lama sejak meninggalkan Bajul Ijo, Jacksen terus mengamati perkembangan tim satu ini.

"Sebagai pelatih, tugas pokok kami menganalisis kekuatan lawan. Jelas saya mengikuti perkembangan Persebaya. Sama seperti saya mengamati perkembangan tim lainnya. Kami sudah melakukan simulasi strategi menjelang pertandingan ini," ucap Jacksen.

Kedua pelatih memiliki ciri khas yang sama dalam meramu strategi, yaitu mengandalkan kecepatan pemain sayap dalam formasi 4-3-3. Kemiripan itu kebetulan juga telah menjadi karakter permainan Persebaya dan Persipura sejak bersaing di era Perserikatan.

Persebaya sampai mendatangkan beberapa eks Persipura demi melanggengkan gaya permainan khasnya. Ada empat mantan Persipura di Bajul Ijo, yaitu Ruben Sanadi, Otavio Dutra, Nelson Alom, dan Osvaldo Haay.

Meski, beberapa pemain Persebaya sebenarnya juga merupakan jebolan kompetisi internal dan putra asli Surabaya dan sekitarnya. Sebut saja Hansamu Yama, Mokhamad Syaifuddin, Rachmat Irianto, Fandi Eko Utomo, hingga Misbakus Solikin.

Sedangkan Persipura sedang berproses menemukan komposisi yang cocok untuk bersaing di Liga 1 2019. Setelah periode impresif pada 2008-2016, dengan selang-seling menjadi juara dan runner-up, Persipura kesulitan kembali ke papan atas sejak Liga 1 2019.

Skuat tim asal Papua itu saat ini berisikan percampuran pemain senior dan muda. Nama-nama kawakan macam Boaz Solossa, Ricardo Salampessy, Ian Kabes, hingga Yustinus Pae dikolaborasikan dengan Todd Ferre, Muhammad Tahir, hingga Ronaldo Wanma.