Piala Hamengkubuwono, Trofi Klasik yang Menghilang Puluhan Tahun

oleh Vincentius Atmaja diperbarui 08 Sep 2019, 16:45 WIB
Trofi Piala Hamengkubuwono yang dipamerkan di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Minggu (8/9/2019). (Bola.com/Vincentius Atmaja)

Bola.com, Yogyakarta - PSIM Yogyakarta merayakan hari jadinya yang ke-90 tahun dengan menghelar sebuah turnamen segitiga bertajuk Piala Hamengkubuwono X 2019 di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Minggu (8/9/2019).

PSIM mengundang Bali United dan Timnas Indonesia U-22 yang diproyeksikan untuk SEA Games 2019.

Advertisement

Piala Hamengkubuwono sebenarnya turnamen yang sudah lama digelar. Bahkan, sejak Keraton Yogyakarta dipimpin oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, tepatnya pada 1986, kemudian berlanjut hingga masa kepemimpinan Sri Sultan Hamengkubuwono X.

PSIM kerap mengundang tim-tim sesama perserikatan ataupun klub jebolan Galatama untuk meramaikannya.

Sayangnya, turnamen ini vakum sejak pertengahan era 90-an, seiring kompetisi sepak bola Indonesia dijadikan satu menjadi Ligina.

Selain itu yang menjadi pusat perhatian lainnya adalah trofi Piala Hamengkubuwono. Piala ini bukan sembarang trofi. Piala tersebut memiliki bobot yang cukup berat. Yang yang istimewa adalah lambang Keraton Yogyakarta berupa Praja Cihna dengan aksara Jawa Haba berbahan emas 24 karat.

Piala Hamengkubuwono kembali digulirkan tak lepas dari ditemukannya kembali trofi Piala Hamengkubuwono. Piala tersebut ternyata sempat dicari-cari setelah tidak diketahui keberadaannya.

2 dari 2 halaman

Ditemukan Kolektor

Ketua panitia Piala Hamengkubuwono X 2019, Jarot Sri Kastawa menceritakan begitu sulitnya mencari keberadaan trofi tersebut. Beruntung adanya kolektor yang memberitahu posisi yang menyimpan trofi tersebut di Jakarta.

"Mendapatkan kembali trofi ini melalui kerja keras. Alkkhirnya dapat ditemukan jejak keberadaannya di Jakarta dari seorang kolektor yang memberitahu. Trofi kemudian bisa kami bawa lagi dan sudah diperlihatkan kepada Sri Sultan Hamengkubuwono X beberapa waktu lalu," terang Jarot Sri Kastawa kepada Bola.com, Minggu (8/9/2019).

"Jadi trofi ini bukan hilang atau jatuh ke tangan kolektor, tapi mencari orang yang dulu diberikan mandat untuk merawat piala tersebut. Itu yang menjadi kesulitan kami mencarinya," ujar pria yang juga menjabat sebagai sekretaris PSIM Yogyakarta. 

Berita Terkait