Mantra Sihir Indra Sjafri di Timnas Indonesia U-22 Bernama Egy Maulana Vikri

oleh Ario Yosia diperbarui 11 Okt 2019, 08:00 WIB
Pemain Timnas Indonesia U-22, Egy Maulana, berlari saat latihan di Stadion Madya, Jakarta, Kamis (14/3). Latihan ini merupakan persiapan jelang Kualifikasi Piala AFC U-23. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Bola.com, Jakarta - Egy Maulana Vikri kini jadi satu-satunya pesepak bola belia asal Indonesia yang berkiprah di Eropa. Kehadirannya di Timnas Indonesia U-22 diharapkan jadi efek pembeda.

Hasil menimba ilmu di klub Polandia, Lechia Gdanks, selama setahun terakhir diharapkan bisa terlihat di laga perdana CFA International Football Tournament 2019 melawan China pada Jumat (11/10/2019).

Advertisement

Egy bergabung dengan Timnas Indonesia U-22 mulai Rabu (2/10/2019) di di Stadion Pajajaran, Bogor. Sempat mencuat kekhawatiran jika Lechia bakal menghambat izin membela negara, karena turnamen CFA bukan masuk agenda resmi FIFA.

Hal itu sudah berulangkali terjadi. Namun kali ini berbeda. Ia dapat kelonggaran dari klubnya.

Cukup lama berkarier di Eropa, Egy normalnya membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan karakter permainan di Indonesia. Namun, Pelatih Timnas U-22, Indra Sjafri tidak merasa khawatir.

"Saya rasa dia tidak kesulitan berada di sini, Egy kan memang sudah lama di Indonesia, dari umur setahun sampai 17 tahun. Dia baru malah di Eropa, jadi tidak ada masalah soal adaptasi," kata Indra jelang keberangkatan ke Negeri Tirai Bambu.

CFA International Football Tournament 2019 turnamen mini yang diikuti empat negara. Selain Indonesia dan China, ada juga Yordania dan Arab Saudi. Bisa dibilang walau hanya sebatas turnamen uji coba, kualitas lawan yang dihadapi Tim Garuda Muda lebih berat dibanding SEA Games 2019.

Di SEA Games 2019, Timnas Indonesia U-22 hanya akan menjajal sesama negara asal Asia Tenggara, yang secara kualitas permainan berimbang. Beda dengan turnamen CFA, China, Yordania, dan Arab Saudi negara-negara elite di persaingan sepak bola Asia.

Indra menyebut dirinya tak mau memberi beban berlebihan kepada Egy Maulana Vikri. Turnamen CFA disebutnya hanya jadi ajang coba-coba. Ia hanya ingin melihat perkembangan teknik para pemainnya. Urusan hasil akhir pertandingan nomor dua.

Buat sang mentor SEA Games 2019 adalah gol utama timnas asuhannya. Di ajang tersebut Timnas Indonesia U-22 ditarget PSSI menjadi juara. 

Sudah cukup lama Timnas Indonesia tak menikmati medali emas SEA Games. Terakhir Tim Merah-Putih jadi tim terbaik pada tahun 1991 lalu.

Sepakat dengan pelatihnya, Egy juga menyebut Timnas Indonesia U-22 wajib meraih medali emas di SEA Games 2019 Manila, Filipina.

Medali emas merupakan target yang selalu dicanangkan cabang olah raga sepak bola dalam setiap pagelaran SEA Games.

Karena itu Egy Maulana sadar di SEA Games tahun ini masyarakat Indonesia akan kembali mengharapkan prestasi dari Timnas Indonesia U-23. Pada gelaran SEA Games terakhir di Kuala Lumpur 2017 lalu, Skuat Garuda harus puas dengan raihan medali perunggu.

"Emas di SEA Games 2019 harga mati. Biar orang tahu kami bisa raih prestasi. Semua orang berharap banyak dari kami, tentu itu jadi beban. Tetapi [tergantung] bagaimana kami bisa saling merangkul dan kerja keras, nanti Allah bantu," kata Egy usai latihan di Lapangan C Senayan, Kamis (3/10) pagi.

Egy Maulana mengaku optimistis Timnas Indonesia U-23 kali ini bisa membawa pulang medali emas. Indonesia terakhir kali meraih emas di SEA Games pada 1991 di Filipina usai menang 4-3 atas Thailand melalui adu penalti.

Egy Maulana Vikri menilai Timnas Indonesia U-22 perlu fokus pada setiap pertandingan SEA Games.Egy Maulana menilai Timnas Indonesia U-23 perlu fokus pada setiap pertandingan SEA Games.

 

2 dari 4 halaman

Terbiasa dengan Sistem Permainan

Pemain Timnas Indonesia U-23, Egy Maulana, mendapat arahan dari asisten pelatih, Nova Arianto, saat latihan jelang SEA Games 2019 di Lapangan ABC, Kamis (3/10). Latihan ini Timnas fokus dalam memperbaiki taktik dalam bertahan. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Egy Maulana menilai Timnas Indonesia U-23 perlu fokus pada setiap pertandingan di fase grup. Undian untuk cabang sepak bola baru akan digelar panitia Filipina SEA Games Organizing Committee (PHISGOC) pada 15 Oktober mendatang.

"Lawan siapa saja asal yang penting kerja keras di setiap pertandingannya. Pokoknya semua pemain targetnya harus juara. Untuk menuju ke sana harus dihadapi satu per satu lawannya," ujar pemain 19 tahun itu.

