Senyum Kecut Jose Mourinho dan Fakta Liga 1 Indonesia Paling Kejam di Dunia soal Pemecatan Pelatih

oleh Ario Yosia diperbarui 15 Agu 2019, 10:00 WIB
3 Pelatih di Shopee Liga 1: Alfredo Vera, Jacksen F. Tiago, Djadjang Nurdjaman. (Bola.com/Dody Iryawan)

Bola.com, Jakarta - Jose Mourinho dalam sejumlah sesi wawancara berujar bahwa pekerjaan menjadi pelatih sepak bola di level klub tidak lagi menyenangkan. "Kami bisa setiap saat dipecat. Konsekuensi itu harus kami tanggung sebagai pelatih. Begitulah bisnis ini bekerja sekarang ini," kata The Special One diiringi senyuman kecut.

Jose pelatih elite yang merasakan sakitnya berkali-kali dipecat, usai mempersembahkan prestasi buat klubnya. Terakhir, ia terpinggirkan dari Manchester United pada pengujung tahun lalu karena rentetan hasil buruk yang didapat anak-asuhnya.

Advertisement

Ironisnya, musim sebelumnya ia sukses mengantarkan United jadi runner-up Premier League. Dua musim sebelumnya Setan Merah juara Liga Europa serta Piala Liga Inggris, hal yang tak bisa disajikan pelatih pendahulunya usai era Sir Alex Ferguson.

Jose Mourinho, terdepak dari Manchester United secara menyakitkan. (AFP/Oli Scarff)

Setahun sebelumnya, Jose Mourinho didepak Chelsea karena masalah yang sama. Ironisnya musim sebelumnya The Blues di tangah pelatih asal Portugal tersebut jadi juara Liga Inggris.

Gambaran kalau pekerjaan sebagai pelatih di klub-klub elite Eropa jabatan kursi panas makin tegas, ketika melihat Real Madrid dalam semusim melakukan tiga pergantian pelatih!

Massimiliano Alegri dipaksa mengakhiri kontrak lebih dini dengan Juventus karena gagal menyajikan Liga Champions musim lalu. Padahal, di Juventus ia mempersembahkan lima gelar beruntun Serie A. Uniknya, pengantinya Maurizio Sarri pun diusir halus Chelsea karena dianggap gagal, walau sejatinya ia mempersembahkan trofi Liga Europa.

Jadi benar perkataan Jose Mourinho, klub-klub Eropa kejam memperlakukan pelatih? Tunggu dulu.

Nakhoda asal Portugal itu wajib datang ke Indonesia, biar ia merasakan kekejaman yang ia rasakan di Benua Biru tak artinya dibanding di Indonesia.

Liga 1 bisa dibilang kompetisi paling kejam terhadap pelatih. Setiap musimnya hampir setengah klub kontestan memecat pelatihnya dengan berbagai alasan.

2 dari 5 halaman

Sudah 10 Pelatih Menepi di Pentas Shopee Liga 1 2019

4. Djadjang Nurdjaman - Persebaya Surabaya memutuskan untuk menyudahi kepemimpinan Djadjang Nurdajaman sebagai pelatih Bajul Ijo pada pekan ke-13 Shopee Liga 1 2019. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Kompetisi Shopee Liga 1 musim 2019 belum berlangsung setengah jalan, namun gelombang pemecatan pelatih terjadi tak berkesudahan. Total sudah sepuluh pelatih dipaksa lengser, termasuk Miljan Radovic, yang dipaksa mundur dari Persib dan digantikan oleh Robert Alberts jelang Liga 1 2019 bergulir. Sebagian besar di antara mereka mundur karena alasan prestasi.

Alasan yang masih bisa diperdebatkan mengingat dua pelatih yang dipecat terakhir, Djadjang Nurdajaman (Persebaya Surabaya) dan Alfredo Vera (Bhayangkara FC) posisinya di klasemen tidak ada di jajaran papan bawah.

Cerita pemecatan Djadjang terasa tak mengenakkan. Pengumuman itu hanya berselang beberapa jam setelah Persebaya melakoni laga pekan ke-13 Shopee Liga 1 2019 kontra Madura United. Di laga itu, tim Bajul Ijo menelan hasil seri 2-2 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Sabtu (10/8/2019).

Setelah pertandingan, bus rombongan Persebaya yang berisi pemain, jajaran pelatih, hingga keluarga pemain diadang oleh Bonek. Bus tersebutlah yang menjadi saksi bisu pemecatan Djanur pada Sabtu malam.

“Saya turun dari bus langsung disampaikan oleh manajer bahwa saya diberhentikan dari Persebaya,” kata Djanur kepada Bola.com, Minggu pagi (11/8/2019).

Pada malam hari setelah mendapat kabar dipecat, Djanur yang juga pernah mengalami kejadian tak mengenakkan sama saat menukangi Persib langsung mudik.

"Saya mau ngapain lagi di Surabaya? Tugas saya sudah selesai dan manajemen memutus kontrak. Saya juga sudah lama tidak kumpul dengan keluarga. Selama ini jadwal pertandingan padat, jadi saya jarang pulang," kata Djanur.

