Andritany Ardhiyasa Kembali Jadi Kartu Mati saat Timnas Indonesia Dihajar Thailand

oleh Ario Yosia diperbarui 10 Sep 2019, 21:36 WIB
Kiper Timnas Indonesia, Andritany Ardhiyasa, memberikan instruksi kepada rekannya saat melawan Timor Leste pada laga Piala AFF 2018 di SUGBK, Jakarta, Selasa (13/11). Indonesia menang 3-1 atas Timor Leste. (Bola.com/Yoppy Renato)

Bola.com, Jakarta - Performa Andritany Ardhiyasa jadi sorotan di dua laga Kualifikasi Piala Dunia 2022. Sang kiper Timnas Indonesia melakukan blunder dalam duel menghadapi dua negara tetangga, Malaysia dan Thailand. Tim Merah-Putih menderita kekalahan beruntun sehingga tersudut di posisi juru kunci Grup G.

Saat Timnas Indonesia bersua Malaysia, sang kiper asal Persija Jakarta ini melakukan blunder fatal yang berakibat dua gol terakhir Tim Negeri Jiran. Tim asuhan Simon McMenemy sempat unggul 2-1 di paruh pertama pertandingan, sebelum akhirnya menutup laga dengan kekalahan menyakitkan 2-3.

Advertisement

Terakhir, kala menghadapi Thailand di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (10/9/2019) malam, ia kembali melakukan dua kali blunder yang berujung lesakan gol Supachok Sarachat buat kubu lawan.

Gol pertama Thailand bermula dari kesalahan Andritany melakukan umpan saat transisi bertahan ke menyerang. Selanjutnya, ia kembali melakukan kesalahan dengan melakukan tekel ke Supachok Sarachat di area penalti. Theerathon Bunmathan sukses menjadi eksekutor penalti buat Tim Gajah Putih. Thailand menang 3-0 atas Timnas Indonesia.

Usai laga perdana, kritik tajam menghujam Andritany. Sang kiper menyadari kinerjanya yang kurang memuaskan jadi perbincangan hangat, mulai dari pundit, suporter, hingga netizen. Akun Instagram pribadi pemain berusia 27 tahun tersebut banjir hujatan.

"Saya juga tahu, saya pemain yang paling dikritik pada pertandingan kemarin. Tapi, saya di sini ingin katakan bahwa saya akan memberikan yang terbaik untuk tim ini dan sekarang sudah waktunya kami bangkit," ucap Andritany, saat konferensi pers jelang laga melawan Thailand.

Sayang spirit optimistis tersebut hanya sebatas harapan. Pada kenyataannya, performa Andritany Ardhiyasa masih jauh dari harapan.

 

 

2 dari 4 halaman

Rapor Merah di Level Klub

Kiper Timnas Indonesia, Andritany Ardhiyasa, saat latihan di SUGBK, Jakarta, Senin (12/11). Latihan ini persiapan jelang laga Piala AFF 2018 melawan Timor Leste. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Keputusan Simon McMenemy menunjuk Andritany Ardhiyasa sebagai kiper utama Timnas Indonesia pada dua laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 sejak awal mengundang pertanyaan. Apalagi pelatih asal Skotlandia itu juga mendapuknya sebagai kapten Tim Garuda.

Performanya tengah menurun belakangan ini. Persija klubnya terseok di zona degradasi. Ia tercatat tampil sebanyak 270 menit (8 pertandingan) bersama Tim Macan Kemayoran. Tercatat, ia kebobolan enam gol di pentas Liga 1 2019.

Ia sempat cedera tangan usai membela Timnas Indonesia saat beruji coba menghadapi Yordania yang berkesudahan dengan raihan negatif 1-4. Posisinya sebagai penjaga gawang Persija belakangan mulai terancam Shahar Ginanjar. Sang kiper kedua tampil membela Persija pada tujuh laga (618 menit). Walau rekor kebobolan Shahar di level klub lebih buruk. Ia kebobolan 13 gol.

3 dari 4 halaman

Bayang-bayang Kurnia Meiga

Kiper Timnas Indonesia, Kurnia Meiga, menangkap bola saat berlatih di Lapangan SPH Karawaci, Banten, Sabtu (10/6/2017). Latihan ini merupakan persiapan jelang laga persahabatan melawan Puerto Rico. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Nama Andritany mulai mencuat ke permukaan, pada SEA Games 2011. Ia jadi kiper kedua Timnas Indonesia U-23 bareng Kurnia Meiga.

Selama membela Timnas Indonesia, Andritany selalu jadi bayang-bayang Meiga. Ia tak pernah jadi pilihan utama di ajang SEA Games 2013, Asian Games 2014, dan Piala AFF 2016.

Kiper kelahiran 6 Desember 1991 baru naik jabatan sebagai kiper utama setelah Kurnia Meiga terkena penyakit mata misterius yang menyebabkan pemain asal Arema FC menepi dari lapangan hijau hingga saat ini.

Andritany jadi andalan utama Timnas Indonesia di pentas Asian Games 2018 dan Piala AFF 2018, di era kepelatihan Luis Milla dan Bima Sakti. Performa Tim Merah-Putih di dua ajang tersebut tak bisa disebut bagus.

 

 

4 dari 4 halaman

Kualitas Kiper Pelapis

Kiper Timnas Indonesia, Teja Paku Alam, menangkap bola saat latihan jelang laga kualifikasi Piala Dunia 2022 di SUGBK, Jakarta, Minggu (8/9). Indonesia akan berhadapan dengan Thailand. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Simon McMenemy membawa tiga kiper untuk dua laga Kualifikasi Piala Dunia 2022. Selain Andritany, ada sosok Teja Paku Alam dan Angga Saputro.

Performa Teja di level klub tengah terpuruk. Semen Padang sedang jadi juru kunci Shopee Liga 1 2019. Namun, secara individu performa Teja tak mengecewakan. Ia jadi kiper nomor dua tertinggi dalam melakukan penyelamatan. Sepanjang putaran pertama ia melakukan 51 save.

Angga Saputro mendapat panggilan Timnas Indonesia berkat penampilan impresifnya bersama Tira Persikabo di Shopee Liga 1 2019. Kiper berusia 25 tahun tersebut menjadi wajah paling asing dalam skuat Simon McMenemy.

McMenemy mengumumkan 24 nama pemain Timnas Indonesia untuk pemusatan latihan (training centre) sebagai persiapan tampil di putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2022, September mendatang.

Sudah 12 kali Angga menjaga gawang Tira Persikabo di musim ini. Dari jumlah tersebut, eks pemain Madura United itu kebobolan 15 gol.

Angga bisa dibilang jadi salah satu kartu truf klubnya yang secara mengejutkan berada di persaingan papan atas Shopee Liga 1 2019. Klub asuhan Rahmad Darmawan tak terkalahkan di 13 laga, rekor baru kompetisi.

Berita Terkait