Indonesia Petik Pengalaman Berharga dari final Milo Champions Cup 2019

oleh Harley Ikhsan diperbarui 11 Agu 2019, 03:45 WIB
Pemain terbaik Milo Football Championship 2019 mendapatkan jersey Barcelona di Cuitat Esportiva, Barcelona. (Ist)

Jakarta - Wakil Indonesia terhenti di perempat final Milo Champions Cup 2019 setelah dikalahkan Trinidad & Tobago 0-2. Meski gagal juara, pemain menikmati pengalaman ini.

"Saya dan tim berusaha untuk mencetak gol. Namun lawan cukup kuat sehingga kami susah membobol gawang mereka," kata gelandang Indonesia, Fairuz Abdul Mughny.

Advertisement

"Kekalahan ini membuat kami semakin termotivasi untuk terus berlatih. Pengalaman di Barca Academy dan bertanding di Milo Champions Cup ini akan menyiapkan kami untuk menjadi pesepakbola profesional."

Pelatih Indonesia Ponaryo Astaman mengungkapkan hal serupa. Dia melihat teknik anak asuhnya tidak kalah dari negara lain.

"Semoga pengalaman yang didapat pada Milo Champions Cup ini bisa menjadi bekal untuk berprestasi, baik di sekolah maupun di sepak bola," kata mantan pemain Timnas Indonesia tersebut.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Diikuti 80 Anak

Ponaryo Astaman memberikan arahan kepada anak asuhnya sebelum mengikuti Milo Champions Cup di Cuitat Esportiva, Barcelona. (Ist)

Sebanyak delapan anak mewakil Indonesia pada Milo Champions Cup 2019. Mereka menjalani pelatihan di Barca Academy dan berkompetisi melawan negara lain di Ciutat Esportiva, Barcelona, pada 30 Juli hingga 5 Agustus 2019.

Milo Champions Cup merupakan turnamen sepak bola junior internasional. Turnamen ini diikuti 80 anak yang dibagi menjadi 10 tim. Mereka datang dari Indonesia, Malaysia, Sri Lanka, Vietnam, Thailand, Kolombia, Trinidad & Tobago, Chile, Wilayah Afrika Timur dan Selatan, dan Jamaika.

Setiap tim bertanding menggunakan format five-a-side pada Milo Champions Cup. Satu tim berisi lima pemain dan bertanding di lapangan kecil dengan durasi pertandingan 2 x 8 menit.

Sumber: Liputan6.com

Berita Terkait