"Saya ingin bertemu istri dan anak di Bandung. Urusan penyelesaian kontrak dan macam-macamnya, nanti bisa saya komunikasikan dengan manajemen Persebaya. Bisa lewat telepon juga," imbuhnya.

Djanur tak banyak membawa barang dalam perjalanannya kali ini, meski tak akan kembali ke Surabaya dalam waktu dekat. Dia membawa satu tas ransel dan satu koper saja. Pria berusia 60 tahun itu mengenakan jaket abu-abu dan topi hitam.

Cerita pemutusan kerja Alfredo Vera juga pilu. Manajemen Bhayangkara FC memutuskan untuk mengakhiri kerja sama dengan dengan alasan ia tidak bisa memenuhi target di paruh pertama musim Shopee Liga 1 2019.

Dalam rilis yang dikeluarkan oleh Bhayangkara FC, Angel Alfredo Vera, dihentikan dari posisinya karena tidak memenuhi target yang sudah disepakati pada awal musim. COO Bhayangkara FC, Sumardji, mengungkapkan terima kasihnya kepada kerja keras yang sudah dilakukan Vera selama menangani The Guardians.

"Kami berterima kasih atas dedikasi yang sudah diberikan pelatih Alfredo Vera selama menjabat sebagai pelatih kepala tim Bhayangkara FC dan mendoakan yang terbaik bagi karier selanjutnya," ujar Sumardji yang merupakan COO sekaligus manajer tim Bhayangkara FC seperti dalam situs resmi klub.

"Dalam kontrak kerja sama dengan kami, pelatih Alfredo Vera ditargetkan membawa Bhayangkara FC berada di peringkat lima besar klasemen saat akhir putaran pertama," lanjutnya.

Keputusan ini cukup mengejutkan karena saat ini Liga 1 2019 baru memasuki pekan ke-14, di mana masih ada tiga pertandingan hingga akhir paruh pertama musim. Selain itu, Bhayangkara FC mencatatkan 4 kemenangan, 5 hasil imbang, dan 4 kali kalah, yang membuat mereka kini mengoleksi 17 poin dari 13 laga.

Kalau acuannya target menembus lima besar, di tangah Alfredo Vera rasanya masih mungkin tercapai. Tapi, di sepak bola Indonesia apapun bisa terjadi.

3 dari 5 halaman

Data Pelatih Lengser

Pelatih Bhayangkara FC, Angel Alfredo Vera saat laga versus Persija Jakarta di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Sabtu (10/8/2019). (Bola.com/Yoppy Renato)
  1. Miljan Radovic (Persib Bandung) *tepat sebelum Liga 1 2019 dimulai
  2. Ivan Kolev (Persija Jakarta)
  3. Jacksen Tiago (Barito Putera)
  4. Aji Santoso (Persela Lamongan)
  5. Luciano Leandro (Persipura Jayapura)
  6. Syahrianto Rsuli (Semen Padang)
  7. Jan Saragih (Perseru Badak Lampung)
  8. Jafri Sastra (PSIS Semarang)
  9. Djadjang Nurdjaman (Persebaya Surabaya)
  10. Alfredo Vera (Bhayangkara FC)
4 dari 5 halaman

Persib Jagoan Memecat Pelatih

Pelatih Persib Robert Rene Alberts saat memantau anak asuhnya berlatih di SUGBK, Jakarta, Selasa (9/7/2019). Persib siap memberi kejutan saat menghadapi Persija Jakarta pada pekan kedelapan Shopee Liga 1 2019. (Bola.com/Yoppy Renato Manalu)

Alasan pemecatan pelatih seringkali terjadi karena desakan suporter. Merasa tak puas melihat performa klubnya di lapangan, kelompok pendukung melakukan tekanan dengan berbagai cara, mulai dari aksi demonstrasi, boikot menonton pertandingan, hingga berkicau di jejaring sosial.

Persib Bandung, klub yang paling sering melakukan pergantian pelatih atas desakan suporter. Saat Bobotoh Maung Bandung mulai merasa tidak puas, pelatih sudah harus siap-siap angkat koper.

Dejan Antonic dan Djadjang Nurdjaman menjadi sosok nakhoda yang pernah mengalami situasi tak menyenangkan seperti itu.

Djadjang yang sukses mempersembahkan gelar Indonesia Super League 2014 dan Piala Presiden 2015 pada medio 2017 mengundurkan diri dari Tim Pangeran Biru karena tak kuat dengan teror suporter.

"Saya begini-begini pernah mempersembahkan prestasi buat Persib sebagai pemain atau pelatih, jangan perlakukan saya seakan tak berkontribusi," kata Djadjang yang akrab disapa Djanur itu.

Selain itu, di Persib muncul stigma kalau pelatih asing di klub satu ini tak bakal langgeng kariernya.

Sembilan pelatih impor singgah di sana, Marek Janota/Polandia (1982), Marek Andre Sledzianowski/Polandia (2003), Juan Antonio Paez/Cile (2003-2004), Arcan Iurie Anatolievici/Moldova (2006-2007), Darko Daniel Janackovic/Serbia (2 bulan di tahun 2010), Jovo Cuckovic/Serbia (2010), dan Drago Mamic/Kroasia (2011), Dejan Antonic (2016), dan Miljan Radovic (2019). Semuanya cabut dari tim dengan cara tidak enak.