Kembali bergabung dengan Timnas Indonesia U-22, Egy Maulana mengaku tidak ada kendala saat beradaptasi dengan cuaca atau dengan pola adaptasi dengan pemain lainnya. Menurutnya, cuaca di Polandia tidak jauh berbeda dengan Indonesia saat ini.

"Tidak beda karena musim di sana sama dengan di Indonesia. Musim panas di Polandia mengerikan, sama saja dengan di Indonesia. Makanya saya bilang tidak masalah. Kalau jet lag wajar jika saya merasakan karena jam tidur di Polandia dengan Indonesia berbeda," ucap Egy.

Soal adaptasi dengan pemain lain Egy mengaku tidak memerlukannya, karena sebagian besar pemain yang ada pernah main bareng dengan dirinya. Ia sudah benar-benar fasih dengan strategi racikan Indra Sjafri.

3 dari 4 halaman

Semestinya Membela Timnas Indonesia Level Senior

Pemain Timnas Indonesia U-23, Egy Maulana, berebut bola dengan Rifad Marasabessy saat latihan jelang SEA Games 2019 di Lapangan ABC, Senayan, Kamis (3/10). Latihan kali ini Timnas fokus dalam memperbaiki taktik dalam bertahan. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Dengan kualitas teknik yang mumpuni ditambah bekal pengamanan berkiprah di kompetisi Benua Biru, Egy bisa dibilang sebagai wonderkid Indonesia. Di usia yang memasuki 19 tahun (kelahiran 7 Juli 2000), ia dinilai sudah pantas naik kelas ke level Timnas Indonesia senior.

Nama Egy sudah mendunia saat Timnas Indonesia U-19 melawan Brasil U-20 pada Turnamen Toulon  pada 1 Juni 2017. Penampilannya yang memukau pada turnamen itu menghasilkan perhargaan baginya sebagai Breakthrough Player of the 2017 Toulon Tournament.

Tak dipanggilnya Egy Maulana Vikri ke timnas senior Indonesia ternyata turut mendapat sorotan dari media Thailand, Siamsport. Bahkan, mereka merasa bingung mengapa sang pemain tak mendapat tempat di skuat Merah-Putih.

Pada bulan Oktober ini Timnas Indonesia menjalani dua laga Kualifikasi Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 melawan Uni Emirat Arab dan Vietnam. Pelatih Tim Garuda, Simon McMenemy telah memanggil 25 pemain.

Menariknya, dari 25 nama ada dua pemain yang berkiprah di luar negeri, yakni Yanto Basna (Sukhothai FC) dan Saddil Ramdani (Pahang FA). Namun tak ada nama Egy yang notabene kini sedang merumput bersama Lechia Gdansk di kompetisi kasta tertinggi Liga Polandia.

Egy pun saat ini masuk ke dalam skuat Timnas Indonesia U-23 asuhan Indra Sjafri. Pemuda asal Medan itu bakal dipersiapkan untuk ajang SEA Games 2019 di Manila, Filipina.

"Pelatih asal Skotlandia (Simon McMenemy) telah mengumumkan 25 pemain. Sebagian besar dari mereka sama dari dua pertandingan pertama,'' demikian pernyataan resmi Siamsport.

''Menariknya, di kepelatihan Simon McMenemy, masih tanpa bintang Indonesia yang sedang bersinar, Egy Maulana (19 tahun), yang telah bermain di liga papan atas Polandia bersama Lechia Gdansk."

Ya, pilihan tak melibatkan Egy di Timnas Indonesia level senior sebuah pilihan realistis. Sang gelandang serang tenaganya amat dibutuhkan oleh Timnas Indonesia U-22 buat kepentingan SEA Games. Fokusnya diharapkan tidak terganggu.

 

4 dari 4 halaman

Fakta Menarik soal Egy Maulana

Striker Timnas Indonesia, Egy Maulana, kesakitan saat melawan UEA pada laga AFC U-19 Championship di SUGBK, Jakarta, Selasa (24/10). Indonesia menang 1-0 atas UEA. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)
  • Egy Maulana Vikri selalu jadi pilihan utama di timnas usia dini, Indonesia U-14, Indonesia U-16, Indonesia U-19, dan kini Indonesia U-22.
  • Dia melakukan debut dan gol pertamanya untuk Indonesia U-16 dalam pertandingan persahabatan melawan Vietnam U-16 pada Desember 2014,satu tahun sebelum skorsing FIFA Indonesia. Sang gelandang serang mencetak dua gol dalam pertandingan persahabatan melawan Jepang U-16 pada April 2015.
  • Egy Maulana melakukan debut untuk Indonesia U-19 di Turnamen Toulon 2017 pada 1 Juni 2017 melawan Brasil U-20. Penampilannya yang mengesankan di turnamen membuatnya mendapatkan Pemain Terobosan dari Turnamen.
  • Ia melakukan debutnya untuk Indonesia U-22 dalam pertandingan persahabatan melawan Suriah U-23 pada 16 November 2017 di mana ia tampil sebagai pemain pengganti.
  • Egy melakukan debut untuk tim nasional senior Indonesia pada 2 Desember 2017, juga datang sebagai pengganti dalam kemenangan 4-0 atas Brunei di Piala Tsunami Solidaritas Dunia Aceh 2017.