Praktis, hanya Mario Gomez saja yang pergi meninggalkan tim usai Liga 1 2018 lalu dalam kondisi yang tentram. Bobotoh memuji kinerjanya. Persib sempat jadi pemuncak klasemen kompetisi sebelum dapat musibah hukuman Komdis PSSI imbas kasus kematian suporter Persija Jakarta.

Saat ini, posisi arsitek asal Belanda, Robert Albert jadi sorotan. Sampai dengan pekan ke-14 Liga 1 2019, asak asuh Robert Rene Alberts itu baru mengoleksi 15 poin, hasil dari tiga kami menang, enam kali imbang, serta lima kali kalah.

Persib Bandung mengalami kekalahan 3 kali berturut-turut, dari Bali United, Arema FC, serta Barito Putera.

Dalam dua laga terakhir Pasukan Maung Bandung bahkan hanya meraih hasil imbang saat menghadapi Persela (2-2) dan Borneo FC (2-2). Akankah Robert jadi pelatih ke-11 yang bakal pergi dari klub tersebut?

5 dari 5 halaman

Julio Banuelos di Ujung Tanduk

Pelatih Persija Jakarta, Julio Banuelos, tampak kecewa dengan hasil akhir melawan Arema FC pada laga Shopee Liga 1 di SUGBK, Jakarta, Sabtu (3/8). Persija bermain imbang 2-2 atas Arema. (Bola.com/Yoppy Renato)

Robert tak sendirian, nakhoda Persija, Julio Banuelos kinerjanya juga tengah jadi sorotan. Didatangkan untuk menggantikan Ivan Kolev, pelatih asal Spanyol itu terlihat kewalahan mengerek posisi Macan Kemayoran.

Persija yang berstatus sebagai juara bertahan Liga 1 saat ini tercecer di zona degradasi. Mereka juga baru kalah dari PSM Makassar di final Piala Indonesia.

Julio Banuelos punya reputasi mentereng. Ia merupakan asisten Luis Milla di Timnas Indonesia saat berlaga di Asian Games 2018. Ia datang menangani Persija bareng Eduardo Perez, koleganya yang juga sempat masuk staf kepelatihan Timnas Indonesia di bawah asuhan Luis Milla.

Grup WhatsApp dan media sosial pada Sabtu (10/8/2019) malam ramai dengan beredarnya foto-foto kerusakan mobil yang ditengarai milik pelatih Persija Jakarta, Julio Banuelos.

Mobil tersebut diduga dirusak akibat buntut kekecewaan pendukung Persija Jakarta, The Jakmania, terhadap tim kebanggaannya. Untuk ketiga kalinya secara beruntun, tim berjulukan Macan Kemayoran itu meraih hasil imbang di Shopee Liga 1 2019.

Setelah Persija ditahan 1-1 oleh Bhayangkara FC pada pekan ke-13 Shopee Liga 1 2019 di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Sabtu (10/8/2019), sekumpulan massa The Jakmania berdemonstrasi dan mencoba mengadang bus yang mengangkut Ismed Sofyan dkk.

Setelah protes tersebut, beberapa foto kerusakan mobi yang diyakini sebagai mobil Banuelos berseliweran di media sosial.

Entah berkaitan atau tidak dengan kejadian itu, Ardhi Tjahjoko selaku manajer Persija Jakarta, sempat mengunggah foto beserta caption kekecewaan terhadap suporter yang berperilaku anarkistis.

Saat dikonfirmasi Bola.com apakah benar mobil Banuelos menjadi bulan-bulanan kekecewaan The Jakmania terhadap Persija Jakarta, Ardhi hanya merespons singkat.

"Langsung tanya saja ke yang bersangkutan (Banuelos)," kata Ardhi. 

Mobil yang berwarna merah marun tersebut mengalami kerusakan di beberapa titik. Bagian belakang mobil ada yang bolong berdasarkan foto yang beredar.

Kaca spion sebelah kiri juga rusak berat. Selain itu, beberapa goresan dari benda-benda tumpul dan keras terlihat pada sebagian bodi mobil.

CEO Persija, Ferry Paulus, menyebut posisi Julio masih aman. Tapi, siapa bisa menjamin ia akan tetap ada di tim ibu kota hingga akhir musim?

Persija bakal melakoni sejumlah laga berat sepanjang bulan Agustus. Mereka akan menjajal Madura United (16/8/2019), Kalteng Putra (20/8/2019), Persebaya Surabaya (24/8/2019), dan PSM Makassar (28/8/2019). Untuk menjaga kelanggengan jabatannya, Julio Banuelos harus melakukan langkah praktis mengerek permainan tim asuhannya. Jika tidak, tentu suguhan drama pemecatan pelatih masih akan berlanjut.

Jadi, untuk Jose Mourinho, masihkah Anda merasa penderitaan Anda berat setelah melihat kasus-kasus pemecatan pelatih di Indonesia?

Berita Terkait